[28] Sick

4.7K 315 27
                                    

"Mom sama Dad kemana?"

Enola celingukan kesana kemari setiba di ruang makan, suasana nya sangat hening karena memang hanya ada Brian dan Bibi di sana.

Sekolah libur selama 3 hari, alhasil Enola bersantai di rumah saja.

"Mereka pergi," balas Brian.

"Oh iya!" seru Enola seraya menepuk kening pelan.

Sekejap Enola lupa jika Kenan dan Zoya memang akan pergi keluar hari ini, padahal semalam Kenan sudah memberitahu dirinya, tapi saat pagi Enola lupa.

Brian yang sedang duduk di kursi melirik ke arah gendongan Enola, Ia berdecak sebal tak kala matanya bertatapan dengan Kucing garong yang sangat Ia tidak sukai, bisa-bisa nya kucing tersebut di gendong penuh kelembutan oleh Enola, pikirnya.

"Duduk," titah Brian.

Menuruti perintah Brian, Enola segera duduk di tempatnya, yaitu berhadapan dengan Brian.

Salah satu alis Brian terangkat menyadari jika Enola tetap menggendong kucing garong, padahal harusnya mereka makan dengan tenang tanpa ada hewan diantara mereka.

Menyadari tatapan maut yang dilayangkan oleh Brian, Bibi segera menghampiri Enola.

"Non, sini biar Bibi kasih makan Lulu nya," kata Bibi ramah.

"Ahh iya, makasih banyak Bi."

Enola tersenyum cerah sembari menyerahkan Lulu, tak lupa Ia mengelus bulu lebat Lulu kemudian mengecup kucing tersebut beberapa kali.

Hal tersebut mampu membuat Brian menampilkan wajah dingin, kedua tangannya nampak memegang gelas berisi jus apel erat dengan tatapan fokus, seolah sedang memikirkan rencana-rencana jahat untuk menjauhkan Lulu dari Enola.

Sudah Brian duga, kucing garong itu akan menjadi masalah untuknya.

"Kakak kenapa?"

Kening Enola mengerut heran, Brian tak terlihat baik-baik saja bahkan terkesan sedang kesal. Padahal ini masih pagi, apakah sudah ada sesuatu yang membuat Brian kesal? pikir Enola.

Sekarang Enola sudah terbiasa dengan raut wajah tak menyenangkan Brian, Ia mengerti jika Brian itu tipe orang yang mudah kesal, marah dan emosian, alias tempramental.

"Makan," titah Brian singkat.

Setelah memberi perintah, Brian melanjutkan makan begitu pula dengan Enola, Ia mulai mengambil beberapa makanan kemudian mulai sarapan.

Uhukkk....uhukkk....

"Kakak kenapa?"

Saat selesai makan, Enola dikejutkan dengan suara batuk yang berasal dari orang di depannya, tanpa buang waktu Enola segera berdiri kemudian menyodorkan air putih kepada Brian yang batuk-batuk.

Mimik wajah Enola terlihat sangat khawatir, tak lupa Ia pun menepuk-nepuk punggung Brian lembut berharap batuk nya mereda.

Uhukkk....

Brian meminum air putih yang diberikan Enola sampai habis, lalu batuk nya pun berhenti, tapi wajahnya merah, mungkin efek dari batuk tadi.

"Ehh, kok badan Kakak anget? Kakak sakit?" seru Enola panik.

Saat menyentuh kening Brian untuk mengelap keringat yang mengalir, Enola dikejutkan dengan suhu tubuh Brian yang lumayan tinggi, bisa di bilang demam. Buru-buru Enola menangkup kedua pipi Brian lalu membawa wajah tampan itu untuk bertatapan.

"Kakak sakit ya!"

Berbeda dengan Enola yang heboh karena panik, Brian malah terdiam mematung.

Tangan Enola di pipinya memberi efek yang sangat besar kepada Brian, terbukti dengan dirinya yang tiba-tiba mematung bahkan otak nya tidak bisa berpikir beberapa saat.

ENOLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang