Melihat gadis di depannya tersungkur, Haidane buru-buru membantu Yunna untuk berdiri. Aduh, kali ini sepertinya dirinya terkena masalah lagi.
"Kak Na, maaf lagi ya kak. Haidane gak tahu kalau tali sepatu Kak Na keinjek," ucap Haidane panik.
Yunna menatap Haidane dengan tatapan penuh kebencian. Sungguh, jika dirinya tidak berada di sekolah sekarang, mungkin Haidane sudah ia hajar habis-habisan.
"Aku lama-lama bosen deh denger kamu minta maaf terus."
Yunna mengabaikan Haidane yang sedang menangkupkan kedua tangannya meminta maaf. Ia lebih memilih untuk segera kembali ke kelas.
"Kak Na, tunggu!"
Haidane berlari mencegah Yunna, ia menahan bahu Yunna agar gadis itu diam sebentar. Kemudian, Haidane membungkukkan badannya dan mengikat tali sepatu Yunna.
"Lain kali jangan lupa ditali ya Kak, takutnya keinjek seperti tadi," pesan Haidane.
"Makasih," jawab Yunna acuh.
"Awas aja kalau kita ketemu lagi!" lanjutnya.
Haidane bergidik ngeri lalu menghela napasnya sambil menepuk kepalanya sendiri, menganggap bahwa dirinya bodoh untuk hari ini.
Ia pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke kelas dengan perasaan kecewa. Baru saja kesalahannya dimaafkan, tapi dirinya malah membuat Yunna kembali marah. Padahal jika dipikirkan, itu bukan salah Haidane sepenuhnya.
Saat tengah berjalan menuju kelas, Haidane melihat Bella barusan datang sambil membawa satu kotak yang berisi tablet tambah darah, mungkin baru saja stock kembali.
Tentu saja Haidane buru-buru menghampiri Bella. "Kak Bella, Haidane mau tanya!" seru Haidane tiba-tiba dan membuat Bella terkejut.
"Dane, lo ngagetin gue asli."
"Maaf Kak Bella, tapi ini darurat. Haidane sepertinya kena masalah lagi."
"Why? Jangan bilang masalah sama Yunna?"
Haidane cengengesan, heran mengapa Bella bisa langsung menebak dengan benar.
"Kak Bella kan dekat nih ya sama Kak Na. Kira-kira, makanan atau minuman atau apapun deh yang Kak Na sukai itu apa ya?"
Bella menahan tawanya. "Kak Na? panggilan baru nih ceritanya?"
"Cepetan jawab Kak!"
Bella tertawa lalu menyuruh Haidane bersabar. "Yunna itu suka sama stroberi. Apapun yang berbau stroberi pasti dia suka. Terus kalau disini, lo bisa kasih dia susu stroberi yang dijual di kantin. Dijamin dia langsung jadi baik hati dan tidak sombong."
Haidane menganggukkan kepalanya paham. "Oke, makasih Kak Bella, doakan Haidane nanti dimaafkan lagi ya!"
Bella hanya menggelengkan kepalanya heran. Dirinya sendiri bahkan tidak pernah membayangkan bahwa sahabatnya, Yunna, bisa memiliki masalah dengan salah satu manusia aneh di bumi. Siapa lagi jika bukan Haidane.
👟👟👟
Yunna sampai di kelas dengan muka merah padam. Marah ada, kesal ada, dan tentunya malu karena dirinya terjatuh tadi. Kejadian tadi bukan hanya Haidane saja yang melihat, beberapa murid bahkan guru pun juga menyaksikan dirinya jatuh.
"Ini ya, Bian, tipe x kertasnya. Aku beli yang besar karena yang kecil sudah habis." Yunna menyerahkannya kepada Bian.
"Eh, ini lo yang tambahi uangnya?"
Yunna mengangguk bohong. Padahal mah Haidane lah yang membayar semuanya.
"Makasih ya Yunn, lo emang baik banget. Gue ganti ya uang lo besok."
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORABLE (Hiatus)
Teen FictionYunna yang saat itu sedang menyukai teman sekelasnya, Bian, justru dipertemukan dengan seorang adik kelas yang childish dan selalu menjadi perbincangan guru, Haidane. Bahkan Yunna pernah tak sengaja mendapatkan lemparan sepatu dari Haidane yang mem...