𝐕𝐈𝐈𝐈. 𝐌𝐞𝐥𝐞𝐰𝐚𝐭𝐢 𝐁𝐚𝐭𝐚𝐬⚠️

1.2K 54 7
                                    

⚠️ WARNING!!!! BAKAL ADA ADEGAN KISSING DI AKHIR CHAPTER!!! JADI YANG TETEP MAU BACA SILAHKAN DOSA DITANGGUNG MASING-MASING!! ⚠️

⚠️ WARNING!!!! BAKAL ADA ADEGAN KISSING DI AKHIR CHAPTER!!! JADI YANG TETEP MAU BACA SILAHKAN DOSA DITANGGUNG MASING-MASING!! ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ 8- MELEWATI BATAS ]

Laki-laki itu mematikan rokoknya lalu berlalu dari balkon kamarnya menuju kasur. Pikirannya mulai bercabang ketika senyuman seorang gadis cantik terngiang-ngiang di kepalanya. Ia menghela napasnya panjang, matanya ia pejamkan dengan tangan kanan yang menutupinya.

Laki-laki yang bernama lengkap Zavegar Sagara Rajendra itu mengacak-acak rambutnya. Saga tidak munafik kalau ia memang sudah jatuh kedalam pesona seorang Monalisa Vanuzuelly.

Saga jatuh dengan segala sikap gadis itu. Entahlah, Saga sangat tertarik dengan sikap Mona yang tidak lemah dan tidak menye-menye. Namun ada satu hal yang ditakutkan oleh Saga. Ketakutan yang berhasil membuat Saga berspekulasi tentang hal-hal buruk.

"Arggggh!!" Saga mengacak rambutnya frustasi.

Ia meraih ponselnya lalu mendial ikon telepon untuk menghubungi Mona. Setelah sambungan telepon terjawab, Saga terdiam mendengar sapaan dari Mona.

"Mau ikut gue nyari hadiah?" ucap Saga dengan nada tenangnya. Melupakan bahwa tadi ia uring-uringan layaknya orang gila.

"Woaaa ayo sih, kebetulan jadwal gue di weekend ini kosong."

Perlahan sudut bibirnya terangkat, "Nanti gue jemput."

"Jam berapa?"

"kalo 7 malam gimana?"

"Oke. Kalo gitu gue matiin ya, soalnya harus bantuin mamih ngurus taman."

Saga mengangguk meski tidak bisa dilihat oleh Mona. Setelah sambungan telepon itu mati. Saga mengusap wajahnya yang sudah memerah tanpa bisa berhenti tersenyum.

Sedangkan disisi lain, Mona meletakkan ponselnya di gazebo dan kembali menanam bunga-bunga berwarna merah yang berduri itu.

"Nanam nya jangan mawar mulu sih Mon. Bunga lily, melati, sama tulip itu juga masih banyak, masa iya Mami semua." Naya berkacak pinggang dengan kedua tangan yang sudah kotor karena tengah berkebun.

Sedangkan Mona mengerucutkan bibirnya tak terima "Ga mau Mih. Mona kan sukanya bunga mawar. Bunga yang lain Mami aja yang nanam." ucap nya yang masih sibuk menanam bunga-bunga merah dengan tangkai berduri itu.

Naya menggelengkan kepalanya pusing dengan tingkah anak sulungnya. "Mami ga mau tau kamu harus bantu mami menanam bunga lain juga."

Mona menatap Naya dengan tatapan tak terima "Tapi kan Mih, Mona ga mau menanam bunga selain bung---"

"Yasudah lah terserah kamu. Mami ga habis pikir." ujar Naya pasrah yang membuat Mona tersenyum geli.

"oh iya. Aku nanti mau keluar ya, Mih? Bolehkah?" tanya Mona dengan dirinya yang masih sibuk menanam begitu pula sang Mami.

The Revenge Of RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang