Sejak kemarin para karyawan bekerja sama menghias ruangan kantor untuk merayakan ulang tahun Naya. Bahkan Wisnu ikut datang dan membantu dengan sukarela. Semuanya bekerja sama memasang pita dan balon diseluruh penjuru tempat. Kue ulang tahun yang Arjuna pesan sudah berada ditempatnya lengkap dengan lilin bertuliskan angka dua puluh empat. Ada juga beberapa hidangan pemanis yang telah tersedia untuk disantap bersama-sama.
"Naya udah sampai parkiran!!" Teriak salah seorang yang ditugaskan untuk memantau kedatangan Naya.
Seketika situasi jadi ricuh dan heboh. Semuanya langsung mempercepat langkah mereka dan menyelesaikan tugas masing-masing sesegera mungkin. Lilin dinyalakan dan beberapa ada yang bersiap disamping pintu lift untuk menyambut Naya menggunakan confeti yang telah tersedia. Lift mulai naik menuju lantai mereka, selang beberapa saat kemudian pintu lift terbuka dan menampilkan sosok Naya berdiri didalamnya.
"Happy Birthday!!" Teriak semua orang bersorak.
Confeti warna-warni diledakkan tepat setelah Naya melangkahkan kakinya kedalam kantor. Semua menghampiri Naya yang masih membatu didepan pintu lift. Tidak percaya dengan perlakuan spesial yang ia terima dari rekan-rekan kerjanya. Semua orang menyanyikan lagu selamat ulang tahun diiringi gitar oleh Wisnu sementara Arjuna berjalan mendekat sambil membawa kue yang lilinnya sudah menyala.
Naya tersenyum bahagia dan ikut serta bernyanyi untuk dirinya. Setelah lagu habis dinyanyikan, Naya pun meniup lilin dan disambut tepuk tangan yang meriah oleh semua. Ada setetes air mata mengalir dipipinya namun dengan cepat Naya menyekanya agar tidak ada orang yang melihat dirinya menangis dihari bahagia ini.
"Selamat ulang tahun, Kanaya Pratesha Putri." Ucap Arjuna dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya.
"Terima kasih, pak."
Wisnu dan Restu memberikan Naya pelukkan hangat sekaligus memberikan orang yang sedang berulang tahun itu hadiah. Namun saat Arjuna yang berniat memberikan Naya sebuah pelukkan, Naya melangkah mundur seolah menolak perlakuan Arjuna terhadapnya.
"Gimana kalau kita potong kue aja, laper nih. Nggak sempat sarapan dirumah." Kata Naya mencoba menghindar dari Arjuna.
Naya bersama para karyawan yang lain bersama pergi untuk melanjutkan sesi potong kue meninggalkan Arjuna yang terpaku dibelakang sana. Bersama dengan Wisnu dan Restu, mereka seakan menyadari ada perubahan sikap dari diri Naya. Dan sepertinya Arjuna juga dapat merasakan perubahan yang terjadi kepada Naya.
"Naya kenapa nggak mau dipeluk sama kamu? Apa kamu ada buat salah sampai dia menghindar?" Tanya Wisnu dan dengan cepat dibalas gelengan oleh Arjuna.
"Mungkin dia lagi pms, makanya mood nya kadang naik kadang turun. Nggak usah dipikirin, mending sekarang kita nikmati pestanya." Kata Restu menimpali.
Restu ikut nimbrung begitu pula dengan Wisnu dan Arjuna yang berhasil dibujuk oleh Wisnu untuk ikut menghampiri yang lainnya. Mereka semua menikmati pesta hari ini. Dan beberapa menit kemudian, kue dan beberapa makanan yang tadi ada diatas meja ludes seketika. Arjuna melirik ke arah Naya yang sedang duduk sendirian dimeja nya.
"Kanaya."
Sontak Naya berdiri setelah mendengar Arjuna memanggil. Arjuna melihat tidak ada sedikitpun kebahagiaan yang terpancar dari wajah Naya walaupun hari ini dia sedang berulang tahun. Arjuna curiga kalau Naya sedang ada masalah dan mencoba untuk menyembunyikan nya dengan senyuman.
"Kamu ba--"
"Ada hal penting yang mau saya bicarakan sama bapak. Apa boleh kita bicara berdua aja?" Potong Naya.
Arjuna tersentak saat Naya memotong perkataannya. Namun setelahnya Arjuna mengiyakan pertanyaan Naya dan mengikuti Naya yang pergi ke tempat yang lebih sepi untuk membicarakan hal yang katanya penting. Untuk sesaat Arjuna dan Naya hanya berbagi keheningan. Arjuna masih setia menunggu namun disisi lain Naya meragukan keputusan nya.
"Hal penting apa yang mau kamu bicarakan dengan saya?" Tanya Arjuna memecah keheningan.
Naya tidak merespon. Tapi dia mulai mengorek-ngorek isi tasnya kemudian mengeluarkan sesuatu yang langsung Naya serahkan kepada Arjuna.
"Saya mau resign." Cetus Naya sambil menyerahkan amplop yang berisi surat pengunduran dirinya.
Arjuna terbelalak, ia terkejut sejadinya sesudah mendengar pernyataan Naya bahwa ia ingin berhenti bekerja dengannya. Tampaknya Naya serius dengan perkataannya bahkan dia sampai menulis surat pengunduran diri untuk diberikan kepada Arjuna. Arjuna tidak tahu apa alasan yang mendasari pengunduran diri Naya yang mendadak ini karena yang ia tahu Naya kini sedang membutuhkan uang untuk membayar hutangnya kepada renternir.
Naya bahkan samapi nekat menyamar agar dirinya dapat diterima bekerja sebagai asisten pribadi Arjuna. Namun Arjuna masih tidak paham dengan keputusan Naya yang tiba-tiba ini.
"Maaf mendadak." Ucap Naya.
"Tapi kenapa? Kenapa kamu mendadak mau resign?" Tanya Arjuna penuh rasa penasaran.
"Saya udah nggak bisa bekerja sebagai asisten bapak. Saya mau mengembangkan potensi yang saya punya dan tempatnya bukan disini." Sahut Naya tanpa menatap mata Arjuna.
Arjuna menerima surat Naya dengan berat hati. Ia membuka amplop dan membaca isinya.
"Terima kasih karena sudah menerima saya bekerja disini dan juga sudah mengajari saya banyak hal, saya belajar banyak dari bapak. Kalau begitu saya permisi. " ucap Naya sebelum akhirnya melenggang pergi.
Naya berlari melewati kerumunan karyawan yang masih asik makan dan mengobrol. Mereka semua kebingungan melihat Naya yang tiba-tiba pergi tanpa memberi tahu apa-apa. Namun yang mengejutkan mereka adalah Arjuna yang berlari berusaha menyusul Naya yang pergi.
"Arjuna!!" Panggil Wisnu.
Wisnu tidak mendapat jawaban tapi ia tidak sengaja menemukan kertas yang sempat Arjuna pegang kini terjatuh dilantai dan Wisnupun memungutnya. Bersama dengan Restu dan karyawan yang lain, mereka membaca tulisan yang terukir diatasnya. Sontak semuanya terkejut setelah mengetahui isinya.
"Resign?!" Pekik Wisnu dan Restu serempak.
Sementara itu Arjuna tidak berhasil menyusul Naya yang sudah lebih dulu masuk kedalam lift dan turun kelantai dasar. Arjuna berniat mengejar Naya lewat tangga darurat namun pintu nya masih terkunci dengan rapat. Disana Arjuna benar-benar frustasi mendapati fakta bahwa ia gagal menggapai Naya dan mencegah kepergiannya.
Disisi lain, Naya menangis sejadinya didalam lift. Dia tidak menyadari perasaan nya terhadap Arjuna selama ini. Naya pikir perasaanya terhadap Arjuna hanyalah sebuah rasa kagum sebab Arjuna memperlihatkan sisi lain yang tidak pernah ia tunjukkan kepada orang lain sebelumnya. Namun dalam hal ini Naya salah besar. Bodohnya Naya karena tidak menyadari hal itu sedari awal. Jika saja sejak awal Naya sudah tahu, dia pasti lebih memilih untuk mundur daripada harus merasa sesakit ini karena pergi meninggalkan Arjuna.
Naya tidak pernah menyangka kalau dihari ulang tahun nya dia akan mendapat hadiah yang begitu menyakitkan. Pergi meninggalkan orang yang ia cintai tanpa penjelasan. Naya tertawa mendapati dirinya kini menjadi orang yang sama seperti orang yang telah menyakitinya bertahun-tahun lalu. Jika memang akan sesakit ini rasanya, mengapa Tuhan membiarkan Naya jatuh cinta kepada Arjuna yang merupakan orang yang tidak seharusnya dia cintai.
Jatuh cinta tidak salah tapi memberikan cinta kepada seseorang yang tidak seharusnya lah yang salah.
To Be Continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naya Arjuna
Storie d'amoreNaya senang sekali karena dapat mewujudkan mimpinya untuk berkuliah diluar negeri. Namun belum genap setahun dia pergi dari tanah air tercinta untuk menuntut ilmu, Naya harus terpaksa melepaskan kesempatan emas itu sebab mendapat kabar bahwa ayahnya...