14

80 12 3
                                    

.
.
.
.
.
.
.

20.00 KST.
Malam Ini Tidak seperti malam malam Biasanya, setelah Makan malam selesai, ia lantas Kembali ke kamar, Sejak perdebatan nya dengan Jungkook Siang Tadi, Mereka tak saling Bicara, lebih tepatnya Jungkook yang mendiamkan Jace. entah karena alasan apa, mungkin dia sakit hati karena Jace menolaknya?

Rasa Canggung menyelimuti saat Pintu kamar terbuka, Jungkook masuk kedalam dengan Wajah datar dan dingin, tak seperti biasanya Yang selalu tersenyum hangat lalu mendekat dan memeluk Jace. Kenapa Jace jadi merasa sedih karena perubahan sifat Jungkook? Hatinya sedikit tidak rela jika pria itu mengacuhkannya.

Seharusnya Jace Senang, namun Perasaannya justru gelisah. jika dulu ia teramat menggebu ingin membalas dendam dengan membunuh Pria Jeon itu, maka sekarang rasa benci dan dendam itu lenyap entah kemana. Setelah mengetahui Fakta bahwa bukan Jangwo dan Yakuza yang membunuh ibunya. Semua rasa benci dan dendamnya langsung sirna.

Ia tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang, ia perlu berbicara dengan ayahnya dan memberitahu semua yang telah ia dapatkan disini, memberitahu fakta sebenarnya Bahwa Kelompok Vans lah yang membunuh Ibunya. Robert pasti tau tentang kelompok Vans. Ia ingin sekali menelfon sang ayah lalu bertanya langkah apa yang harus ia lakukan saat ini. Namun mengingat situasi yang tak memungkinkan Untuknya.

Jungkook benar benar tak menghiraukan Jace. ia masuk dan langsung menuju balkon Untuk merokok dan Meminum sebotol Whiskey yang tadi ia bawa dari luar. Jace memperhatikan gerak gerik Jungkook, pria itu nampak Murung. Jace ingin sekali duduk di sebelahnya lalu mengusap Bahu pria itu untuk menenangkannya, namun Tak bisa ia lakukan.

"Apa dia Menjauhiku? Tapi kenapa? Apa karena aku menolaknya? Apa dia benar benar serius dengan ucapannya tadi?" -Gumam Jace

Cukup lama Jace menimang Nimang, akhirnya ia memutuskan untuk keluar balkon dan duduk di sebelah Jungkook.

"Kau minum tidak mengajakku?" -Sapa Jace membuka pembicaraan.

"Aku ingin minum sendiri " -Jawaban ketus Jungkook lontarkan.

"Emm.. apa kau marah padaku?" -Jace

"Apa pedulimu?"-Jungkook

"Tentu aku peduli Kook. Aku kan.."

"Kau apa? Kau hanya Calon istri Pura puraku, jangan Sok peduli padaku Yesi, belum puaskah kau membuatku salah paham?" -Jungkook memotong ucapan Jace dengan nada yang meninggi.

"Salah paham? Aku membuatmu salah Paham apa? Aku tidak mengerti." -jace

"Selama ini aku memperhatikan mu bukan karena aku sedang memainkan peran Yesi, aku.. Aku memang ingin memperhatikan mu tulus dari dalam hatiku. Aku tertarik padamu.. dan kau.. kau juga menunjukkan hal Yang sama. Kau perhatian padaku, kau bersikap hangat dan membuatku nyaman. Bukan hanya di depan Papa, namun dimanapun kita bersama kau bersikap seperti itu, jadi aku pikir kau memiliki perasaan yang sama Sepertiku.. " -Ucap Jungkook panjang dan lebar.

Tak pernah selama ini Jungkook bisa meluapkan perasaannya segamblang itu. Namun Kenyataan ini sepertinya benar benar membuatnya Tersiksa. Bagaimana bisa dia terjebak dengan rasa cinta dari hubungan Fiktif yang ia buat sendiri. Ia tau ia juga salah karena terlalu menggunakan perasaan disini. Namun Perasaan Cinta tak bisa disalahkan.

"Maafkan aku Kook.. jika sikapku selama ini membuatmu salah paham maafkan aku. Aku tidak berniat apapun, aku hanya menjalankan Kesepakatan Kita saja. Kookie.. aku yakin, perasaanmu itu hanya sesaat. Kau pasti tidak benar benar jatuh cinta padaku. Perasaan itu Hanya karena kita sering menghabiskan waktu bersama saja selama ini. Nanti saat kita kembali ke Seoul dan menjalankan aktifitas normal. Perasaanmu juga pasti akan menghilang."-Jawab Jace mencoba Meyakinkan Jungkook walaupun dirinya sendiri juga tidak yakin dengan Ucapannya itu.

Love And Revenge||JJK(M)~on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang