Part:5

34.1K 4.2K 238
                                    

Double Up nih, makanya jangan lupa Vote and komennya ya...
....

Aland dan Azka sekarang dalam perjalanan pulang ke mansion, selama perjalanan suasana hening, tidak ada yang membuka pembicaraan dari tadi.

Azka memeluk abangnya itu memberikan kehangatan, karena bisa-bisanya abangnya itu malah memberikan jaketnya padanya, apalagi cuaca sangat dingin malam ini karena sehabis hujan.

Aland memarkirkan motor Azka di garasi dan menghela nafasnya pelan, kemudian tersenyum melihat kebelakang.

"Udah nyampe, mau sampai kapan lo meluk gue" ucap Aland membuat Azka langsung menatap ke arahnya.

"Ahh udah nyampe ya bang hehe" cengir Azka dan turun dari motor itu kemudian menguap karena sebenarnya dia sudah mengantuk dan bahkan hampir tidur selama perjalanan tadi.

"Hmm, lo istirahat sana" ucap Aland dan merangkul Azka memasuki mansion kediaman Oliver itu.

"Bagus baru pulang sekarang" Aland menghentikan langkahnya begitu juga Azka ketika mendengar suara berat itu, dan menatap sumber suara yang menatap mereka tajam

"Apa urusannya sama lo, kita pulang kapan pun lo nggak akan pedulikan" ucap Azka menatap Hendry tak kalah tajam

"AZKA" geram Hendry

"Kamu semakin membangkang, pasti karena anak sialan itu" ucap Hendry menatap tajam Aland. Sedangkan Aland hanya menghela nafasnya lelah karena drama dihadapannya sekarang, dia benar-benar hanya ingin istirahat.

"Ck lo nyalahin orang lain karena perbuatan lo sendiri, lo nggak nyadar apa gue kayak gini karena udah muak sama lo"

"Nggak usah urusin kita, urus aja kerjaan lo sana"

"Lo lebih sibuk dengan kerjaan lo kan sampai mengabaikan anak-anak lo"

"Ahh bukan, mungkin itu cuma berlaku buat gue dan bang Aland, jadi lakuin aja saja seperti dulu, nggak usah ngurusin kita" ucap Azka menarik tangan Aland menuju tangga.

"Azka" panggil Aland lembut melihat punggung Azka yang bergetar dan membawa Azka ke gendongannya.

"Stss nanti lo jatuh, menangis lah" ucap Aland pelan dan menyembunyikan wajah Azka di ceruk lehernya kemudian menatap Hendry yang tampak diam dan menatapnya tajam.

Aland tidak peduli, dia membawa Azka ke kamar milik Azka dan membaringkannya.

"Abang hiks"

"Gue nggak salah kan ngomong kayak gitu sama daddy tadi hiks"

"Kenapa perasaan gue sakit setelah mengatakan itu hiks" isak Azka memeluk Aland yang juga ikutan berbaring di samping Azka.

"Nggak, lo nggak salah kok"

"Apa yang lo bilang tadi benar"

"Perasaan lo itu sakit karena memang hati lo yang sudah terluka, jadi wajar saja" ucap Aland mengelus rambut belakang Azka

"Lo pasti selalu memendamnya sendirian selama ini" lanjut Aland mengecup singkat puncak kepala Azka membuat Azka diam dan menatap Aland dengan mata berkaca-kaca.

"Abang kenapa kuat banget hiks, perasaan gue bukan apa-apa dari pada abang"

"Padahal pasti perasaan abang jauh lebih terluka dari pada gue hiks" ucap Azka, Aland hanya menanggapi perkataan Azka dengan senyuman.

"Gue kuat karena lo, tujuan gue hidup dan bertahan karena lo"

"Jadi hanya melihat lo tersenyum, itu udah jadi kekuatan buat gue" ujar Aland membuat Azka melepaskan pelukannya dan menata Aland dengan tatapan tidak percaya.

Aland Leon O. (Pre ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang