chapter 13' rill mati?

921 125 35
                                    

?!?!

*deggg

Manik hijau rin langsung melebar, terkejut bukan main saat mendengar nama adik perempuannya disebutkan sebagai korban di dalam berita

"Tsumi!?!"

"Yatsumi san?!?" Teriak semua teman yatsumi secara bersamaan

di dalam kantin bukan hanya rin yang sangat terkejut, melainkan juga teman teman yatsumi.

Bahkan nagi yang tadi tertidur lelap di meja kantin langsung bangun dan menatap ke arah tv dengan tatapan shock.

"NGGAK NGGAK!!, INI PASTI NGGA MUNGKIN!!" Batin rin masih menatap tv dengan shock

Sontak rin langsung berlari keluar kantin dan pergi ke ruangan khusus ego dan anri memantau semua peserta, dengan masih menggenggam surat milik yatsumi.


*BRAKKK!!

"ANRII!!"

"MANA YATSUMI!?"

teriak rin menggelegar satu ruangan, membuat anri dan ego langsung terkejut dengan tindakan rin

Rin tidak bisa menerima fakta bahwa adiknya sudah tidak berada disini.

"A-apa maksudmu itoshi san?, bukankah sudah aku mengasih surat adikmu, tentang dia pergi ke german?.."

"BOHONG!!, KAU MENCOBA MEMBOHONGI KU KAN?!."

"TSUMI KELUAR LAH!!, JIKA KAU TIDAK KELUAR AKU AKAN MENGADOPSI ADIK BARU DAN MENGGANTIKANMU!!"

Teriak rin di satu ruangan itu, berharap adiknya hanya bercanda dengan surat itu dan masih berada disana.

Ego yang melihat perilaku rin menjadi emosi dan berjalan ke hadapan rin dengan muka seram khasnya.

"Kau tidak dengar ucapan dia?, adikmu sudah tidak berada di sini lagi"

"Dia. pergi. ke. german."

Surat yang dipegang rin menjadi semakin kusut karena genggaman rin yang semakin kuat, tangannya bergetar.

Rin menatap pria yang lebih tua darinya itu dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

semua emosi terlihat jelas di mata rin. Marah, sedih, shock, kecewa semua bercampur menjadi satu.

"Biarkan aku keluar dari gedung ini."

"Tidak.."

"..Aku tidak peduli dengan apa yang terjadi pada adikmu, dan kau tidak diizinkan meninggalkan gedung ini."

Rin menggertakan giginya setelah mendengar ucapan ego, lalu dia langsung menarik kerah baju pria yang lebih tua darinya itu dengan kuat.

"BIARKAN AKU KELUAR DASAR MATA EMPAT!!, AKU PERLU MELIHAT KONDISI ADIKKU YANG SEBENARNYA!!"

Bentak rin pada ego, sekarang ini dia benar benar sudah kehilangan ketenangan dalam dirinya karena panik.

Ego menatap datar ke arah rin.

"Tidak."

Anri saat ini hanya bisa diam, sejujurnya dia takut akan terjadi baku hantam antara dua pria berbeda umur itu.

Amarah rin kini semakin besar, tatapan matanya benar benar terlihat akan memukul ego kapan saja jika dia masih tidak diberikan izin untuk keluar gedung blue lock.

"Sudah ku bilang. Tidak ada yang boleh ke luar dari gedung ini."

Saat tangan rin terangkat dan hendak memukul ego, tiba tiba reo, nagi, dan seluruh tim z datang.

"IZINKAN DIA PERGI!!"

Teriak seluruh kumpulan orang orang itu, bahkan nagi juga ikut berteriak.
Namun ego masih tetap kekeh dalam pendiriannya, dan berkata tidak.

Melihat seluruh teman yatsumi yang membantu rin untuk pergi keluar dari gedung.

lalu anri pun memutuskan untuk membantu.

"ego -san, tolong biarkan itoshi san kel-"

"Aku akan mencabut semua sponsor mikage company jika kau tidak membiarkan dia pergi melihat adiknya"

Tiba tiba reo berbicara memotong ucapan anri, dan dia menatap tajam ke arah ego

"Reo?!"

Kaget rin saat melihat teman masa kecil adiknya berbicara seperti itu.

Ego menghela nafas.

"Hahh.. baiklah.., kau boleh pergi melihat apa yang sebenarnya terjadi pada adikmu itu."

.

.

.

.

"Hahh...hahh.."

Rin berusaha menetralkan nafasnya karena berlari saat dia tiba di bandara, di bandara terlihat ada banyak keluarga dari para korban kecelakan pesawat itu.

Banyak sekali yang menangis histeris karena diperlihatkan barang terakhir yang dipakai para korban, seperti kalung, gelang, maupun baju.

Rin pun mulai melangkahkan kakinya ke arah kerumunan tersebut, namun.

"..Rin?.."

Sang empu yang dipanggil namanya pun menoleh ke arah sumber suara.

"..nii san?!.."

Rin terkejut dengan keberadaan sae didepannya ini, mukanya perlahan berubah menjadi merah.

dan sorot matanya saat melihat sae terlihat marah dan kecewa, dia masih belum bisa melupakan tindakan sae yang tiba tiba merubah impiannya.

Namun sorot mata kecewa dan amarah yang ada di mata rin langsung berganti ketika melihat wajah sae terlihat sangat sedih dan seperti menyesal?.

"..kau tidak perlu ke sana rin.."

Ucapan sae tergantung, lalu dia mengambil barang dari sakunya dengan tangan yang gemetar dan menunjukannya pada rin.

"..aku.. aku..aku sudah mengambilnya.."

Mata rin kembali dibuat terkejut melihat barang yang di tunjukan oleh sae.

"Apa.. apa nii san sungguh percaya bahwa dia benar benar pergi?... APA KAU PERCAYA HANYA DENGAN MELIHAT BARANG INI HAH?!"

"..AKU TIDAK PERCAYA!! JIKA BELUM MELIHAT MAY-"

ucapan rin terpotong saat sae menarik tubuh adik laki lakinya yang lebih tinggi darinya itu ke dalan pelukannya.

".. kau.. tidak akan kuat.. jika harus melihat.. mayatnya.. langsung rin.. kita tidak akan kuat.."

Suara sae bergetar

Sae memeluk rin erat, air matanya mulai keluar perlahan dari matanya sambil menggenggam erat sebuah kalung berisikan foto mereka bertiga, dan sebuah kalung bertuliskan nama
Itoshi yatsumi.

Sang adik yang dipeluk kaget dengan pelukan tiba tiba kakaknya itu, namun dia sama sekali tak memberontak, dia memeluk kakakny balik, badannya bergetar, dan menangis.

Kedua itoshi itu sama sama menangis di bandara.













Anjay (tbc)



Sory chapter kli ini sedikit pendek ges

makasih yang udah mampirr
Bye byee see you later

Itoshi siblings sister [oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang