Bagian 1 | Memulai hidup sebagai Thea

108 11 4
                                    

    🎵 Play into it - Chase Atlantic 🎵

" Sesuatu itu besar dan kau dapat menangkapnya dengan kedua tangan mu yang payah"
.
.
.

Cahaya putih berangsur-angsur tertangkap oleh Indra penglihatan ku. Tubuhku seperti tak dapat difungsikan.

Aku mencoba menetralkan perasaanku dan memaksa otakku untuk menangkap bayangan-bayangan samar yang kini perlahan terlihat semakin jelas.

Oh ayolah, kupikir kapasitas kerja otakku semakin memburuk setelah tertabrak pembatas jalan. ngomong ngomong bukankah seharusnya aku mati.

Oke lupakan saja itu, aku beralih menatap kedua sosok manusia setengah baya yang saat ini tengah memperhatikanku dan tak bisa kujelaskan secara detail bagaimana wajah menyedihkannya, wanita paruh baya yang berdiri dibelakang pria itu menutupi sebagian mukanya dengan tangan dan menatapku dalam.

Beralih pada pria paruh baya yang berada pada sebelah kanan wanita itu, bentuk wajahnya hampir sempurna, kupikir aku akan menggilainya sekarang jika saja otak warasku tidak menamparku dengan kata mungkin dia suami wanita itu.

Mulut mereka sepertinya menggumamkan sesuatu namun entah kenapa aku baru sadar Indra pendengarku belum dapat menangkap getaran suara dari mereka

Ayolah butuh berapa lama sih aku adaptasi dengan tubuhku.

"Thea butuh sesuatu?"

Hanya itu kalimat yang dapat kudengar meskipun samar.

Aku mencoba menggelengkan kepalaku sebagai jawaban,mulutku rasanya kelu.

Aku hanya ingin istirahat dan tidur lagi sebentar.

Detik selanjutnya aku benar benar memejamkan mataku dan terlelap, aku dapat merasakan saraf sarafku mulai rileks dan mulai memimpikan sesuatu yang indah.

                                ***

Gila.

Dapat lisensi dari mana sih dokter itu. aku yakin ada yang salah dikepalanya.

Aku tak mengerti,aku masih ingat jelas bagaimana kepalaku dengan kerasnya menabrak pembatas jalan.

Bahkan aku masih ingat bagaimana rasa sakitnya kepalaku yang berdenyut hebat sampai sampai kupikir seluruh isi kepalaku keluar.

Dan seenaknya Dokter dan dua manusia tua itu mengatakan kalau aku kecelakaan yang mengalami luka ringan di area kepalaku,oh dan jangan lupa dengan syok sialan.

"Hari ini kau sudah diperbolehkan pulang sayang, kau menginginkan sesuatu? atau kau ingin dirawat lebih lama disini sampai benar benar pulih." Ucap sebuah suara maskulin yang dapat kutafsirkan umurnya sekitar tiga puluh tahunan.

Eh tunggu. Kenapa dia menyebutku dengan embel-embel sayang.

"Maaf?" Kataku sok kalem

"Kenapa sayang.apa masih terasa sakit?" lanjutnya.

Oke sepertinya aku tidak bisa menahan diriku buat tidak caper terhadap pria tua yang sialnya ganteng banget. Ah ya sekarang aku mengerti kenapa aku bermimpi David Beckham semalam.

"Tolong pinjamkan aku ponsel"

Saat ini aku hanya ingin menghubungi Alex mengingat bagaimana mirisnya hidupku yang hanya mempunyainya sebagai tempat bergantung.

Ayolah aku hanya anak SMA mana mungkin aku dapat membiayai rawat inapku di rumah sakit ini.Apalagi dengan semua fasilitas dan pelayanan yang kudapatkan saat ini.Sepertinya aku akan menguras seluruh isi tabunganku.

 Giving Up On You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang