🎵 Play Maps - Maroon 5 🎵
" Dia hanya orang asing, kenapa kau berharap terlalu banyak."
Hanya beberapa yang bisa kutangkap dari tubuh ini dari ucapan bibi katherine.
Thea adalah anak remaja pada umumnya. Tumbuh cantik dengan, pertemanan baik, menjadi putri yang sedikit manja dan belajar dengan baik.
Ah tidak, dia tidak hanya belajar dengan baik namun sangat baik dengan pencapaian peringkat teratas dikelasnya.
Namun ada yang lebih menarik.
Well aku mundur dua tahun dari waktu hidupku sebelumnya. Dan kenyataan yang baru kusadari dia bermarga Brown,ya Tuhan Aaron Brown pemilik dari perusahaan Mytech Group,pemilik 25 persen saham Alphabet inc, 65 persen saham Volkswagen group,dan 20 persen saham tesla.Dan mungkin juga ada banyak investasi yang ayah lakukan diluar kapasitas pengetahuanku. Dia hampir menjungkir-balikkan isi otakku.
***
Saat ini aku sedang menikmati dessertku di halaman depan rumah. Ayah memiliki banyak tanaman hias yang cukup terawat dan sebuah pohon yang tak ku ketahui jenisnya. Mungkin akasia agaknya.
Selang beberapa detik deruman sebuah motor memasuki Indra pendengarku. Sepertinya itu Kenzo, kakak Thea. Tak banyak yang aku tau tentangnya sebab bibi Katherine menceritakannya dengan ragu.
Well, dapat kulihat dia mendecihkan mulutnya saat melihatku dan berjalan untuk memasuki rumah.
"Kau tak ingin meminta maaf atas lukaku "Ken" ? " kataku saat dia mulai berjalan memasuki rumah.
Yah akan kukatakan Thea sangat beruntung memiliki informan seperti bibi Katherine, selain mengasuhku dia juga bertugas untuk memantau CCTV di rumah ayah.
"Tidak terimakasih"
Aku menarik sudut bibirku. Thea memang sempurna namun tidak untuk hubungannya dengan Kenzo.
Mereka seakan memiliki garis batas wilayahnya sendiri. Persetan dengan itu aku tidak terlalu memperdulikannya. Anak laki laki memang memiliki pemikiran liar.
"Apa yang kau pikirkan Thea" suara Emily au pair rumah ayah memecahkan lamunanku.
"Emily, bagaimana jika aku mulai menghabiskan uang ayah."
"Kupikir kau tak kekurangan apapun"
Emily mengernyitkan dahinya."Yah, hanya saja aku berpikir jika aku harus membuat kucing lebih besar untuk mengalahkan seekor anjing."
Aku mulai menatap Emily."Aku tak mengerti" Emily terlalu ekspresif dan sedikit gusar saat ini.
"Sepertinya aku tertarik untuk membeli aset Emily, aku ingin tau berapa lama aku bergantung dengan uang ayah."
Aku benar benar serius mengucapkannya, toh untuk apa uang ayah jika tidak digunakan dan untuk beberapa hal sepertinya aku butuh kekuatan untuk terus bertahan hidup.
***
Keesokannya aku tak menemui ayah, sepertinya ayah berangkat sangat pagi.Atau mungkin dia tidak pulang, mengingat perusahannya yang masih perlu perhatian khusus pasca pandemi covid.
Aku mulai memberikan beberapa toping untuk muffinku.rasanya kurang lengkap jika tak ada topping untuk kue.
"Aku baru tau pion keberuntungan tuan Aaron sangat manja." Kenzo mulai meminum segelas air putihnya.
Aku menelan muffinku dengan perlahan.
"Kau berbicara dengan ku?"
Dia berdecih
"Muffin untuk sarapan, serius?"
Dia kenapa sih. Seharusnya aku yang pantas merecokinya, tapi dia sangat menyebalkan seolah tak cukup membuatku harus diinap di rumah sakit. Bahkan aku ragu dia adalah seorang manusia.
"Aku juga nggak tau sejak kapan kau begitu memperhatikanku."
Kena kau. Agak lucu melihat wajah Kenzo yang terbungkam dengan ucapanku barusan. Namun sepersekian detik setelah matanya beralih dengan kilatan emosi. Dia berbalik dan meninggalkan ruang makan, sepertinya akan berangkat sekolah. Aku hanya mengedikkan bahuku.
***
"Terimakasih pak."ucapku pada sopir pribadi rumah.Biar ku katakan. Aku ini memiliki etika yang cukup baik dan selalu bertingkah manis. Hanya saja akan sedikit bermasalah pada tingkahku saat emosi.
"Thea"
Aku membalikkan badanku, dan kudapati seseorang bermata sipit melambaikan tangannya kepadaku. Seperti yang digambarkan oleh bibi Katherine dia sahabatku shopia.
"Lo udah sembuh."katanya memegangi bahuku.
Aku tak suka jika seseorang menanyakan ini."Menurut Lo"
"Ye sorry gua ga bisa jenguk Lo, tau kan jadwal les gua gimana."
"gak peduli gua"kataku menatap lurus kedepan dan mulai berjalan.
Shopia terus merengek padaku dan ku abaikan. Dia itu sangat cerewet dan hiperaktif, memiliki teman seperti itu membuatku pusing.
Namun harus ku akui dia juga cukup pintar dengan menempati peringkat kelas setelahku. Dia juga termasuk seseorang yang berasal dari keluarga konglomerat sepertiku.
Ayahnya adalah seorang pengacara yang hebat. Dan memiliki banyak properti di negara ini.
Yah, malas kuakui. Pertemanan anak anak orang kaya di sekolah ini memang sesederhana itu.
Mereka hanya berteman karena status sosial dari orang tua mereka. Saling memanfaatkan posisi dan jabatan di masa depan, berpesta dan memenuhi kebutuhan sosial media seolah olah hanya mereka tokoh utamanya.
Namun pertemanan mereka hanya sebatas itu, atau kalau di katakan mereka berteman namun tidak terlalu dekat dan tak terlalu jauh.
"Thea lu tau nggak ada anak baru di sekolah kita." Shopia menarik kepalaku kebahunya.
"Terus."
"Dia masuk ke kelas kita, nah lu tau dia tu anaknya pemilik perusahaan LVMH. lu gamau deketin dia gitu." Shopia menghembuskan nafas sebentar.
"Dan lupain Kevin."lanjutnya.
"Alah bilang aja lu mau deketin dia,sok ngelempar umpan ke gue." Aku malas dengan pembahasan anak konglomerat ini.
Ohya ngomong ngomong bibi Katherine tak menceritakan tentang Kevin kepadaku.
"Hehe lagian Erick tuh beneran sempurna banget tau, kekayaannya maksudnya." Shopia tersenyum lebar dan tampak lucu ketika matanya juga ikut tersenyum.
"Bodo amat." Kataku dan mulai mendudukkan bokongku diatas kursi.
Detik selanjutnya aku tercekat dengan kedatangan seseorang dari arah pintu kelas menuju ke arahku.
Mataku mulai berkabut,ada perasaan sakit disana. Alex, apakah itu benar benar dia atau itu hanya imajinasi ku.
Kulit pucatnya sekarang berubah menjadi putih sehat.Dan dia berjalan melewatiku menuju kearah meja tepat di belakangku.
Serius aku tiba tiba tidak bisa menggerakkan organ tubuhku,aku kikuk. Apakah dia Alex yang aku kenal atau hanya raganya yang mirip.
"Udah gue omongin kan, lo bakalan kena pesonanya Erick." Bisik shopia tepat di telingaku.
Aku menatap shopia. Jadi itu Erick.
********************
-Untuk kepemilikan saham yang telah penulis paparkan mungkin tidak sesederhana itu dan lebih kompleks. Penulis hanya memaparkannya sebagai pemanis cerita-Untuk penamaan sebagian perusahaan memang di dapat dari perusahaan ternama secara Rill. Dan mungkin ada sedikit perubahan.tidak bermaksud untuk alasan tertententu
Selamat membaca
Jangan lupa votenya
Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giving Up On You
Fiksi RemajaAthena seorang remaja SMA yang dengan nasib buruknya secara tak sadar menabrak pembatas jalan. Namun sebuah keajaiban terjadi, takdir menautkan hidupnya dengan seorang remaja labil bernama Thea. Dan yang lebih mengejutkan Athena mundur beberapa tahu...