Bagian 9🐣

133 16 2
                                    

Dimohon untuk tidak lupa meninggalkan jejak (Vote dan Comment) 🙏
.
.
.
.
.

SEAN sedikit mempercepat langkahnya saat dirinya hampir memasuki supermarket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEAN sedikit mempercepat langkahnya saat dirinya hampir memasuki supermarket. Tanpa memperdulikan rasa pusingnya ia memutari beberapa rak berharap menemukan sosok yang dicarinya.

Rak pertama tidak ada, rak kedua ia juga tidak menemukan siapapun, rak ketiga nihil, mendakati rak keempat ia mendengar perdebatan kecil dari suara seseorang yang sangat dikenalnya. Ia terus berjalan mendekat, ketika kedua matanya berhasil menangkap sosok itu langkahnya terhenti. Ternyata ia tidak salah lihat.

"Rara!"

Rara yang tengah berdebat dengan Redo karena tak terima disuruh bawa beras 3 kg menoleh saat mendengar seseorang menyebut namanya.

"Mas Sean?"

Sean berjalan mendekat. Ia menghadiahi Redo dengan tatapan mengintimidasi. Sedang Redo membalasnya dengan senyuman miring.

"Hai, how are you bro?" Redo menjulurkan tangannya berniat berjabat tangan dengan Sean. Namun bukannya membalas juluran tangan Redo, Sean justru menarik ujung pergelangan tangan baju Rara. Kemudian membawa gadis itu keluar dari supermarket tanpa sepatah kalimat. Membuat gadis itu kebingungan. Saat keduanya sudah di dalam mobil Rara memberanikan diri bertanya.

"Mas Sean saya mau dibawa ke mana?"

Tidak ada jawaban, Sean membisu. Laki-laki itu memilih tidak menjawab pertanyaan Rara karena khawatir yang terlontar adalah kalimat kasar yang mungkin dapat melukai gadis itu nantinya. Saat ini ia tidak hanya pusing namun, hatinya gelisah. Ia ingin marah, ia ingin protes setelah melihat kedekatan gadis yang dipujanya dengan musuh bosnya itu. Namun, siapa ia bagi Rara? Ia tak lebih dari seorang laki-laki biasa yang baru dikenal gadis itu.

Suasana dalam mobil sangat menegangkan. Membuat Rara tidak berani mengeluarkan suara sedikit pun. Meski banyak pertanyaan yang berkeliaran dalam pikirannya ia memilih diam memendam segala keingintahuannya.

Rara sedikit melirik ke arah Sean yang kini tengah fokus mengemudi sembari memijit pelipisnya. Kalau lagi begini tampang si kunyuk ini jadi nyeremin, batin Rara.

Ketika mobil Sean memasuki gang menuju rumahnya, Rara jadi mengerti laki-laki itu berniat baik mengantarnya pulang. Tapi ini ada yang janggal. Rara tak merasa memberi tahu siapapun soal dirinya yang tidak pulang semalaman dan menginap di apartemen Redo. Namun mengapa sekarang pengawal pribadi dari suami sahabatnya itu berbaik hati menjemput dan mengantarnya pulang? Apa iya Redo yang memintanya? Tapi sejak kapan mereka saling kenal?

Ribuan pertanyaan berkecamuk di otak Rara memaksa untuk dilontarkan namun, dengan sekuat tenaga ia tahan. Nyalinya sudah ciut sejak pertanyaan pertamanya tadi diabaikan oleh laki-laki itu.

Sampai di pekarangan rumah Rara keluar duluan dari dalam mobil. Ia mengucap salam dengan lantang. Beberapa saat kemudian terdengar suara bu Nafis yang menjawab salamnya bersamaan dengan pintu terbuka.

Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang