21

77 12 2
                                    

Sudah 3 hari penyelidikan kasus Jeno berjalan. Dan hari ini Karina sudah memberanikan diri untuk berbicara tentang kebenarannya.

Selama 3 hari ini juga Jaehyun terus menginap dirumah Jiho. Atas permintaan Jeno juga.

"Karin, inget ya ngomong apa adanya, kalo Jeno salah, dia harus dihukum. Pokoknya jangan ada belas kasihan" ucap Jiho saat sudah sampai dikantor polisi. Lebih tepatnya tempat kerjanya sendiri.

Karina mengangguk. "Kak jiho sama bang Jaehyun gak ikut turun?"

"Kakak hari ini libur rin, jadi kakak cuma nemanin kamu aja. Lagian kakak gak boleh masuk, karena kasusnya Jeno, secara kakak kan keluarganya" Karina menghela nafasnya mendengar penuturan Jiho.

"Jadi aku sendiri ya kak masuk kesana?" Jiho jadi bingung. Secara ini pasti pertama kalinya Karina masuk kesana. Apalagi diintrogasi sama petugas.

"Gue bolehkan nemenin Karina masuk Ji?"ucap Jaehyun tiba-tiba.

"Eh, kenapa harus lo?"

"Ya anggap aja gue walinya karina, biar karina ada pendamping aja masuk kesana"ucap Jaehyun.

"Oh yaudah kalo lo mau temenin karina sebagai wali boleh kok. Karina bang Jaehyun yang temenin mau kan?" Jiho melihat kearah kaca mobil depan. Karina mengangguk sambil tersenyum.

"Boleh. Aku juga takut sebenarnya kak masuk kesana sendiri. Tadi kiranya kak Ji juga bakalan turun nemenin aku" Jiho kemudian melihat kesamping kearah Jaehyun yang kini juga melihat dia.

"Kalo gitu gue nunggu dimobil ya, interogasinya gue gak bisa tebak berapa lama, soalnya kalo udah ada barang bukti biasanya interogasi terhadap korban gak lama, tapi kalo gak ada barang bukti bisa jadi lama"jelas Jiho sambil melihat Jaehyun.

Jaehyun mengangguk, "Bang Jaehyun sama Kak Jiho cocok."Karina langsung keluar dari mobil.

Jiho melotot mendengar penuturan Karina. Jaehyun hanya senyum melihat Jiho didepannya. Kemudian Jaehyun segera keluar dari mobilnya.

Jiho menghela nafasnya kasar, "gak baik banget tuh cowok senyum kayak tadi" Jiho kini mengambil hpnya dan mulai mengirim pesan ke temannya bahwa Jaehyun akan menjadi pendamping Karina saat interogasi.

Terhitung sudah hampir satu setengah jam Jiho menunggu dimobil, namun Karina belum juga keluar. Sebenarnya Jiho tidak menunggu dalam mobil juga, dia juga sempat tadi membeli jajanan yang ada didepan kantor.

Bukan apa-apa, dia juga deg degan sama kasus Jeno. Dia udah yang pasrah banget kalau sampe bener Jeno pelakunya. Lima tahun harus dihabiskan Jeno dipenjara, pendidikan Jeno juga pasti terhenti, nama baik Jeno akan rusak dan kemungkinan lainnya udah Jiho pikirin. Dan itu membuat dia semakin tidak tenang dalam 3 hari terakhir.

Dan saat Karina bilang dia mau berikan kebenarannya, Jiho merasa lega, padahal belum tentu juga Jeno bakalan bebas, tapi tak apa setidaknya Karina tidak lagi menyembunyikan dirinya.

Jiho menghela nafas kasar, melihat pintu kantor yang belum juga ada tanda-tanda akan terbuka.

"Masuk aja lah ya, gue keruangan tim aja. Bosen juga nunggu disini" gumam Jiho, kemudian ia mengambil hp dan lantas keluar dari mobil.

"KAKK JII" Jeno berlari menuju kearah Jiho yang baru saja menutup pintu mobil.

Jeno menenggelamkan kepalanya dipundak Jiho.

"Gue bebas huhu" rengek Jeno.

"Lo beneran bukan pelakunya?"

"Lo tuh kenapa sih gak percaya banget sama gue. Kita tuh saudara, satu darah tapi lo gak pernah percaya sama gue" dengus Jeno yang masih memeluk Jiho.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Police in my HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang