"Hari ini temenin aku main biliar yuk han" ajak Ariz melalui Whatsapp Call
"Hmm... Aku hari ini niatnya mau ngeberesin kamar, Riz" ucap lesu Mahalini yang sebetulnya enggan menemani sang kekasih.
Mahalini sebetulnya berbohong, kamarnya masih dalam kata rapi. Hari minggu ini rasanya ingin sekali ia hanya berleha-leha diatas kasur, sekedar minum hot chocolate favorit nya untuk melepas penat aktivitasnya yang begitu padat 1 minggu ini.
"Yah, beneran ini? ga mau nemenin aku?" terdengar suara kesal atas penolakkan kekasihnya itu.
"Udah berantakan banget, aku risih liatnya. Aku seminggu ini sibuk banget ga sadar kalo kamar seberantakkan ini. Lagian kan semalem kita udah ketemu" ucap bohong Mahalini berusaha tetap menolak.
Ariz menghela nafas dan terdiam beberapa detik.
"Yaudah deh, aku main biliar sama temen-temenku yaa han. Cowok-cowok" ucap Ariz
"Oke sayang, maaf ya" balas Mahalini dengan senyum puasnya.
"Gapapa han, aku tutup mau siap-siap dulu. I love you honey"
"more, sayang" tutup Mahalini lega
Mahalini merebahkan dirinya kekasur untuk berfikir sejenak. Ini hari minggu. Sebetulnya waktu yang tepat untuk berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai. Lalu, kenapa ia justru enggan bertemu dengan sang kekasih? Bosankah? Entahlah, malas dia memikirkannya.
Mahalini melanjutkan agendanya yaitu menonton series anime favoritnya.
"Laperrr" ucapnya setelah sekitar 15 menit menonton.
Mahalini beranjak dari kasurnya menuju dapur apartnya.
"Anjirrr" Mahalini terkejut.
Melihat ternyata kulkas nya pun kosong hanya tersisa beberapa sayur layu dan susu yang mungkin sudah basi.
Bisa-bisanya ia lupa untuk membeli keperluan dapurnya.
Mahalini hanya bisa menghela nafas pasrah karena tak bisa menyalahkan siapa-siapa karena ia hanya tinggal sendiri di Jakarta. Juga dikarenakan kesibukkannya sehingga tak memperhatikan isi dapurnya.
"Yaa udahlah yaa, lin. Kayanya emang lu harus pergi deh hari ini." ucap untuk dirinya dengan malas.
"Ngajak siapa ya? Ah, sendiri aja lah. Males banget kalo lama"
Sungguh hari ini ia sangat malas.Mahalini pun bersiap dengan malasnya. Make up seadanya, outfit sesukanya, kalau bisa tidak usah mandi fikirnya.
"Toh mau beli bahan dapur kan, bukan mau ketemu jodoh hahahaha."
Ia menaikki mobilnya dan beranjak menuju supermarket terdekat.
Setelah 10 menit perjalanan, ia tak asing dengan mobil yang berada di 3 mobil didepannya. Fokus ia memasati mobil itu. Ternyata benar. Mobil merk BMW series 3 warna hitam itu ternyata benar mobil sang kekasih.
Rasa malas Mahalini justru bertambah.
"Kenapa gue lewat sini si anjir, kan bisa lewat sana tadi." kesalnya mengutuki diri sendiri
"Gak, gak. Jangan sampe dia lihat. Harus pelan-pelan." ucapnya sambil memelankan mobilnya. Berusaha ke arah kiri agar tak berpapasan dengan mobil Ariz.
Namun gagal usahanya, justru mobil sang kekasih tepat disebelah kanannya karena kemacetan yang tak sengaja terjadi.
"ckk" Mahalini menggeruti dirinya kesal dan berusaha menghadap kiri agar tak terlihat.
Namun, ada sesuatu yang tiba-tiba mengganggunya.
Ya, ada perempuan di sebelah Ariz. Fokus Mahalini terbagi antara menyetir dan memasati mobil kekasihnya.
"Siapa itu cewek" Fokusnya melihat mobil Ariz tak sadar ternyata terdapat lampu merah yang sekarang sudah berganti hijau.
Ariz tak sadar sebelahnya Mahalini, ia justru melajukan cepat mobilnya karena sudah lampu hijau.
Mahalini sadar dan berusaha mengejar Ariz dengan sedikit tidak tenang. Mobil Ariz sekarang sudah sedikit jauh dengan mobilnya. Mahalini masih berusaha mengejar dan posisi nya sudah ditengah saat ini.
Tak disangka Ariz melaju cepat ke arah kanan dari pertigaan lampu merah itu. Mahalini ikut mengejar ke arah kanan dengan kecepatan tinggi meskipun ia masih berada arah tengah saat ini. Fokusnya hanya satu. Mobil Ariz.
Akhirnya,
"Bruk" suara benturan antara mobil dan motor terdengar.
Mahalini menyenggol motor yang juga mengejar lampu merah. Salahnya, ia ke arah kanan tanpa menghidupkan lampu sein. Juga dengan kecepatan tinggi.
Sungguh sial ia hari ini, sudah jatuh tertimpa tangga pula.
***
Terimakasih yang sudah membaca
Have a good day semua
- be kind
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You, That's it.
Romance"Kenapa sih mas, mas masih baik sama aku?" tanya Mahalini menatap Nuca dengan mata yang sembab karena menangis "Padahal aku jahat banget sama mas, dari awal pernikahan bahkan" ucap Mahalini dengan nada tertawa, seolah menertawakan dirinya sendiri. "...