6. Mengunjungi Rumah Bunda

193 40 19
                                    

"Mas Zidan, ayo cepat saya udah siap" teriak Syaqila yang menunggu Zidan

"Sabar... Kamu masuk mobil dulu nanti saya kesana" jawab Zidan

"Ehem, jangan lama lama ya mas" Syaqila masuk mobil menunggu Zidan. Sementara Zidan tengah asik mencari buku nya

"Saya simpen dimana ya?" Zidan terus mencari buku yang ia cari "ini dia" Zidan mengambil buku yang bersampul cream nya buku itu merupakan buku diary nya. Zidan dengan cepat menulis sebuah cerita pendek. Zidan merupakan laki-laki yang selalu menulis di buku diary nya.

"Maaf saya lama" ucap Zidan dengan menyalakan mobil nya. Syaqila mengangguk pelan "gakpapa mas"

Di dalam mobil tidak ada yang membuka suara, hanya diam menatap jalan yang penuh dengan mobil dan motor. Syaqila tengah sibuk membaca novel nya, sementara Zidan fokus mengendarai mobil nya.

Drttt

Drttt

Syaqila menatap notifikasi handphone nya di atas tertulis nama bunda nya "bunda telfon? Ada apa ya?" Syaqila mengangkat telfon nya

"Assalamualaikum Syaqila" ucap Bunda dengan lembut

"Waalaikumsalam, kenapa bun?" tanya Syaqila

"Kamu jadi kesini kan?"

"Iya bunda, Syaqila sama Mas Zidan lagi di perjalanan menuju rumah bunda... Bunda tunggu aja ya" ujar Syaqila tersenyum dibalik handphone nya

"Yaudah kalo gitu, hati hati ya sayang... Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Syaqila mematikan handphone nya dan lanjut membaca buku novel favorit nya. Zidan menatap Syaqila di hatinya ingin sekali memegang tangan istri nya tapi itu tidak mungkin.

"Qila, kita mau beliin bunda oleh oleh apa?" tanya Zidan ya g baru ingat harus membawa oleh oleh kerumah mertua nya

"Mas Zidan jangan khawatir, saya udah siapin semua nya" jawab Syaqila. Zidan mengangguk

"Cowok fiksi emang idaman banget" ujar Syaqila yang salting setelah membaca novel romance.

"Cowok fiksi mu itu, gak seganteng saya Syaqila" ucap Zidan bangga pada dirinya. Syaqila tak bergeming menatap Zidan dengan menyipitkan mata nya

"Gak, cowo fiksi saya lebih ganteng" ucap Syaqila membenarkan

"Cowok fiksi mu itu cuman tokoh yang dibuat oleh penulis, tapi saya imam kamu. Sesempurna apapun cowok fiksi mu mereka gak nyata,memang nya disaat kamu membutuhkan mereka? Mereka ada? Gak Syaqila, mereka cuman tokoh yang dibuat penulis sesempurna mungkin" jelas Zidan membuat wajah Syaqila cemberut mendengar pernyataan yang padahal dirinya tidak ingin dengar

"Mas Zidan, meski mereka gak nyata tapi mereka berbeda dari cowok nyata" bantah Syaqila tak mau kalah

"Oh yaa? Seberbeda apa mereka? Beda karna gak nyata? Beda karna sangat sempurna? Saya lebih sempurna, suami kamu" Ujar Zidan tak mau kalah juga, tidak bisa menjawab Syaqila tak bergeming melanjutkan membaca novel nya. Sementara Zidan tersenyum senyum seakan akan bangga pada dirinya.

Syaqila mengetuk pintu rumah bunda "Assalamalaikum" ucap Syaqila dan Zidan bersamaan

"Waalaikumsalam" jawab bunda dari dalam rumah lalu membuka pintu, dengan cepat memeluk Syaqila "Syaqila... Bunda kangen sama kamu" ujar bunda Syaqila bahagia

"Iya bun"

"Ayo masuk" Zidan tersenyum sembari membawa banyak sekali oleh oleh yang sudah Syaqila siapkan untuk bunda kesayangan nya.

"Bunda, ini buat bunda" ujar Zidan "taruh saja di sana nak, biar bunda bereskan" jawab bunda Syaqila. Zidan tersenyum lalu mencium tangan bunda Syaqila.

"Kalian pasti letih? Lebih baik kalian istirahat. Bunda udah siapin kamar buat kalian" Syaqila mengangguk

"Makasih bunda, ayo mas" Zidan mengangguk lalu masuk ke kamar yang sudah disiapin bunda Syaqila untuk mereka.

"Mereka benar-benar serasi" gumam bunda Syaqila dengan tersenyum

"KAKAK SYAQILAAAAAAAAA" Teriak anak kecil yang berlari melewati bunda Syaqila lalu masuk ke kamar Syaqila

"Ehh, ada Vano? Kenapa?" tanya Syaqila yang melihat Vano menangis

"Kak Syaqila jahat, kakak gak mau ketemu sama Vano? Vano kam kangen kakak? Kakak juga udah lama gak main lagi sama Vano" anak kecil itu terus saja mengeluh tentang Syaqila, Syaqila tak bergeming terus mendengarkan anak kecil di depan nya. Zidan hanya memperhatikan sembari membereskan pakaian mereka ke dalam lemari.

"Kak ala, kangen kakak" sambung anak kecil berambut pendek "loh Ara juga disini?" tanya Syaqila

"Iya, kak ila gak mau main agi sama ala sama abang ano?" Ucap anak kecil dengan perkataan yang belum sempurna pengucapan nya. Zidan hanya tersenyum memperhatikan.

"Iya deh cill, kaka besok ajak main kalian. Tapi sekarang kakak mau istirahat kakak baru aja sampai dirumah" Vano dan Ara menggeleng secara bersamaan

"Vano sama dek Ara tidur disini sama kakak yaa?" rengek Vano, membuat Syaqila menatap Zidan. Zidan hanya mengangguk menyetujui.

"Boleh" jawab Syaqila membuat kedua nakal kecil itu berlompat lompat kesenengan.

Kini kedua anak itu tengah tidur bersama Syaqila, Zidan berjalan melangkah kearah Syaqila yang tengah tidur dengan pulas nya. Mencium lembut kening Syaqila.

"Saya beruntung menikahi kamu, Syaqila" ucap Zidan. Syaqila ternyata masih bangun, dirinya hanya berpura-pura tidur untuk membuat Vano dan Ara tertidur. Tidak ia sangka, Zidan mengatakan hal yang membuat jantung nya berdetak kencang.

Kini mereka berempat tidur di kasur tidak sempit karna kasur mereka cukup besar. Bunda Syaqila yang melihat hanya bisa berdoa semoga Syaqila cepat cepat memiliki anak.

"Vano dan Ara, mereka selalu saja mengganggu Syaqila" bunda Syaqila menggelengkan kepala nya pelan lalu tersenyum. Menutup pintu kamar Syaqila dan pergi ke kamar untuk beristirahat.

"Mas Zidan?" ujar Syaqila yang melihat Zidan mengenakan pakaian putih

"Iya, saya mau bilang sesuatu sama kamu. Saya mencintai kamu Syaqila"

Cup

Ciuman manis mendarat di bibir manis Syaqila. Syaqila terbangun dari tidur nya menatap Zidan ya g sedang tidur di sebelah Ara.

"Ternyata hanya mimpi" gumam Syaqila pelan menatap Zidan yang tidur begitu pulas nya. Syaqila menarik selimut membuat Zidan dan kedua anak itu menggunakan selimut.

Syaqila tersenyum memegang bibir nya "Syaqila sadarrrr, kamu gak boleh suka sama Mas Zidan" bantah Syaqila

Syaqila kembali melanjutkan tidur nya, dirinya masih sangat begitu letih karna perjalanan nya.

Zidan tersenyum dalam tidur nya, entah apa yang ia senyumi sampai dirinya tersenyum begitu sempurna.

"Saya akan buat kamu jadi milik saya, Syaqila" Ucap Zidan dalam hatinya. Ternyata Zidan masih belum tidur dengan pulas dan sempat mendengar pernyataan Syaqila.

"Udah," bantah pikiran nya saat ini " saya gak boleh pikirin Mas Zidan, itu cuman mimpi. Tapi kenapa mimpi itu seperti nyata" ujar Syaqila.

Syaqila menatap Zidan yang tengah tidur dengan pulas nya, sesekali dirinya menatap kearah mata Zidan yang tertutup.

"Syaqila sadarrrr, kamu sama Mas Zidan cuman nikah karna terpaksa gak mungkin kamu jatuh cinta sama dia" jelas Syaqila.

Zidan membuka mata nya "mungkin kamu memang menyukai saya Syaqila" Syaqila menatap Zidan tak bergeming.

"Kamu suka saya?" ledek Zidan membuat pipi Syaqila memerah

"A-apasih Mas,udahlah" Syaqila membalikan badan nya membelakangi Zidan menutup mata nya menahan malu. Zidan hanya bisa terkekeh melihat istri nya.



Imam Ku Mas Zidan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang