Seorang gadis berparas manis meringis kesakitan saat lengannya yang terluka diobati.
"Aw...pelan-pelan" ringis gadis itu.
"Makanya jalan itu pake mata bukan dengkul" marah seseorang yang mengobati gadis itu.
Gadis itu memajukan bibirnya. "Kenapa coba bibirnya harus kek gitu?" tanya seseorang itu.
Gadis itu hanya diam menatap sinis.
"Oh lo minta dicium, iya?" goda seseorang itu sambil menaik turunkan alisnya.Saat seseorang itu mendekatkan wajahnya dengan cepat gadis itu mendorongnya kuat hingga ikut terjatuh.
"Aaaa....."
"Woy bangun elah" teruiak seorang gadis berparas cantik. Gadis berparas manis itu pun bangun membuka kedua matanya.
"Ternyata cuma mimpi" guman gadis itu.
"Lo kenapa sih teriak-teriak gak jelas?" tanya gadis berparas imut.
"Mahar, gue kenapa?" tanya balik gadis berparas manis tersebut.
Plak
"Aw sakit Ama!"
"Ya abisnya lo ditanya malah nanya balik" kelas Amara, gadis cantik dengan jepit rambut merah jambu yang menempel di rambut panjangnya.
"Ya kan gua masih loading" bela Keani, ia mengelus lengannya yang sakit akibat pukulan sahabatnya itu.
"Emang lo mimpi apa sih ampe lo teriak kenceng gitu?" kepo Deanda.
"Kamu nanya?" Keani mengatakan itu dengan muka meledek.
Deanda menatap sinis dengan menunjukan jari tengahnya sedangkan Mahar, Amara, Salma tertawa kencang melihat ekspresi Deanda.
"Au ah males gue ama lo semua" setelah mengatakan itu Deanda pergi keluar kelas.
"Aelah gitu aja pundung. Woy Dea tunggu elah" teriak Mahar.
***
"Punya temen ngeselin semua" kesal Deanda.
BRUK
Deanda terjatuh saat seseorang dengan sengaja menyenggol bahu Deanda keras.
"Aw sakit gila!" umpat Deanda.
"Ya ampun kasian banget sih lo, makanya jadi orang itu gak usah so cantik" nyinyir Adira.
"Tau, kata anak-anak muka dia cantik padahal mukanya udah kek pantat panci" tambah Nora, ketua dari geng jamet di sekolah itu.
Deanda segera berdiri dari jatunya. "Kurang ajar ya lo! Dasar jamet udah muka putih bener kek pake tepung, bibir menor persis banget lo semua kek badut aja bangga!" kesal Deanda, ia mengepalkan kedua tangannya. Nora dan gengnya memang seriang mengganggu Deanda dan sahabat-sahabatnya.
"Wah nih bocah minta dikasih pelajaran ya" kata Agatha, cewek cantik blasteran Indonesia-Belanda.
"Tampar aja tuh mukanya yang sok cantik, gedek gua liat mukanya" kata Alice.
Nora menjentikkan jarinya. "Good idea" saat Nora hendak menampar Deanda tiba-tiba seseorang mencegahnya.
"Berani lo semua nampar dia gue pastiin lo semua bakal gue jemur di lapangan upacara sampai jam pulang" ancam seseorang itu, semua yang ada di situ melihat ke arah sumber suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIA
Teen FictionKenangan indah maupun buruk yang tak pernah bisa dilupakan, kenangan yang akan selalu diingat tanpa tahu kapan akan pergi. Masa lalu yang katanya akan pergi dan tak pernah kembali lagi tapi kenapa masa lalu itu bisa kembali lagi di saat kita i...