12 - Rencana yang panas

140 21 12
                                    

Malem ini Freya dan Dewa sedang berbelanja kebutuhan bersama di supermarket. Mereka tidak bisa belanja di siang hari karna Dewa tentu saja sibuk. Terlalu lama juga menunggu sampai weekend, keburu bahan di apart habis.

Selesai berbelanja, Freya mampir ke kios gorengan di sebrang supermarket. Sementara Dewa menunggu di parkiran supermarket.

Sibuk menunggu pesanannya, Freya mulai merasa aneh. Ia melirik sedikit, "Perasaan gue doang kali ya?"

Entah mengapa ia merasa sudah beberapa kali melihat orang berjaket dengan masker dan topi yang sedang duduk di kursi bawah lampu di pinggir jalan itu. Beberapa kali di supermarket tadi. Sekarang ada disini juga.

Mengingat Freya yang akhir - akhir ini gak aman jelas hal begini membuatnya agak parnoan.

Setelah gorengannya jadi, ia kembali pada Dewa yang telah menunggu.

"Lama ya? Antri," kata Freya yang diangguki tanpa rasa keberatan oleh Dewa, "Ayo, pulang"

Keduanya masuk ke dalam mobil, sesaat setelah Dewa menyalakan mesinnya, Freya menangkap sesuatu lewat spion samping. Ia menahan tangan Dewa, "Sebentar, Kak"

Gadis itu memicingkan matanya untuk memperjelas penglihatannya.

"Anjir!"

"Kenapa?"

Dewa jelas bingung, apalagi raut wajah Freya terlihat kaget.

"Kak, orang yang pake jaket item itu, kayaknya dia ngikutin kita deh"

Dewa mengikuti arah tunjuk Freya, orang yang dimaksud memang terlihat sedang memperhatikan mereka. Dewa diam sejenak, berpikir apa yang harus dilakukan sekarang.

Alih - alih bergegas menjalankan mobilnya, Dewa malah sibuk mengetikkan sesuatu di ponsel. Freya tetap menunggunya, tapi kemudian Dewa malah mencabut kunci mobil dan mengajaknya untuk turun.

"Mau ngapain kak?!"

Freya tak paham kenapa Dewa malah menariknya berlari. Mereka tidak berlari jauh, setelahnya Dewa celingukan dan lagi - lagi mengetik di ponselnya.

"Lo bener, dia ngikutin kita." ucap Dewa.

"Terus gimana?! Bukannya kita harusnya pulang aja? Kenapa malah kesini?"

Dewa menggenggam erat tangan Freya, "Tenang aja, gue punya rencana lain, dan kita cuma mancing dia"

Apapun yang Dewa jelaskan itu, Freya masih bingung, karna mereka sekarang malah jalan di tempat yang sepi. Sementara Freya bisa mendengar jelas langkah di belakangnya. Bukankah ini seram?! Kenapa Dewa malah jalan santai?

"Kak Dewa!" cicit Freya, ia benar - benar takut sekarang.

"Gak apa - apa," Dewa mengecek jam tangannya, "Bentar lagi kita lari, cari tempat yang rame buat sembunyi"

"Kenapa gak sekarang aja?! Lo nungguin apa sih?"

Bisa - bisanya Dewa malah tertawa, "Nungguin tim gue lah, jangan takut, kan ada gue"

Freya cuma bisa berdecak. Langkah mereka bahkan entah akan kemana, Dewa seperti sedang mengulur waktu. Entah apa yang direncanakan cowo itu sekarang.

"Kita lari sekarang"

"Hah!?"

Freya berlari dengan tanpa aba - aba. Mengikuti Dewa yang membawanya entah kemana.

Dewa mencari suatu tempat yang ramai, yang kira - kira bisa ia gunakan untuk bersembunyi, sehingga orang yang mengikutinya tidak dapat menemukan mereka lalu kemudian pergi-semoga. Setidaknya itu yang harus Dewa lakukan sekarang.

Savior - [ Hyunsuk × Ryujin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang