chapter 8' barudak blue lock

937 124 20
                                    

"Kau bukan kakak yang sama.."

"..KAKAK YANG AKAN BERBAGI MIMPI DENGANKU!!" Sambung rin

Kedua bola mata sae mengecil saat mendengar perkataan rin, namun meski begitu dia hanya diam tak bergeming

"Dasar membosankan.."

"..Rin, sepertinya kau belum menyadari kalau lapangan bola adalah medan tempur.."

"Maju."

"Hah?" Heran rin

"Kalau kau bisa mengalahkan ku
1 lawan 1 aku akan berbagi mimpi dengan mu lagi.."

"..Tapi kalau aku menang, mimpi kita akan berakhir disini."

.

.

.

setelah kejadian itu... hubungan kami menjadi semakin rengggang, bukan hanya hubungan kak sae dengan kak rin, tetapi denganku juga. kak rin yang biasanya akan pulang dan makan bersama saat makan malam, sekarang ia lebih memilih makan di luar dan latihan sampai larut malam.

Bahkan kurasa kepribadian kak rin juga ikut berubah, yang tadinya hangat, ceria, menjadi pendiam dan jadi sedikit lebih pemarah

karena alasan tersebut lah sekarang aku dan kak rin jarang mengobrol satu sama lain meskipun tinggal di satu atap yang sama.

Lalu pintu rumah terbuka dan menampilkan seorang remaja laki laki berusia 16 tahun berambut hijau tua.

"Tadaima."

"Okaeri, kak. Udh makan blm? Ayo sini kita makan bareng, hari ini aku mau masak omurice."

Dia sama sekali tidak menggubris perkataanku dan malah terus berjalan. Bahkan ia sama sekali tidak melirik ku.

Hampir setiap hari kak rin selalu begini membuatku merasa sedikit kesal sekaligus sedih.

Karena sudah muak dengan keadaan, sontak saja tangan ku langsung meraih tangan kak rin

"Kak... sampe Segitunya kak rin mau mengalahkan kak sae? Harus sampai setiap hari selalu pulang larut malam gitu? Perhatiin kondisi tubuh kakak juga dong"

"..."

"Dasar bocah bego. Kau tau apa hm? Kau pikir dengan menghentikanku seperti ini akan membuatku jadi luluh dan berhenti bermain sepak bola?"

"Tunggu, aku ngga bilang untuk berhenti bermain bola"

"Dengarkan ini dan simpan baik baik di memori mu itu bocah. Aku tidak akan berhenti bermain bola sampai aku bisa mengalahkan kak sae dan jangan mengganggu ku."

Ucapnya lalu menepis tanganku dan berjalan ke kamarnya di lantai 2.

"Akhh dasar keras kepala. Bukan itu maksudnya, aku hanya ingin kak rin
Lebih memperhatikan kondisi tubuhnya. Aku.. hanya ngga mau liat kak rin sakit.."

Sedih memang, apalagi jika diperlakukan seperti itu oleh kakak kandung yang dulu sangat menyayangiku. Tapi mau bagaimana lagi, apapun sifat kak rin dia tetap saja kakak kandungku.

Lalu aku pun memutuskan untuk memasakan makan malam untuk kak rin, karna kupikir sepertinya kak rin belum makan malam.

Soalnya aku tau jika kak rin sudah bermain apapun yang berkaitan dengan sepak bola ia pasti akan melupakan hal2 lain, seperti contohnya tidak makan sama sekali.

Tanpa berlama lama aku pun mulai memasak omurice spesial
untuk kak rin. Setelah jadi, tak lupa aku menambahkan saos khas omurice di atasnya.

Sebelum membawanya ke kamar kak rin aku mengambil susu coklat di kulkas untuk kak rin, siapa tau sekotak susu coklat bisa memulihkan energi kak rin kembali, semoga saja masih ada susu coklatnya di kulkas.

Itoshi siblings sister [oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang