Rumah...
Haii semuanya sayaa kembalii, maaf jika menunggu ya. Doain author sehat ya biar rajin up🥺
Tak Lupa ucapan terimakasih banyak kepada kalian semua yang sudah vote+komen.
Yuk rameinn biarr author semangat☺️💪
Happy reading all💐
𝗡𝗼𝘄 𝗽𝗹𝗮𝘆𝗶𝗻𝗴:
"(Train wreck- James Arthur)"
01:23 ━━━━●───── 03:43
ㅤ ◁ㅤ ❚❚ ㅤ▷ ㅤㅤ
---˖⁺. ༶ ⋆˙⊹❀♡❀˖⁺. ༶ ⋆˙⊹---🧸☁️⋆˚。⋆୨♡୧⋆ ˚。⋆☁️🧸
--Flashback bunda menghampiri haegarFlashback on!!
Adhita yang tengah khawatir dengan sang putra, sendiri tadi tidak menjawab panggilan teleponnya.
Ia berjalan kesana kemari sembari melihat kearah jendela untuk melihat sang putra jika pulang nanti.
"Haegar kamu kemana nak, gak angkat telepon bunda"
"Udah jam segini lagi"
Ia mencoba sekali lagi menelpon sang putra.
Dia mengirim kan pesan kepada sang putra, memberitahukan bahwa dia akan menjemput dirinya.
Hujan yang begitu deras membuat dirinya bergegas mengambil kunci mobil dan berangkat untuk menjemput sang putra.
Ia meninggalkan pekarangan rumah dengan perasaan gelisah, pikirannya kemana mana, takut jika ada apa-apa yang terjadi kepada sang putra, karena hanya haegar lah yang ia miliki satu-satunya.
Adhita menancapkan gas dengan kecepatan penuh, ketika sampai di area sekolah, ia melihat sang putra tengah duduk dengan seorang laki laki yang tak asing dimatanya yakni Artama, mantan suami nya yang kini tengah memaki maki putranya.
Hatinya terasa memanas bagai ditusuk beribu ribu anak panah yang sengaja ditancapkan.
Ia berlari menuju ke arah sang putra, tanpa memperdulikan dirinya kehujanan.
Kini ia ada ditengah keributan, ia melihat betapa sayang nya sang putra kepada ayahnya. Tanpa berfikir panjang ia langsung memanggil sang putra.
"Haegar?" Ucap seseorang yang haegar sangat kenal, yaitu bunda.
"Bunda..."
Flashback off!!
Dalam perjalanan pulang kali ini, bunda sama sekali enggan untuk membuka pembicaraan, sejak kejadian beberapa menit yang lalu membuat sang bunda terdiam. Haegar ingin membuka pembicaraan namun lidah nya terasa kelu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah (On Going)
Teen Fiction[cerita by tulisantangan16] Rumah tak selamanya berbentuk bangunan. bagi haegar Adhitama dia lebih senang menjadi rumah untuk orang lain, menjadi tempat keluh kesah, dan menjadi tempat untuk mereka bersandar. tapi haegar tidak mau berbohong, jika di...