"Freya..."
Freya hanya membalasnya dengan deheman singkat tanpa menoleh sedikitpun pada yang memanggilnya. Ia sibuk membenahi belanjaan yang telah mereka beli.
Setelah yang terjadi, Freya langsung keluar begitu saja dari club, terlihat marah, sepanjang perjalanan pun gadis itu tak mengucapkan sepatah katapun.
"Gue minta maaf"
Freya masih tetap diam mendengar permintaan maaf dari Dewa.
"Re, gue minta maaf"
Freya bahkan kelihatannya tak berniat untuk menanggapi sama sekali ocehan Dewa.
"Lagian it's just a kiss"
Dewa harus menyesali ucapan. Karna Freya langsung nerhenti dari kegiatannya, menutup pintu kulkas dengan kasar dan bangun menatap Dewa dengan dingin.
"Just a kiss lo bilang?! Lo mungkin udah terbiasa, tapi gue enggak! Gue gak bisa memaklumi hal kaya gitu!"
Setelahnya Freya langsung pergi ke kamar, Dewa bahkan tak berani menahannya karna Freya nampak sangat marah.
Dewa membuang nafasnya kasar, "Sekarang gue harus gimana biar dia gak marah..."
+ + +
Pagi ini seperti biasa Dewa yang membuatkan sarapan, tugas masak Freya memang di malam hari. Tapi setelah keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi, Freya malah melenggang ke pintu keluar bukannya ke dapur.
"Freya!" Dewa menghampirinya, sebelum Freya benar - benar keluar, "Kok langsung pergi? Sarapan dulu"
"Gue buru - buru, nanti gue sarapan di luar"
Freya pergi begitu saja. Raut wajahnya pada Dewa juga masih datar yang artinya gadis itu masih marah. Dewa cuma bisa menghela nafasnya berat.
Sesungguhnya, Freya tidak sedang buru - buru. Ia hanya sedang tidak ingin menghadapi Dewa.
Lupakan sejenak, Freya baru sadar bahwa selama setengah hari di kampus, ia tak melihat Arkan sama sekali. Beberapa kali Freya melihat teman - teman Arkan, tapi Arkannya tidak ada, apa Arkan tidak masuk hari ini.
"Vin, Arkan dimana?" Freya akhirnya bertanya pada salah seorang yang ia kenal sebagai teman dekat Arkan.
"Gak masuk kan dia hari ini, lo gak tau emang?" Freya menunjukkan wajah bingungnya, dia tidak tau apa - apa tentang Arkan hari ini, "Kecelakaan dia semalem, harus di opname juga"
Freya membelalak terkejut. Kenapa tidak ada yang memberi tahunya lebih awal? Kenapa Arkan juga tidak mengabari apa - apa?
Lantas, ia dan Kevin menyempatkan diri menjenguk Arkan ketika keduanya sedang senggang. Freya sampai tak tahu harus mengatakam apa melihat kondisi Arkan di ruang rawat inap, kepalanya di balit perban, pergelangan tangannya juga di balut kain perban cokelat yang biasa untuk patah tulang.
Kok bisa kecelakaan?!
"Gimana ceritanya, Arkan?" heran Freya, Arkan tipe yang kalau bawa kendaraan sangat santai dan berhati - hati, lantas apa penyebab ia bisa seperti ini, "Lo ditabrak kah?"
Arkan menggeleng, dengan wajah pucatnya ia menjawab, "Entah, rem gue ternyata blong"
"Bisa - bisanya?!"
"Udah dibawa kebengkel, gue belum tau hasilnya"
Freya menghela nafasnya berat. Kasihan melihat kondisi Arkan begini.
"Tapi kondisi lo gimana? gak ada yang parah kan?" Freya kembali bertanya.
"Aman kok, setelah dirawat gue pasti langsung sembuh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Savior - [ Hyunsuk × Ryujin ]
Fanfiction[Berhenti Update] "Gak usah dipikir, kita emang gak pernah saling kenal, tapi mulai sekarang lo tanggung jawab gue" "Maksud lo?!" • • • Tiba - tiba saja Dewa datang dalam hidupnya, mengaku sebagai pelindungnya, membawa segala misteri masa lalu yang...