chapter 14' am i dreaming?

1K 119 40
                                    

*cklek

Bunyi pintu rumah itoshi terbuka, dan menampilkan sang anak sulung dan adiknya.

"Tadaima.."

Ucap mereka berdua bersamaan.


"..."

Hening, sama sekali tak ada orang di dalam rumah yang menyambut mereka pulang seperti biasanya, rumahnya terasa sangat dingin dan seperti tak ada kehidupan di dalamnya.

Sae pun langsung berjalan naik ke lantai dua rumah itu dan hendak masuk ke dalam kamarnya.

Rin yang melihat sae yang masih saja memasang muka datarnya seperti biasa dan sama sekali tak terlihat raut muka bersedih atau pun berduka atas meninggalnya adik bungsu mereka menjadi jengkel dan marah.

"NII -CHAN!!"

Sae yang mendengar namanya dipanggil oleh adiknya itu pun sontak langsung berhenti di tempat.

"Nani?"

Tanya sae dengan nada datar khasnya.

"apa apaan dengan 'nani' itu hah!?, apa kau tak merasa sedih!?"

"Hm?, sedih?, untuk apa?"

Mata rin langsung menyipit dan dahinya terlihat berkerut karena marah dengan respon sang kakak.

" 'Untuk apa sedih?'.. 'untuk apa?!' "

Rin mengulang perkataan kakaknya itu dengan amarah.

"KAU BUTA APA GIMANA HAH?!, YANG MENINGGAL ITU ADIK PEREMPUANMU!, ADIK KANDUNG KAU SENDIRI!!.."

"..DAN KAU TERLIHAT TAK PEDULI?! KAKAK MACAM APA KAU?!"

Kepala rin mendongkak ke atas untuk melihat kakaknya yang sedang berada di ujung atas tangga.

"..."

Sae terlihat diam untuk beberapa saat.

"Kau pikir apa aku harus terlihat menangis tragis dan sampai teriak teriak hanya karena yatsumi meninggal?, itu yang ada di pikiranmu?.."

Tanya sae, raut mukanya mulai terlihat sedikit jengkel dengan peryataan adik nya itu.

".. dengarkan ini, aku tak ingin menangis dan terlihat seperti orang bodoh hanya karena adik perempuanku meninggal"

"Mengerti?"

Sae pun langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa menunggu respon dari rin.

Sementara itu sang adik hanya bisa mengencangkan rahangnya marah.
Namun rin tak bisa berbuat apa apa, setelah beberapa detik  amarah rin tak kunjung padam.

akhirnya dia memutuskan untuk naik ke lantai dua lalu masuk ke kamarnya.

*BRAKK!!

Rin membanting pintu kamarnya dengan kencang, sampai sampai dinding sekitarnya bergetar.

setelah membanting pintu dengan keras, rin pun menyandarkan punggungnya ke pintu dan memegang kepalanya.

Lalu, saat rin hendak mengganti pakaian, rin pun menemukan surat dari yatsumi yang di tulis untuknya.

Rin memandang surat itu dengan mata kosong.

Tangannya pun bergetar saat memegang surat itu. Kemudian tanpa di duga sama sekali, mata rin mulai berair, dan air matanya pun jatuh dan membasahi surat itu.

"Maaf kan aku.. aku seharusnya tak membentak mu sebelumnya.., maaf.."

Batin rin menyesal dan masih saja terus terisak dan menangis.

Itoshi siblings sister [oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang