4 - Cantik

123 25 4
                                    

"Arkan, Lo gak mau masukin lukisan lo ke pameran?"

Hari ini, di waktu senggang, Freya dan Arkan sedang jalan bersama. Freya baru saja menemani Arkan membeli beberapa perlengkapan baru untuk melukis. Arkan memang hobi melukis.

Setelah mendapat barangnya, mereka berdua memilih mampir dulu di salah satu cafe terdekat.

"Buat konsumsi pribadi aja," balas Arkan.

Freya tersenyum, "Lo juga suka fotografi kan? Gila jiwa seni lo tinggi banget sih"

"Gue bawa kamera nih," Arkan mengeluarkan kamera yang ia maksud dari dalam tasnya, "Mau gue fotoin?"

Freya dengan cepat langsung berpose membuat Arkan terkekeh melihat respon cepatnya itu. Arkan pun segera memposisikan kameranya, membidik gambar se-aesthetic mungkin seperti yang biasa ia lakukan.

"Mau liattt!" Freya dengan antusias beranjak dari kursinya untuk melihat hasil jepretan Arkan. "Cantik banget fotonya"

"Cantikan aslinya"

Freya reflek menoleh pada Arkan, ia tentu tak bisa menahan senyumnya untuk tidak mengembang. Membuat si cowo akhirnya ikut menyunggingkan senyumnya.

Keduanya menghabiskan waktu hingga beberapa menit setelahnya di cafe itu. Sebelum kemudian Freya mengajak kembali karna cuacanya mulai mendung.

"Gue anter ya?" tanya Arkan menawarkan.

"Ga ngerepotin? Nanti lo jadi bolak - balik" balas Freya sedikit ragu, karna antara apartnya dan rumah Arkan itu berbeda arah.

"Gak apa, lagian nanti lo keburu kehujanan, ayo"

Freya pun mengiyakannya, mereka kembali ke kampus yang hanya berjarak beberapa meter untuk mengambil mobil Arkan yang masih terpakir disana.

Selama perjalanannya, Freya yang hanya melihat jalanan tiba - tiba saja merasa mengenali mobil di belakang. "Kak Dewa?" gumamnya ragu.

Mungkin kebetulan. Freya memilih tak memikirkannya. Namun beberapa detik kemudian, ia terpikir, "Jangan - jangan dia ngikutin gue?!"

Sampai di depan gedung bertingkat yang menjadi tempat tinggal Freya itu, ia tak langsung naik melainkan menunggu di depan lift, yang mana kemungkinan beberapa saat lagi Dewa juga akan muncul.

Benar saja, tak lama kemudian terlihat lah cowo dnegan pakaian dominan hitam di tambah kacamata nyentrik nya itu.

"Darimana lo?" tanya Freya.

"Dariii..." Dewa menggantung jawabannya cukup lama seraya menekan tombol lift, "Ada lah, kepo aja lo"

Setelah pintu lift nya terbuka, keduanya sama - sama masuk. "Ngikutin gue ya lo?!"

"Ge'er banget"

"Ngaku aja sih, gue liat lo kok tadi"

"Liat dimana? Di cafe?"

Freya langsung menodong telunjuknya pada cowo itu, "Tuhkan! Kok lo tau gue dari cafe?! Gue kan belum cerita!"

Dewa tercekat. Mampus, bodohnya ia. Berakhir cowo itu cuma nyengir dengan watadosnya.

Freya mendengus, "Ngapain sih?! Lo gak ada kerjaan lain apa?!"

"Sibuk banget gue sebenernya, tapi lo prioritas"

"Astagaaa suatu kebanggaan sekalii~" cibir Freya.

"Oiya, lu beres - beres gih, pindah ke tempat gue" kata Dewa mengingatkan ketika lift mereka berhenti di lantai tempat unit Freya berada.

Savior - [ Hyunsuk × Ryujin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang