Punya penampilan keren dan mudah disukai kadang-kadang bisa mengundang bencana. Itu yang dirasakan Jeffry. Sebenarnya dia tidak merasa ganteng-ganteng amat. Di kantornya masih banyak yang lebih ganteng dengan penampilan rapi dan necis. Senyum mereka sudah bisa buat antre jadi model iklan pasta gigi. Menarik, manis dengan gigi berderet rapi, putih, bersih, dan cling!
Jeffry? Maaf, giginya cenderung kelabu. Meskipun sama-sama berderet rapi, tapi senyum yang dihasilkannya terlihat berbeda.
"Unik! Keren! Ganteeeeng...!"
Pujian Miranti itu rasanya cukup buat Jeffry. Dia tak butuh pujian lain, terlebih dari kaum Hawa. Sayangnya, soal gigi kelabu bukanlah masalah besar buat mereka, beberapa teman kantornya. Ganteng paripurna, keren permanen, gagah nggak kaleng-kaleng, ayam keremes... ya ampun, 'ayam keremes'?
"Ayah Muda Keren dan bikin Gemes," sahut Icha ketika ditanya Jeffry.
Entah ada berapa lagi istilah abege yang pernah didengarnya secara sengaja maupun tidak saat di kantor untuk mengomentari penampilannya.
Sekeren itu dirinya, memang. Hmm....
Jeffry menganggap semuanya hanya basa-basi pergaulan di kantor. Mereka tahu status Jeffry sebagai seorang suami dengan dua anak balita. Kalau tidak ada masalah kejiwaan mereka tidak akan berani macam-macam menggoda suami orang. Oya, maaf, sepertinya Bu Fio pengecualian. Perempuan bersuami dan beranak abege itu tak malu-malu berlaku genit kepada Jeffry, membuatnya risi.
Suasana kantor pagi ini masih relatif sepi, tapi Jeffry tak mau mengambil risiko apa pun. Dia agak mengendap-endap saat melewati ruangan Bu Fio, lalu berjalan cepat melewati pintu yang terbuka.
Say, besok kita ngobrol2 ya...
Ada info penting buat kamu, Say
Pesan Bu Fio lewat wassap kemarin sore itu sudah dia hapus. Jeffry tak mengerti mengapa dengan entengnya Bu Fio menyapa 'say' pada laki-laki yang sudah jelas statusnya suami orang. Kalau hendak mengesankan keakraban sapaan itu terlalu berlebihan, bahkan berisiko mengundang kesalahpahaman.
Info penting? Mendadak kepala Jeffry pening.
Jeffry berhasil melewati ruang Bu Fio dengan selamat. Dia cepat-cepat menuju kubikelnya sendiri.
"Selamat pagi...," seseorang menyapanya dengan suara sedikit manja.
Masyaallaah... Bu Fio sudah duduk manis di sana. Belum sempat Jeffry menjawab, dia sudah melanjutkan,
"Kok wa-ku cuma di-read? Katanya, kamu lagi perlu info per-skinker-an ya, Say?"
Jeffry menelan ludah. Dia tahu pasti siapa yang sudah membocorkan informasi itu ke Bu Fio. Orang itu baru saja muncul di ambang pintu, lalu mengedik sembari melambai ke arahnya dengan ekspresi hiiihhh...
Icha... ya ampun!
Jeffry ingin mengejar dan menjambak rambutnya, tapi tangan Bu Fio yang tiba-tiba hinggap di punggung tangan Jeffry membuatnya melupakan keinginan itu. Jeffry cepat-cepat melepaskan diri.
"Ya ampun, Pak Jeff, tanganmu nggak akan melepuh cuma karena kesenggol tanganku," cetus Bu Fio yang disusul dengan tawanya yang tanpa beban. Dia berjalan ke ruangannya yang cukup jauh dari sana.
Kesenggol???
"Oh ya, nanti aku beberkan semua tentang per-skinker-an. Dari A sampe Z, dari Sabang sampe Merauke, dari Timor sampe ke Talaud," cecar Bu Fio dengan mengabaikan bait terakhir jingle iklan mi instan Indonesia tanah airku... indom** seleraku.
Jeffry tak menjawab.
"Kita maksi bareng ya...okey?"
Begitu Bu Fio menghilang, Jeffry berderap menuju kubikel Icha. Ibu muda satu itu harus diberi peringatan keras kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMPUT TETANGGA
RomansaAda yang mengirimi permintaan pertemanan di akun fesbuk Jeffry. Seorang perempuan yang di foto profilnya kelihatan sangat cantik. Bening. Glowing. Shining. Shimmering. Splendid... ... ♪♫... Masih seperti yang dulu. Perempuan yang sudah lama tak terd...