Akhir pekan selalu ditunggu-tunggu. Miranti senang karena pada hari itu Jeffry selalu menyempatkan diri membantu pekerjaan rumah, meskipun dengan hasil seadanya. Jika hasil kerja Miranti sehari-hari tak maksimal, maka status seadanya itu... bisa dibayangkan sendiri 'kan ya?
Tidak masalah. Sebagai istri dia bersyukur memiliki suami yang pengertian dan mau mengurangi kerepotan dengan membantu pekerjaan rumah tangga. Mungkin hanya ada satu dari seribu suami yang mau melakukannya. Dan, yang satu itu adalah suaminya. Jeffry Andhika.
Miranti melirik suaminya yang sedang bermain-main dengan Jemmy di kasur. Suara tawanya begitu renyah. Wajah tampan berkulit cerah dengan gigi kelabu yang langka itu tak pernah membosankan dilihat. Kecuali kalo lagi keasyikan main hape dan lupa sekitar. Etapi, itu pun wajahnya tetap enak diliat, tingkahnya aja yang suka jadi nyebelin.
Kalau ingat masa lalu, Miranti masih sulit percaya tiba-tiba saja Jeffry mendekatinya dan mengajak berkencan. Meskipun kabar putusnya dengan Chyntia sudah terembus lama, Miranti tidak serta merta menerima ajakan itu. Dia tidak terlalu percaya diri. Dibandingkan dengan Chyntia, Miranti merasa penampilannya tidak terlalu menarik. Bagaikan puncak menara provider dengan awan.
Lha... kok bukan bagai langit dan bumi?
Tidak. Miranti tidak seminder itu. Perbandingan jarak puncak menara dan awan lebih pas. Jaraknya tak sejauh bumi dan langit. Pada kenyataannya, kecantikan Miranti memang tak jauh dari Chyntia. Jika bersanding dengan Jeffry mereka serasi. Dan, yang penting baginya, Jeffry menyukai Miranti lebih dulu. Miranti juga tidak merebutnya dari Chyntia.
Miranti melambai dari ambang pintu ketika Jeffry menyapanya dengan lambaian dari kamar yang pintunya terbuka lebar.
Seperti Miranti, Jeffry juga menyukai akhir pekan. Terbebas dari tugas kantor adalah salah satu alasannya. Dia juga bisa bermain lebih lama dengan Jemmy dan Mika. Bocah-bocah itu selalu menghadirkan keceriaan dengan segala tingkahnya. Rumah mereka jadi meriah.
Di tengah keseruan bermain dengan Jemmy, Jeffry mengulik laman fesbuk. Menyusuri puluhan status yang mampir di lini masa, lalu terhenti sejenak di status milik Chyntia.
Akhir pekan. Yeay!
Waktunya bersantai n jelong2 sm keluarga
terchyntiaaa...
Status itu dibacanya beberapa kali. Plesetannya iya banget. Jeffry tersenyum, tapi merasa ada sesuatu yang menyakitinya dengan samar. Seperti luka kecil dan tipis tak berdarah akibat tergores tanpa sengaja.
Sekonyong-konyong Jeffry memeluk Jemmy erat, mengacak-acak rambutnya dengan hidung.
"Kak Jemmy udah mandi? Mandi dulu sana sama Mama."
Jeffry menggandeng Jemmy ke luar kamar.
"Mamaaa... Kakak Jemmy mau mandi nih!" seru Jeffry, lalu mengambil alih Mika dari gendongan Miranti. "Adek Mika sama Papa dulu ya... hmmm... wanginya bidadari Papa ini... mmuaah."
Jeffry memerhatikan Miranti yang sedang melucuti baju Jemmy.
"Abis ini kita jalan-jalan ya, Mir. Mumpung akhir pekan," katanya, lalu membawa Mika ke depan tivi.
*
Miranti masih sibuk menyiapkan bekal meskipun sudah berdandan rapi. Rambut pendeknya yang diikat menyisakan helai rambut yang menjuntai di pelipis saat Miranti berkonsentrasi menata makanan buatannya dalam sebuah wadah kotak. Cantiknya, puji Jeffry dalam hati.
Jefrry tersenyum. Merasa tak sia-sia usahanya setengah memaksa Miranti mengenakan atasan ruffled top yang dipadu dengan celana denim tipis di atas mata kaki. Perlu waktu sedikit lama sampai akhirnya Miranti mengalah, mau menuruti sarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMPUT TETANGGA
RomanceAda yang mengirimi permintaan pertemanan di akun fesbuk Jeffry. Seorang perempuan yang di foto profilnya kelihatan sangat cantik. Bening. Glowing. Shining. Shimmering. Splendid... ... ♪♫... Masih seperti yang dulu. Perempuan yang sudah lama tak terd...