Tangis bayi perempuan seketika memenuhi rumah yang hening itu. Entah kenapa bayi itu menangis tiba-tiba. Laparkah? Atau justru bosan dengan mainan yang itu-itu saja.
"Kenapa si Lunna sayang, dikasih susu ga mau. Tapi masih nangis juga" Racau sang ibu yang lelah karena anaknya tak berhenti jua menangis.
Ia menimang dan mengangkat sang anak.
"Bosen ya nak, iya?"
Seolah menjawab anak bayi itu menangis tapi sembari meracau kan kata-kata. Menunjukkan bahwa ia sedang bosan dan ingin sekedar berjalan-jalan.
"Duh, mama lagi ngurusin kerjaan ini. Gimana ya?" ucapnya bingung.
"Oh kamu sama Uncle Nukiy aja ya"
Sang anak seolah mengerti setelah ibunya menyebut nama Nukiy. Ia tersenyum sembari berbicara dengan bahasa yang tak dimengerti.
"Oke. Kita ke uncle Nukiy ya"
Ibu beranak satu itu ialah Putri Gianna. Kakak perempuan dari seorang Nuca. Ia memiliki bayi perempuan pintar yang bernama Lalunna Almahyra Pasha. Lalunna baru saja menginjak usia 7 bulan. Meskipun usianya baru menginjak 7 bulan, Lalunna bisa berceloteh panjang seolah memahami dan menjawab ketika ada orang yang mengajaknya berbicara.
"Nuc" ucap Putri sembari mengetuk pintu kamar Nuca.
Nuca yang baru saja selesai melakukan sholat Dzuhur langsung membuka pintu kamarnya.
"Iya mbak?" Tanya Nuca dengan masih memakai sarung.
"Eh, kamu lagi sholat Nuc?"
"Engga kok mbak, baru aja selesai" jawab Nuca sembari merapikan rambutnya yang masih basah gara-gara wudhu.
"Kenapa mbak?"
"Ini Nuc, Lunna nangis terus daritadi. Udah mba kasih susu masih aja nangis. Bosen kayanya."
"Mbak lagi ada sedikit kerjaan, boleh minta tolong ajak keluar ga Nuc?" Ucapnya sambil menghapus air mata sang anak.
"Ajak keluar jalan, ke Alfa atau muter-muter komplek aja Nuc gapapa"
"Kamu lagi sibuk ga?"
"Kalo lagi sibuk, gausah deh Nuc"
"Eh, Engga kok mbak lagi nyantai juga"
"Yaudah sini sama Uncle Nukiy" Nuca mengambil alih bayi yang sudah berhenti menangis itu.
"Aku ajak ke Alfa ya mbak, soalnya aku mau beli cemilan juga."
"Dia boleh dikasih makanan manis kaya ice cream ngga mbak?" Nuca bertanya dengan polosnya.
"Jangan deh Nuc, baru juga mulai MPASI. Belom boleh makan aneh-aneh dulu. Ajak jalan-jalan aja Nuc"
"Bentar mbak ambil gendongannya dulu" Putri beralih ke kamarnya untuk mengambil gendongan yang dimaksud.
"Kamu mau kemana Lalunna, sayangnya uncle?" Nuca duduk sembari mengajak ngobrol Lalunna.
Tak butuh waktu lama, Putri kembali dengan gendongan beserta botol susu dan mainan gigitan milik Lalunna.
"Sini taruh dulu Lunna nya, pake ini" Nuca lantas menaruh Lalunna di kasurnya.
Putri memberikan Nuca gendongannya. Ia membantu memasangkan gendongan jenis Soft Structure Carrier itu kepada Nuca.
"Eh mbak, ini aman kan?"
"Aman Nuc, lehernya Lunna juga udah kuat untuk nopang kepalanya."
"Biar kamunya juga ga pegel gendong dia kemana-mana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You, That's it.
Romance"Kenapa sih mas, mas masih baik sama aku?" tanya Mahalini menatap Nuca dengan mata yang sembab karena menangis "Padahal aku jahat banget sama mas, dari awal pernikahan bahkan" ucap Mahalini dengan nada tertawa, seolah menertawakan dirinya sendiri. "...