5. Kembali, Lin ?

127 19 3
                                    

"Dia cuma partner bisnis ku Lin" Ucap Ariz sembari memegang pipi Mahalini.

"Apalagi alasan kamu Riz? Partner bisnis, anaknya client, temen kerja. Terus apalagi?" Ucap Mahalini yang kini telah berdiri mensejajarkan dirinya dengan Ariz.

"Dan saking hebatnya, selingkuh tapi pake jaket dari pemberian aku"

"Lucu kamu Riz" ucapnya sambil mendorong tubuh Ariz.

"Sayang, hei"

Ariz perlahan mengambil tangan Mahalini lalu mengusapnya perlahan.

"Sayang, kamu tahu aku. Aku ga mungkin macem-macem sayang" Ucapnya sangat lembut melebihi lembutnya gulali kapas.

Gulali kapas. Yang jika manisnya berlebihan akan membuat sakit. Apalagi jika manisnya terbuat dari pemanis buatan. Akan lebih bahaya jadinya.

Mahalini menoleh ke hadapan lain, masih enggan menatap lelaki didepannya.

"Sayang, tatap aku" Ariz memegang wajah Mahalini untuk menatap dirinya

"Sayang, aku jelasin ya"

"Dia Rachel, partner bisnis ku. Dia baru datang dari Singapura. Kita cuma lunch sehabis meeting sayang"

"Terus masalah jaket, dia kemarin lagi kedinginan sayang, hei" memaksa wajah Mahalini agar tetap menatapnya

"Asal kamu tahu, setelah kamu siram dia. Dia hampir aja batalin perjanjian bisnis kita. Tapi, untungnya itu ga terjadi"

"Kalau sampe jadi, rugi besar perusahaan ku sayang" Mahalini sudah mulai luluh dengan mulai menatap Ariz.

Ariz dengan mata rayu nya perlahan tersenyum tipis.

"Serius deh aku ga bohong, kalo kamu ga percaya boleh deh kamu telfon dia"

Ariz membuka ponselnya yang telah tertera nama Rachel disana. Lalu memberikannya, "Nih"

Mahalini diam. Lalu, menolak ponsel itu.

"Engga, engga usah"

"I trust you" Ucap Mahalini, lalu disambut dengan pelukan oleh Ariz.

"Thank you sayang, percaya deh. Aku ga selingkuh" Ariz berucap dalam pelukannya sembari tersenyum tipis.

"I love u so much sayang, cuma kamu. Cuma kamu cintanya aku sayangnya aku dunianya aku sayang" rayu Ariz

Mahalini perlahan melepaskan pelukannya.

"Maaf ya, seharusnya aku ga langsung siram dia pake air itu. Aku ga tau kalo dia partner bisnis kamu" Mahalini merasa bersalah.

"Shutt, gapapa sayang" Ariz perlahan menyentuh telinga Mahalini mengusik titik sensitif dari sang kekasih.

Mahalini pun mulai terbuai ikut memajukan dirinya untuk menyambut cumbuan itu.

Hampir dirasa tak ada lagi jarak diantara keduanya,

Tok

Tok

Tok

Ketukan pintu itu seolah menyadarkan sepasang manusia yang sedang ingin bercumbu.

Mahalini sadar lalu sedikit memundurkan dirinya dari Ariz.

"Lin, ayo pulang" Keisya masuk setelah mengetuk pintu yang dirasa tidak ada interupsi itu.

Keisya terkejut melihat terdapat seorang lelaki yang tadi siang ia pergoki sedang berselingkuh. Bahkan masih terdengar jelas di telinga nya tangisan pilu dari korban perselingkuhan itu.

Because I Love You, That's it.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang