Chapter 7, Thank You

51 43 37
                                    

Selepas Lintang kembali ke kelas, Yunna mengambil sticky note yang telah tertempel di susu kotak stroberi. Ia membaca catatan yang ditulis Haidane dengan isi,

Jalan jalan ke Museum Brawijaya
Pergi kesana saat Minggu pagi
Maafkan kesalahan Haidane tadi ya
Haidane janji tidak mengulang lagi

Yunna berdehem setelah membaca pantun yang ditulis oleh Haidane. "Manusia aneh, gitu aja pakai pantun segala."

Yunna memasukkan sticky note tersebut kedalam sakunya. Ia kemudian berjalan memasuki kelas karena bel masuk sudah terdengar.

"Loh, nggak jadi tidur Sa?" tanya Yunna yang melihat Thesa sedang menggambar sesuatu di buku tulis bagian belakang.

"Gak jadi ah, tiba-tiba gue rajin hari ini."

"Wah momen langka, harus diabadikan." Yunna tertawa. "Kok tumben, Sa?"

"Habis disemangatin sama mas pacar soalnya."

"Aelah, pantes. Kamu harusnya serajin Nuel dong, pacarmu sendiri."

Thesa hanya terkekeh. "Btw, lo tadi katanya gamau beli susu stroberi. Terus itu apa?" tanya Thesa menunjuk susu stroberi yang dipegang Yunna.

"Dikasih Haidane."

Jawaban dari Yunna sontak membuat tawa Thesa lepas. "Kok bisa, hayo? Jangan-jangan kalian ada sesuatu nih."

Yunna langsung memukul bahu Thesa menggunakan buku tulis miliknya. "Jangan sembarangan ngomong, ini tuh sebagai permintaan maafnya dia lagi. Tadi aja dia sampai dihukum."

"Dihukum kenapa?"

Yunna menceritakan semuanya kepada Thesa tentang Haidane yang dihukum karena tidak mengerjakan PR dan karena dia membeli susu kotak stroberi saat istirahat, padahal hukumannya belum selesai dikerjakan.

Thesa yang mendengarkan Yunna bercerita langsung tepuk tangan. "Gila sih, tapi kayaknya gue oleng dari kapal Bian Yunna jadi Haidane Yunna deh."

Yunna kali ini memukul bahu Thesa lebih keras daripada yang tadi. "Ngapain deh!"

📚📚📚

Sepulang sekolah, Yunna niatnya ingin menunggu jemputan ayahnya di gazebo sekolah, namun tiba-tiba Thesa mengajaknya menuju ke lapangan.

"Ayo ke lapangan dulu. Lo dijemput bokap lo kan? Pasti lama nih."

Yunna ingin meninju Thesa karena perkataannya, tapi yang dikatakannya benar juga. Yolan itu selalu lelet dalam urusan penjemputan. Sedari Yunna masih TK sampai dirinya SMA, jika yang menjemput adalah ayahnya maka pasti harus menunggu lama.

"Aku mau nunggu di sini aja Sa, lagipula ngapain kamu mau ke lapangan?"

"Hari ini ekstra basket, Nuel lagi main nih. Ayo temenin gue lihat dong," ujar Thesa membuat Yunna memutar bola matanya malas.

"Ada Haidane juga lho Yunn, dia se tim sama pacar guee," sambungnya membuat Yunna jadi penasaran.

"Haidane anak basket juga?"

Thesa mengangguk. "Iya, dia anak basket sama anak lukis. Menurut gue, dia jago banget cuy kalau urusan lukis melukis sama olahraga."

"Kok kamu tahu?"

"Haidane juga temen pacar gue, walau gak deket-deket amat sih. Gue sering lihat dia main basket juga," jawab Thesa. "Tenang aja Yunn, jangan cemburu, gue gak naksir kok," lanjut Thesa membuat Yunna geram.

MEMORABLE (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang