Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TAWA keluar dari bibirmu melihat wajah Rimuru yang pucat pasi. Tanganmu yang tertutup oleh lengan kimono bersentuhan dengan punggung tangannya sebelum mengaitkan jari kelingkingmu dengannya.
"Kau tadi sudah memutuskan untuk percaya padaku bukan?" Kamu berbisik kepadanya ketika kepalamu sedikit turun ke bawah yang membuat helaian suraimu terjatuh.
Tubuhnya yang tegang kontras dengan alisnya yang menyatu di wajahnya, iris mata emasnya menelisik sekitar sebelum bertatapan denganmu.
"Ya .." Bahunya menurun menunjukkan dirinya sedikit bersantai, jemari kelingkingnya melilit kembali jemarimu. "Terserah padamu."
Begitu mudahnya kah dirimu meyakinkan monster satu ini? Kelopak matamu berkedip dan memutar kepalamu untuk melihat kerumunan yang menyaksikan peristiwa di depan mata mereka.
"Kiore, satu-satunya monster yang tersisa dari Ras Chiropteraakan bergabung bersama kalian. Mohon sambutlah dengan baik."
Berbagai ekspresi menyambut mereka, terlebih banyak dari itu mengerutkan alis dan bibir terhadap pemberitahuan ini. Para Kijin saling bertatapan sebelum mengangguk, menerima apapun keputusan yang dibuat oleh pemimpin mereka.
Tanaman merambat yang melilit tubuh Kiore terlepas dengan perlahan dan masuk kembali ke dalam tanah menyisakan dirinya yang berdiri di depan Rimuru. Posturnya tetap tegang dan gemetar tidak beraturan, kedua tangannya terkepal di samping badannya dengan keringat bercucuran.
Mungkin Kiore memang bereaksi berlebihan. Tapi siapa juga yang tidak gemetar ketika dirinya dipandang dengan tajam oleh pemimpin yang akan menjadi tuannya walau bukan tuan utama?
Tepukan di atas kepalanya menyadarkan lamunan Kiore, "Selamat datang, Kiore." Hanya butuh tiga kata dari suara yang cukup akrab memudarkan ketegangan dirinya. Postur tubuhnya menjadi rileks dan kedutan di alisnya memudar.
"Selamat bergabung juga, teman-teman!"
"Terimakasih, [Nama]-sama! "
Jemarimu menarik sedikit tangannya sebelum membawa Rimuru untuk duduk kembali ke atas pohon kayu yang di buat menjadi kursi. Sudut bibirnya terangkat dengan ragu sebelum dengan tulus tersenyum kembali.
"Melihat hal ini, aku berpikir bagaimana cara kita memiliki konsumsi yang lebih untuk monster sebanyak ini?"
Menambah 15 ribu Orc di dalam desa bukanlah hal yang sesederhana itu, biaya konsumsi dan produksi jugalah harus di pikirkan. Memang kalian sudah menerima Ras Orc untuk masuk ke dalam desa, tapi sekarang kalian harus memikirkan bagaimana cara memberi makan sekaligus membuat diri kalian tetap bisa makan bersama dengan 15 ribu Orc.
Para Monster yang hadir di dalam pertemuan ini terdiam begitu lama agar dapat menemukan solusi yang tepat untuk permasalahan ini. Jika menyebarkan mereka semua ke berbagai wilayah untuk mencari pasokan makanan pun, pada akhirnya akan tetap bermasalah.