Yeee double Up...
Seperti biasa vote dan komennya jangan lupa..
...Pagi-pagi sekali pintu kamar Aland sudah terbuka, Aland yang sedang menyiapkan buku mata pelajaran untuk hari ini langsung menatap seseorang yang memperhatikannya itu.
"Selamat pagi tuan Hendry" sapa Aland ramah dengan senyuman di wajahnya, walaupun dalam hatinya sedang menggerutu kesal..
Aland memang memutuskan menjadi anak penurut sekarang seperti yang keluarga Oliver inginkan, dan saat sampai waktunya dia berjanji untuk membalas perbuatan keluarga bajingan ini.
Yahh, walaupun Aland tidak yakin akan menang dari mereka, mengingat kekuasaan keluarga Oliver yang terpandang dan memiliki kekuatan yang besar dibandingan dirinya yang sekarang hanya siswa biasa.
Dari sana saja Aland sudah mengira siapa yang akan menang, Aland kalah dalam semuanya, butuh waktu yang lama untuk membalas mereka, tapi membalas mereka dalam hal apa?
Apa dia cukup hanya mengandalkan kemampuan hackernya pikirnya. Apalagi sekarang pergerakannya diawasi, terbukti dari CCTV yang dipasang di kamarnya.
Aland berdengus pelan melihat Hendry yang sudah hilang dari hadapannya, dilihatnya jam yang baru menunjukkan pukul 6 pagi, masih terlalu pagi buatnya untuk berangkat sekolah sekarang, apalagi badannya masih terasa sakit semua.
Aland menghela nafasnya kasar, dia akhirnya melangkah keluar dari kamarnya untuk berangkat ke sekolah karena tidak ingin bertemu dengan para iblis itu nantinya
"Aland" panggil seseorang membuat Aland menghentikan langkahnya mendengar suara yang familiar itu.
"Lucas" batin Aland menatap pemuda itu ramah. Dalam ingatan Aland, Lucas merupakan satu-satunya orang yang tidak pernah bermain tangan dengannya, Lucas hanya diam dan pergi saat dirinya disiksa oleh keluarga Oliver, bahkan dia tidak pernah berbicara dengan Aland sedikitpun.
Dan apa ini, kenapa pemuda ini repot-repot memanggilnya pikirnya.
"Ada yang bisa saya bantu tuan muda" ucap Aland tersenyum ramah menghampiri pintu kamar Lucas yang tepat berada di sampingnya.
Lucas memperhatikan Aland intens dan masuk lagi ke dalam kamarnya, tak berselang lama Lucas kembali dan melemparkan hoodie pada Aland.
"Pakai, luka lo keliatan" ujar Lucas
"Maaf" ucap Aland dan tanpa bantahan langsung memakai hoodie kebesaran milik Lucas.
"Lo mau ke sekolah sekarang?" Tanya Lucas dan diangguki oleh Aland.
"Nggak sarapan dulu?" Tanya Lucas lagi
"Tidak" jawab Aland
"Kalau tuan muda tidak butuh apapun dari saya, saya permisi berangkat ke sekolah sekarang" pamit Aland dan melangkah pergi setelah mendapat anggukan dari Lucas.
Lucas memperhatikan punggung rapuh Aland yang menuruti tangga mansion itu.
"Masih sakit, kenapa memaksa pergi ke sekolah" gumam Lucas melihat Aland yang sepertinya kesusahan berjalan.
"Kenapa juga gue kedengaran khawatir sama dia" Lucas mengangkat bahunya acuh dan masuk lagi ke kamarnya hendak bersiap-siap berangkat ke kampusnya.
Saat Aland melewati ruang keluarga, lagi-lagi dia bertemu Hendry, Bimo dan juga Haris, abangnya Hendry sekaligus papanya Lucas, Kevin dan juga Rafael.
"Apa besok gue harus berangkat lebih pagi lagi aja ya" batin Aland malas
"Selamat pagi tuan" sapa Aland akhirnya, dari pada mereka marah dan menganggap Aland tidak sopan, dan lagi-lagi dia dimarahi lagi. Aland sebisa mungkin saat ini menghindari masalah yang membuat mereka marah dan menyiksanya lagi, walaupun tidak ada sedikitpun tanggapan dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aland Leon O. (Pre ORDER)
Teen FictionHanya kisah seorang pemuda yang terlahir sebagai bungsu di keluarganya, malah bertransmigrasi ke raga Putra sulung yang ternyata kakak pertama tokoh Male Lead dari Novel yang dia baca. "Anjirlah, akhirnya gue jadi abang juga" "Nggak perlu lagi gue n...