Vote comment jangan lupaaaa!! Kalian bacanya gratis kann? Jadi setidaknya tinggalin jejak💕
.
.
.
.
.
☆"Bu, ee saya pamit pulang,"
Mendengar suara Sean bu Nafis, Rara serta pak Mulyadi bapak Rara turut memperhatikan laki-laki yang kini tengah berdiri di samping meja makan mereka.
"Loh, sudah bener-bener enakan ta le?" Bu Nafis menghampiri Sean, memandangi laki-laki muda itu dengan seksama.
Sementara Rara yang menyaksikan interaksi keduanya malah manyun-manyun tidak jelas. Bukan apa-apa ia hanya tidak bisa lupa sama sikap Sean yang seringkali membuatnya kesal bin sebal.
"Saya sudah baik-baik saja kok bu. Dan itu berkat kalian karena sudah merawat saya dengan baik. Terimakasih banyak karena sudah mau direpotkan,"
"Ngga begitu le, kami malah seneng kalau kamu baik-baik saja. Dan kami sama sekali tidak merasa direpotkan" tambah pak Mulyadi yang langsung disetujui oleh bu Nafis.
Rara yang tak percaya bapaknya yang kakunya melebihi gunung es turut memberi tanggapan menoleh dengan kecepatan 1×1 detik dan memandangi bapaknya yang berbicara dengan senyumannya yang jarang diperlihatkan.
Ketiganya pun mengantar Sean sampai ke teras rumah. Sean menyalami bu Nafis dan pak Mulyadi sebelum kemudian masuk ke dalam mobilnya. Laki-laki itu melambaikan tangan lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Sementara tanpa mereka sadari, di balik tembok pembatas rumah ada seseorang yang tengah memperhatikan gerak gerik mereka. Ia adalah penguntit yang mengikuti mobil Sean saat laki-laki itu mengantar Rara dan berujung rawat inap di rumah tersebut.
Mengetahui ternyata Sean sempat menginap di rumah gadis yang didambanya membuatnya terbakar api cemburu. Ya, penguntit itu adalah Redo. Ia bukan tidak tahu bahwa Sean juga memiliki perasaan khusus untuk gadisnya. Hal itu terlihat jelas dari cara Sean yang memaksa Rara pulang saat ia memaksa gadis itu untuk menemaninya ke supermarket.
Ketika mobil Sean sudah menjauh, dan keluarga Rara juga telah memasuki rumah hanya menyisakan Rara seorang diri Redo pun memberanikan diri keluar dari tempat persembunyiannya. Ia berjalan santai mendekati gadis tersebut.
Rara yang hendak masuk ke dalam rumah menyusul kedua orang tuanya dikagetkan dengan munculnya sosok laki-laki bertopi hitam yang tak lain adalah Redo.
"Hai, urusan lo sama gue belum kelar," ujar Redo.
Rara menaikkan sebelah alisnya "Mas Redo tahu dari mana alamat rumah saya?"
Laki-laki itu tersenyum miring "Itu ga penting. Yang paling penting sekarang adalah lo harus lunasin utang lo ke gue"
"Aduhhh, utang apa lagi Mass? Kemaren kan udah, Rara bantu² Mas pindah apartemen nyampe Rara nginep juga. Trus masih disuruh nemenin Mas belanja Rara temenin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Wings
RomanceRara Nazuwa Zahra, seorang gadis yang tingkat pecicilannya tiada batas. Memiliki impian tak masuk akal yaitu berkeinginan menikah dengan tokoh-tokoh fiksi dari novel yang telah dibacanya. Rara, dibalik keceriaannya ia pun juga pernah patah hati. Ke...