Hari ini dirumah besar bernuasa putih itu terasa sangat hampa. Syaqila kini tengah menyaksikan kartun kesukaan nya iya apa lagi jika bukan Dora. Syaqila sangat menunggu kabar dari suami nya, tapi Zidan meninggalkan handphone nya dirumah.
"Rumah terasa sangat sepi" ujar Syaqila dengan menyantap strawberry milik nya.
"Syaqila" panggil Nek. Mia sembari memberikan sebuah surat kepada Syaqila
"Apa ini Nek. Mia?" tanya Syaqila
"Ini surat, entah siapa yang mengirim nya" ujar Nek. Mia "kalo gitu Nek. Mia pergi ke dapur dulu masih banyak pekerjaan" Syaqila menganggukkan kepala nya
"Makasih Nek. Mia" ucap Syaqila sembari menatap amplop putih dengan bunga mawar dibelakang nya.
"Syaqila, saya harap surat ini secepatnya berada di tangan kamu. Saya hanya ingin memberitahu padamu bahwa saya mencintai mu setulus hati nya, meski kita tak bersama setidaknya cerita kita ada, Syaqila. Saya senang bisa kenal dan mencintaimu. Brayan" Syaqila membaca surat yang ia pegang, betapa kaget nya ia melihat nama Brayan di pinggir surat tersebut.
"Apa apaan ini? Apa dia tidak malu sudah memiliki istri dan anak masih berani nya berhubungan dengan mantan nya?" ujar Syaqila lalu meremas kertas sampai kertas itu menjadi kertas yang hancur. Melempar bunga mawar lalu menginjak nya.
Syaqila terus menatap bunga mawar yang ia injak lalu mengambil nya kembali. Menatap bunga mawar itu penuh makna.
"Saya harus membuangnya, jika Mas Zidan tau kalo Brayan masa lalu saya? Apa mereka akan masih berteman baik?" ucap Syaqila lalu dengan cepat membuang bunga mawar beserta surat yang ia terima.
•°°°•°°°•
"Zidan?" panggil Rey pelan, Zidan menatap kearah Rey "kenapa?" jawab Zidan sembari melihat ke kanan dan kek kiri
"Saya harap kita cepat pulang, entah kenapa perasaan saya kurang enak" ucap Rey
"Tenanglah, kita akan cepat selesai dengan tugas kita" ujar Zidan menenangkan
Dorr
Satu tembakan hampir mengenai lengan kanan Rey.
Dorr
Satu tembakan dari Zidan mengenai musuh nya.
"Kita harus cari persembunyian lain, disini udah gak aman" Zidan dan Rey berjalan dengan berbungkuk melewati baru batuan yang tinggi.
Dorr
Dorr
Dorr
Tembakan demi tembakan di arahkan ke arah bebatuan. Tapi dengan cepat Zidan dan Rey berhasil lari dari tempat mereka.
"Dimana kita menemukan mereka?" tanya Rey
"Menurut komandan mereka ada di belakang bukit, kita harus cepat menolong mereka" Ucap Zidan sembari menembak salah satu musuh yang bersembunyi di balik pohon
"Bidikan yang bagus" bisik Rey di telinga Zidan
"Zidan awas!!!" Teriak Rey
Dorr
"Zidannn!!!"
Prakkkk
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Ku Mas Zidan [END]
Short StorySaya Syaqila Putrinisa saya alumni pesantren,Al-Faqih, kembali nya saya dari pesantren membuat kerinduan yang mendalam hilang untuk keluarga, saya anak yang sejak kecil kehilangan sosok ayah dalam hidup saya, saya sendiri saja tidak tahu siapa ayah...