Hy Aland kembali....
Jangan lupa vote and comment yaa..
......"Bang Aland" ujar Azka menghampiri Aland dan Hendry bersama Vino dan Vano di belakangnya.
"Lo kenapa belum pulang?" Tanya Aland melirik jam ditangannya
"Gue tadi mau ke tempat abang, tapi abangnya nggak ada" ujar Azka
"Ngapain?"
"Yaa mau main bang hehe" cengir Azka dan menatap Hendry dengan tatapan sinis
"Tuh orang ngapain abang?" Tanya Azka
"Ntahlah, lo pulang dulu sana"
"Gue juga mau istirahat, nanti gue kabarin lo" ucap Aland mengacak-acak rambut Azka dan menyalakan motornya.
"Aland, saya masih belum selesai berbicara dengan kamu" ujar Hendry tapi diacuhkan oleh Aland yang sudah menjauh dari mereka.
"Lo pasti ngomong aneh-aneh lagi kan sama bang Aland?" Tanya Azka memicingkan matanya menatap Hendry curiga.
"Lo ngomong sopan dikit napa, itu daddy lo" jengah Vano
"Gue nggak ngomong sama lo tuh, nggak usah ikut campur deh" sinis Azka
"Gue tentu saja ikut campur, karena lo nggak sopan sama orang tua sendiri" ujar Vano
"Ohhh" ujar Azka malas semakin membuat Vano kesal
"Sudahlah, karena kita sudah berkumpul di sini lebih baik kita makan bersama di restoran, bagaimana?" ujar Hendry
"Daddy jawab dulu, apa yang daddy bilang sama Bang Aland tadi?" Ujar Vino
"Bang Aland?" Beo Hendry
"Sejak kapan kamu menganggap Aland sebagai abang kamu?"
"Apa kamu sudah terkena pelet bocah itu juga?" Heran Hendry
"Tau tuh Dad, padahal gue juga udah bilang sama bang Vino"
"Tapi bisa-bisanya dia malah kayak Azka juga mau dekat sama dia, padahal mereka bahkan tidak peduli sama Si Aland itu dulu" adu Vano
"Dihh kalau lo nggak mau dekat sama bang Aland, nggak masalah buat gue"
"Nggak ada ruginya juga buat bang Aland, malah lo yang bakalan rugi" sinis Azka dengan tangan bersidekap dada.
Azka yakin kalau Vano berinteraksi secara baik-baik sama Aland, pasti Vano juga ingin dekat dengan Aland pikirnya, seperti Vino yang sudah menyadari betapa kerennya Aland sebagai abang yang baik buat mereka.
Tapi sekarang Azka tidak peduli, bahkan kalau boleh egois biarkan saja dirinya yang dekat dengan abangnya itu, dia tidak mau berbagi kehangatan Aland dengan abang kembarnya.
"Gue nggak bakalan rugi" ujar Vano, Azka mengangkat bahunya acuh dan menatap Hendry lagi yang tampak diam memperhatikan mereka, entah apa yang dipikirkan pria bajingan itu sekarang, pikirnya.
"Yuk pulang bang Vino, nanti bisa gue tanyain sama Bang Aland langsung" ajak Azka karena sudah terlalu malas melihat Hendry dan Vano itu.
"Nggak mau ke Restorant aja, daddy sedang Free hari ini" ujar Hendry lagi
"Nggak" tolak Azka dan beranjak pergi dari sana, menuju mobil Vino.
"Maaf dad, Vino juga nggak bisa"
"Kita makan di mansion aja" ujar Vino dan diangguki oleh Hendry
"Baiklah, sekarang kita pulang"...
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aland Leon O. (Pre ORDER)
Teen FictionHanya kisah seorang pemuda yang terlahir sebagai bungsu di keluarganya, malah bertransmigrasi ke raga Putra sulung yang ternyata kakak pertama tokoh Male Lead dari Novel yang dia baca. "Anjirlah, akhirnya gue jadi abang juga" "Nggak perlu lagi gue n...