20. PILIHAN [END]

441 14 2
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu, selamat membaca chapter terakhir. Semoga endingnya memuaskan 💗 Terimakasih sudah mampir.

Udah beli baju lebaran belum?

-

-

-

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Udah pulang?"

"Seperti yang abi lihat, alhamdulilah sekarang nggak telat walaupun nggak dijemput abang," jawan Fara tersenyum setelah berhasil memberikan sindiran pada Fatih.

"Maaf abang nggak bisa jemput kamu, Far. Tadi ada kelas tambahan, jadi abang nggak sempat." Fatih dengan kemeja dan sarung yang sudah terlilit di pinggangnya menghampiri Fara.

"Nggak apa-apa. Tadi Fara dianterin sama Aidan, terus katanya ada perlu sama abi, umi. Dia emangnya ada perlu apa?" Fara menyalami Nando dan Fatimah secara bergantian.

Mendengar ucapan Fara, Nando dan Fatimah terlihat saling menatap selama beberapa menit. "Ada pokoknya, sekarang kamu makan siang aja, ya? Umi udah siapkan tumis kangkung kesukaan kamu."

"Yaudah, deh. Fara ke kamar dulu, ya?"

Memilih beristirahat di kamarnya setelah melewati mata kuliah yang begitu memutar otak, Fara merebahkan dirinya diatas kasur. Ada baiknya ia menulis ulang materi yang disampaikan dosen tadi pagi daripada memikirkan urusan Aidan dengan kedua orang tuanya.

"Fara!"

"Iya, umi?"

"Itu ada Alia, katanya kamu disuruh ke asrama putri dulu."

Fara berangsur menurunkan diri dari kasur, ingin rasanya mengeluh karena baru saja beberapa menit yang lalu ia sampai di rumah dan merebahkan diri di atas kasur.

Sampai di teras rumah, terlihat Alia sedang menunggu. "Ada apa, Al? Aku baru aja pulang loh."

"Itu anu, katanya kamu mau dilamar ya? Aku penasaran," ucap Alia membuat Fara mengerutkan keningnya.

"Dilamar? Sama siapa?"

"Kamu nggak tau? Kemarin Ustadz Nando bilang di masjid, kalo anak perempuan satu-satunya bakal melangkahi Kakaknya, karena anak Ustadz Nando yang perempuan cuman kamu, jadi siapa lagi yang bentar lagi mau dilamar?"

"Ah masa sih? Dilamar sama siapa aku? Aku aja nggak pernah dideketin laki-laki," bantah Fara mengedikkan kedua bahunya.

Alia meraih tangan kanan Fara. "Jangan-jangan orang yang mau lamar kamu itu, orang yang selama ini kamu kenal. Dia secara diam-diam suka sama kamu," ucap Alia.

Fara melepaskan tangan Alia darinya, ia menggeleng menolak. "Ah, nggak. Masa sih? Aku nggak percaya ya, Al. Lagian kamu ke sini mau nanyain itu doang? Kata umi tadi kamu nyuruh aku ke asrama, bohong, ya? Hayo, dosa loh."

"Astaghfirullah, jangan suud'zon. Aku emang mau nyuruh kamu ke asrama setelah Isya nanti, jangan lupa datang. Ngomong-ngomong, semoga lamarannya lancar, ya? Tinggal tunggu nanti aku nyusul kamu," ucap Alia tertawa.

"Apa sih, Al."

"Yaudah, aku balik, ya? Dadahh!"

Fara memasuki kembali rumahnya, ada-ada saja yang Alia bicarakan. Dirinya dilamar? Oleh siapa? Dekat dengan laki-laki saja sudah ditatap tajam oleh Fatih dan Ayahnya.

Qisat Fara [END]Where stories live. Discover now