BISMILLAH
HAPPY READINGGemerlap bintang menghiasi angkasa di malam hari. Tata letak saling bertautan membentuk gugus bintang yang digemari makhluk bentala. Angin sepoi-sepoi menyuruk dari sela-sela jendela kamar, menggoyang-goyangkan helai demi helai rambut penghuni kamar. Tak terganggu sama sekali, tangannya masih bergelut dengan selembar kain strimin dan jarum berbenang sulam panjang. Menyelesaikan tiap-tiap barisnya dengan jenis tusuk yang berbeda-beda. Diawali dengan tusuk jelujur, dan yang dikerjakan sekarang adalah tusuk tikam jejak sebagai penutup tugasnya malam ini. Untuk menandai miliknya, Kumara menjahit sebuah kertas bertuliskan nama dan kelasnya di ujung kain menggunakan tusuk jelujur.
Dengan ini, tugas Tata Busananya sudah selesai, dan sang gadis bisa langsung tidur setelah sedari tadi kantuk tak berhenti menyerangnya. Rutinitasnya sebelum tidur tak lupa dilaksanakan. Menyabet-nyabet kasur sembari membaca, "BismillahiAllahuakbar." Lalu duduk menghadap kiblat dan membaca surah al-ikhlas 3×, al-falaq, an-nas, al-fatihah, dan ayat kursi. Juga berzikir istighfar, sholawat, dan bacaan zikir lainnya masing-masing tiga kali. Yang terakhir ia membaca doa sebelum tidur sekaligus berdoa agar dibangunkan lebih pagi. Semua ini dilakukannya agar terhindar dari gangguan syaiton ketika tidur, salah satu gangguannya ialah mimpi buruk.
Ayam jantan berkokok saling bersautan, menandakan fajar mulai menyingsing. Suasana pagi sangat nyaman untuk bersantai. Ayah Kumara menikmati kopi panas di teras, ditemani oleh ayam jantan tetangga yang mangkring di atas pagar rumah, juga Muku yang sudah siap sedia menerkam ayam jantan itu.
"Main sama ayam boleh, tapi jangan kau bunuh, Muku!"
"Meow ...."
"Kucing sekecil itu paling cuma bisa nyabut bulunya doang," sahut Kumara dari balik pintu.
Sang putri keluar dengan pakaian yang sudah rapi sembari menenteng sepatu dan tas. Tak lama sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan rumah.
"Siapa tuh?" Tanya sang ayah.
"Kinara," jawab Kumara.
Tadi pagi Kinara memang menelpon Kumara, memaksanya untuk sharelok segera. Dan sampai lah sekarang di depan rumahnya meski sempat salah gang. Maklum saja, supir baru Kinara buta map.
Pintu mobil terbuka dari dalam. Sesosok yang sangat familiar turun dan bertegur sapa dengan sang ayah sejenak. Mereka pun berpamitan supaya bisa sampai ke sekolah tepat waktu. Di dalam mobil, mereka menikmati suasana alam yang asri. Kinara meminta supir untuk memelankan laju kendaraan sebelumnya.
"Tugasmu dah jadi belum?"
Kumara mengeluarkan kain yang dikerjakan semalam. Terlihat sempurna, harapannya semoga benar semua.
"Udah jadi."
"Wah, ajarin dong!" Pinta Kinara.
"Di buku kan ada."
"Alah, di buku mana jelas kalau ga dipraktekin," keluh Kinara.
"Ya udah, sini aku contohin dikit, ntar kamu lanjutin."
Kinara mengeluarkan kain serupa dengan milik Kumara, juga benang dan jarumnya. Melihat miliknya, Kumara menggelengkan kepala. Tugas sudah dua pekan tapi belum dikerjakan sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR INSAN
Teen FictionKumara, seorang gadis biasa yang hanya tinggal bersama seorang ayah. Ditinggal ibu tersayang karena sebuah kemalangan. Sang gadis ditakdirkan tidak dapat menyentuh lelaki mana pun yang tidak memiliki hubungan darah. Lelaki yang menyentuhnya, mengaki...