Part:31

21.2K 2.8K 132
                                    

Vote and comment juseyo...
...

Aland tertawa mendengarkan perkataan Vano yang lebih tepatnya cicitan itu, tapi untung saja pendengaran Aland tajam jadi dia masih mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Vano.

"Ulangi lagi dong, gue nggak dengar" ujar Aland terkekeh pelan dan mengacak-acak rambut Vano.

"Lo pasti dengar dengan jelas, buktinya lo malah ngetawain gue" ujar Vano mencebikkan bibirnya kesal

"Nggak dengar seriusan, ulangi lagi dong, pendengaran gue agak terganggu nih"

"Lo ngomong yang jelas okay" ucap Aland menatap Vano dengan senyumanya. Vano mengangguk dan menghela nafasnya beberapa kali kemudian menatap Aland intens.

"Abang, makasih ya udah nolongin gue"

"Dan maafin perlakuan dan kata-kata gue yang selalu nyakitin lo selama ini" ujar Vano menatap Aland dengan mata berkaca-kaca.

Aland tersenyum tipis dan mengelus rambut Vano.

"Gapapa" ucap Aland membuat Vano menatapnya tidak percaya, bahkan air matanya sekarang sudah meluncur bebas karena dengan mudahnya Aland memaafkan dirinya.

"Lo terlalu baik bodoh, bego"

"Seharusnya lo marah dan balas gue, tapi dengan mudahnya lo bilang gapapa"

"Lo hiks, jangan terlalu baik jadi orang bisa nggak sih hiks, gue udah nyakitin lo selama beberapa tahun loh hiks"

"Tapi dengan lo kayak gini malah bikin gue semakin merasa bersalah hiks"

Aland membawa Vano kedalam pelukannya dan mengelus rambut Vano. Aland hanya ingin mengabulkan permintaan Aland asli, untuk menjaga dan menyayangi adeknya.

Dan kalau misalnya suatu hari nanti mereka meminta maaf, Aland asli meminta Kenzi untuk memaafkannya, karena mau bagaimanapun Aland asli tidak pernah membenci adek-adeknya itu, mau bagaimanapun perlakuan mereka kepada Aland asli.

"Lah malah bagus dong kalau lo semakin merasa bersalah, itu artinya lo benar-benar menyesal"

"Dan lo selalu ingat kesalahan lo sama  gue, dan dihantui rasa bersalah haha" tawa Aland mengacak-acak rambut Vano

"Hiks gue nyesel bilang lo baik tadi, jahat juga lo Aland hiks, tapi gue lebih jahat" ucap Vano memeluk Aland erat, Aland terkekeh pelan dan mengelus punggung Vano yang bergetar.

"Udah ah nangisnya, lo pasti seperti itu juga ada alasannya" ucap Aland tersenyum melepaskan pelukan mereka.

"Gue yakin, orang yang melakukan kesalahan atau berbuat jahat sekecilpun pasti memeliki alasan kenapa dia melakukan itu, sama juga kayak lo" ujar Aland menghapus air mata Vano.

"Dan lo bisa kan cerita sama gue kenapa lo sampai benci sama gue, supaya gue tau letak kesalahan gue dimana"

"Nggak mungkin kan cuma karena gue anak haram daddy lo" Lanjut Aland, Vano menggelengkan kepalanya dan menatap Aland sendu.

"Maafin gue, lo nggak pernah salah kok sama gue"

"Dari kecil gue iri sama lo karena mommy lebih sayang sama lo, apalagi ketika gue tau kalau lo bukan anak kandung mommy"

"Gue ngerasa nggak adil, gue ngerasa lo ngerebut mommy dari gue"

"Apalagi saat mommy meninggal, dia malah manggil nama lo dan khawatirin lo"

"Gue marah, gue iri dan tanpa tau alasan kenapa mommy kayak gitu, gue memilih benci sama lo" jelas Vano dan diangguki mengerti oleh Aland.

"Vino bilang sama gue kalau mommy ngelakuin itu, karena melindungi lo dari orang-orang yang ngehina lo"

Aland Leon O. (Pre ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang