Chapter 8, Overthinking

44 36 35
                                    

Selama dibonceng Yolan, ekspresi yang Yunna tampilkan hanyalah cemberut. Ia kesal karena ayahnya menjemput telat sekali, bahkan sampai Thesa sudah pulang lebih dahulu. Jika tahu seperti itu, Yunna lebih baik jalan kaki sendiri saja.

"Ya maaf Yunn, tadi ayah tiba-tiba ada rapat mendadak. Ayah juga lupa mengabari kamu soalnya ayah gak buka ponsel sama sekali."

Yunna hanya berdecak sebal. Setelah motor sampai tepat di depan rumah, Yunna turun sambil terus mengomel.

"Kenapa Yunn? Mukamu cemberut sekali," tanya Yulia.

"Ayah itu lho bund, jemputnya telat banget. Tahu gitu kan aku bisa jalan kaki sendiri aja!"

Yulia tersenyum menggelengkan kepalanya. "Maklum ya, ayahmu pasti ada urusan."

"Ih, mentang-mentang suami tersayang, jadi dibela terus ya bund?" Yulia yang mendengarnya hanya tertawa.

"Gimana bund buka pertama buat warungnya? Lancar?" tanya Yunna.

"Yah, yang beli masih dikit. Masih tetangga dekat ini aja," jawab Yulia seraya mengambilkan air putih untuk Yunna minum.

Yunna menerima air putih dari Yulia. "Gapapa bund, semua pasti butuh proses. Nanti bisa saja warung soto ini jadi warung soto terenak seantero Kota Malang."

Yulia tertawa lagi mendengar perkataan putrinya. "Kamu bersih-bersih badan dulu sana Yunn."

🥣🥣🥣

Malam telah datang, keluarga kecil satu ini sedang berada di ruang keluarga sambil menonton acara lucu di televisi. Acara tersebut menampilkan video kocak contohnya orang terpeleset, jatuh ke dalam got, serta tingkah random hewan seperti kucing, anjing, dan lain-lain.

Yolan sedari tadi menonton sambil tertawa membuat Yunna heran. Apakah humor bapak-bapak memang sereceh itu? Sementara itu, Yulia justru berbicara sendiri saat menonton.

"Ih, jangan kayak gitu ya, bahaya."

"Gimanasih kok gitu, pasti sakit."

"Kasian banget, kucingnya kaget."

"Yah, kasian, lagi enak-enak makan malah tumpah."

Begitulah ocehan yang dikeluarkan Yulia.

Yunna sekarang justru menonton dengan ekspresi datar, kadang ia juga pura-pura tertawa seolah video di televisi tersebut memang lucu. Sepertinya selera humornya tinggi.

Karena jenuh menonton, ia pun akhirnya menuju kamar untuk mempersiapkan pelajaran besok Kamis. Yunna mengecek jadwal pelajarannya dan melihat ada mapel seni budaya.

Yunna diam sebentar, mengingat apakah besok disuruh membawa sesuatu atau tidak.

"Kok kayak ada yang kurang ya, besok disuruh bawa sesuatu tapi apa deh," gumam Yunna sambil mengingat-ingat.

"Oh iya, cat air!"

Gadis itu kemudian berlari ke arah ruang keluarga. "Aku harus beli cat air sekarang!"

Yolan dan Yulia serempak menoleh kearah Yunna. "Harus sekarang kah Yunn?" tanya Yulia.

Yunna mengangguk. "Iya, harus. Aku tadi lupa kalau besok pelajaran seni budaya disuruh bawa cat air."

"Pakai yang lama dulu apa gak bisa?"

"Enggak bund, yang lama sudah banyak yang habis dan sudah gak beraturan, ada yang hilang juga."

MEMORABLE (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang