Rumah...
Haii all, gimana nih ceritanya, terimakasih untuk yang udah votmen, jangan lupa follow juga ya all💐😁
Ini lanjutannya bab sebelumnya ya gaess!!
Hari ini aku up double yaa hehe.
Happy reading all!!
•
•
"Saya bukan tempat rehabilitasi, saya juga punya luka"
𝗡𝗼𝘄 𝗽𝗹𝗮𝘆𝗶𝗻𝗴:
"(Bertaut- Nadin Amizah)"
01:23 ━━━━●───── 03:43
ㅤ◁ㅤ ❚❚ ㅤ▷ㅤㅤ
---˖⁺. ༶ ⋆˙⊹❀♡❀˖⁺. ༶ ⋆˙⊹---🌟☆゚.*・。゚⊰⊹ฺ.☆🌷
Ditengah guyuran hujan yang sangat deras jefano menyaksikan haegar di maki-maki oleh orang yang sudah haegar anggap sebagai ayah, bahkan di tengah makian itupun haegar sama sekali tidak membalas perkataan sang ayah.
Hati jefano seketika dibuat memanas dengan perlakuan Artama kepada haegar, ia memberanikan diri untuk menghampirinya.
"Saya mohon jangan datang lagi kehidupan saya haegar, saya sudah bahagia dengan keluarga baru saya" ucap Sang ayah dengan nada memohon.
Disaat seperti ini haegar tidak mampu menatap sang ayah, padahal tuhan sudah baik mempertemukannya dengan sang ayah.
"Kalau gitu haegar juga mohon sama bapak, untuk ga pernah menghindar dari haegar pak.."
"Haegar kangen sama bapak"
"Haegar cuma pingin dipeluk sama bapak?" Lirihnya, haegar memberanikan dirinya untuk menatap sang ayah.
Ia menatap lekat sang ayah, ada perasaan rindu melihat sosok dihadapannya ini.
Sang bapak sama sekali enggan untuk menatapnya, padahal ia darah daging nya sendiri.
Tiba-tiba jefano menarik haegar untuk bangun.
"Bangun gar" dengan tegas jefano menatap benci kearah haegar lantas bergantian kearah artama.
Haegar menatap sahabatnya, rahangnya mengeras, giginya bergelatuk, jefano marah.
"Anda seharusnya tidak bertindak seperti itu, kepada putra anda sendiri" ucap jefano
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah (On Going)
Roman pour Adolescents[cerita by tulisantangan16] Rumah tak selamanya berbentuk bangunan. bagi haegar Adhitama dia lebih senang menjadi rumah untuk orang lain, menjadi tempat keluh kesah, dan menjadi tempat untuk mereka bersandar. tapi haegar tidak mau berbohong, jika di...