11. Bahagia

268 24 11
                                    

Hari ini pagi ini seperti biasa Syaqila menunggu kedatangan Zidan di depan pintu rumah nya dengan membawa bunga mawar merah.

"Syaqila kamu gak capek berdiri?" tanya Nek. Mia

"Gak, saya akan menunggu Zidan kembali" ucap Syaqila yakin bahwa suami nya akan pulang sekarang

"Baiklah, kalo kamu letih kamu bisa duduk terlebih dahulu ya" ujar Nek. Mia khawatir

Syaqila menganggukkan kepala nya "iya" jawab Syaqila

Syaqila terus menunggu tapi Zidan belum kelihatan barang hidung nya. Syaqila mulai letih dan memutuskan untuk masuk kedalam rumah.

"Syaqila!" teriak seorang laki-laki

Syaqila tidak asing dengan suara nya, Syaqila membalikan badan nya menatap seseorang yang memanggil namanya.

"Mas Zidan?" ucap Syaqila tak percaya jika Zidan berada tidak jauh darinya

Zidan berlari ke arah Syaqila lalu memeluk nya erat.

"Saya kangen kamu Syaqila, saya sangat sangat kangen kamu"

"Ini bener Mas Zidan kan? Saya gak halusinasi kan?" tanya Syaqila memastikan

"Iya ini saya" ujar Zidan. Nek. Mia yang melihat Zidan hanya bisa tersenyum dari kejauhan.

"Mas, Syaqila punya hadiah buat mas" Syaqila memberikan kotak kepada Zidan

"Apa ini?" tanya Zidan

"Buka aja" Zidan membuka kotak pemberian Syaqila, mata nya terbinar binar melihat isi kotak tersebut

"Buka aja" Zidan membuka kotak pemberian Syaqila, mata nya terbinar binar melihat isi kotak tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Syaqila? Kamu hamil?"

"Iya mas"

Zidan memeluk erat Syaqila, rasanya ini adalah hadiah yang lebih indah dari hadiah manapun.

"Syaqila, saya akan jadi ayah?" Syaqila menganggukkan kepala nya.

Zidan kini terus memeluk Syaqila. Mengelus elus kan perut Syaqila.

"Anak ayah, jangan repotin bunda kamu ya? Inget jangan sakitin bunda kamu di dalam sana" ucap Zidan bicara pada anak yang ada di dalam perut Syaqila

"Iya ayah" jawab Syaqila mewakili anak nya

"Ngapain kamu disini? Seharusnya kamu istirahat ayo ke kamar" kini Zidan penuh memperhatikan Syaqila. Nek. Mia yang hanya bisa memperhatikan kedua pasangan itu hanya tersenyum simpul

"Saya akan menjaga kamu Syaqila dan anak kita" gumam Zidan pelan

Saya Syaqila saya merasa beruntung menikah dengan laki-laki yang perduli dengan saya. Awal nya saya tidak menyukai nya tapi kelamaan dia membuktikan kepada saya bahwa saya juga bisa mencintai nya.

Inilah kisah saya kisah Syaqila. Saya dan Mas Zidan kini hidup bahagia dengan ke hadiran anak di dalam kandungan saya.

"Anak ayah, harus tetep sehat di dalam perut bunda yaa?" ucap Zidan pada anak nya

"Mas"

"Kenapa sayang?"

"Makasih buat semua nya, makasih mas hadir di hidup saya" ucap Syaqila

Zidan mencium kening Syaqila" sama sama, seharusnya saya yang bilang makasih, kamu mau nerima saya sebagai suami kamu" Syaqila dan Zidan kini berpelukan melepas rindu yang meraja tahan selama ini

"Saya gak diajak?" ujar Nek. Mia

"Haha, sini Nek. Mia" Mereka bertiga saling berpelukan bersama. Indah sekali hari ini, menurut Syaqila hari ini hari yang paling bahagia dalam hidup nya.

~END~

Imam Ku Mas Zidan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang