"Kenapa bahaya? Apanya yang bahaya? Ayah bukan orang jahat kan, om?"
Sesaat setelah sampai di rumah Dewa, seorang pria paruh baya langsung menyambut mereka dengan hangat. Membuat Freya yang sempat cemas menjadi sedikit lebih relax.
Sementara Dewa memilih menjauh membiarkan Freya untuk mengobrol, mengeluarkan semua yang menjadi rasa penasaran gadis itu.
Ayah Dewa yang di ketahui bernama Mino itu menyunggingkan senyumnya mendengar pertanyaan Freya. Ia mengangguk, "Ayahmu orang baik, sangat baik"
"Andai saat itu ia tidak menerimanya"
"Aku gak pernah tau apa - apa soal Ayah atau Bunda, Ibu gak pernah mau ngasih tau," ujar Freya.
"Ibu mu gak mau kamu khawatir, tapi suatu saat kamu pasti bakal tau semuanya," balas Mino sembari mengusap lembut rambut Freya, menyalurkan rasa sayangnya seakan Freya adalah anaknya sendiri, "Saya belum bisa kasih kamu jawabannya, karna saya masih belum tau apakah ayah kamu yang sekarang masih sama seperti dulu atau tidak. Sementara itu kamu jangan jauh - jauh dari Dewa ya? Saya khawatir mereka macam - macam"
Freya menghela nafasnya dan mengangguk. Sebelumnya Mino sudah menjelaskan padanya bahwa ia dan sang ayah merupakan teman baik. Mino juga berkali - kali menegaskan bahwa ayahnya bukan orang jahat. Tapi entah mengapa semua hal yang berhubungan dengan ayahnya di katakan berbahaya. Freya masih tak mengerti.
Mau tidak percaya, tapi Om Mino ini punya banyak sekali foto - foto Ayahnya- foto kebersamaan mereka sebagai teman baik. Bahkan ada satu dimana Freya kecil juga terlihat dalam potret hitam putih yang sudah usang tersebut.
Jadi, Dewa dan Ayahnya bisa ia percaya kan? Setidaknya untuk saat ini sampai Freya tau siapa kedua orang tuanya sebenarnya.
Selesai dengan obrolan masa lalu, Freya kemudian pergi menghampiri Dewa yang sedang berada di halaman belakang. Tanpa mengatakan apapun, Freya langsung ambil duduk di kursi lain yang terpisah meja kecil di sebelah Dewa.
Dewa menoleh pada gadia itu, "Udah?" tanyanya yang cuma di balas anggukan oleh Freya, "Sekarang percaya sama gue?"
Kali ini Freya mengedikkan bahunya, "Kan belum ada bukti nyatanya dari lo bahwa lo akan melindungi gue"
"Yaudah, liat aja nanti kalo ada apa - apa"
Setelahnya hening. Tak ada lagi yang bersuara. Freya sibuk dengan pikirannya, Dewa sibuk dengan rokok elektrik di tangannya.
"Kak"
Tak ada jawaban.
"Kak Dewa!"
Dewa menoleh dengan alis terangkat, "Oh, lo manggil gue?"
"Lo pikir!?"
Dewa tertawa kecil, "Haha sorry, belum terbiasa denger lo manggil gue 'Kak' " katanya membuat Freya memutar bola matanya malas. Freya sedang mencoba bersikap lebih sopan yah tolong.
"Apa? Kenapa manggil?" tanya Dewa kembali pada tujuan Freya memanggilnya.
"Laper" jawab Freya lirih. Malu - malu.
"Ke dapur aja sana"
Freya berdecak, "Masa gue sendiri! Gue bukan elo ya yang bisa seenaknya di rumah orang kek lagi di rumah sendiri!"
Dewa tertawa, ia akhirnya beranjak dan menemani Freya ke dapurnya, "Ayo deh"
Sampai di dapur keduanya langsung membuka lauk yang ada. Freya lantas menoleh pada Dewa, "Lo makan juga kan?"
Dewa mengangguk - angguk, "Tapi gue mau bikin mie" jawabnya seraya mengambil sebungkus mi instan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Savior - [ Hyunsuk × Ryujin ]
Fanfiction[Berhenti Update] "Gak usah dipikir, kita emang gak pernah saling kenal, tapi mulai sekarang lo tanggung jawab gue" "Maksud lo?!" • • • Tiba - tiba saja Dewa datang dalam hidupnya, mengaku sebagai pelindungnya, membawa segala misteri masa lalu yang...