𝐗𝐕𝐈𝐈𝐈. 𝐒𝐞𝐝𝐢𝐤𝐢𝐭 𝐓𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐙𝐞𝐫𝐥𝐢𝐧

674 25 2
                                    

[ 18- SEDIKIT TENTANG ZERLIN ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ 18- SEDIKIT TENTANG ZERLIN ]

Mona menyuapkan bakso kedalam mulutnya sembari menatap Zean dan Becca yang tengah bercanda mesra. Tatapan Mona tidak bisa diartikan, entah apa yang gadis itu pikirkan. Tentu saja Yerin yang ada duduk satu meja dengan Mona di kantin ini pun ikut menatap subjek yang Mona tatap.

“Lo masih Gamon?.” Tanya Yerin pelan, takut menyinggung perasaan Mona.

Mona seketika menatap Yerin yang kini tengah pura-pura sibuk mengaduk jus tomat nya. Mona terdiam cukup lama dengan pandangan yang kini kembali menatap dua sejoli yang tengah bermesraan itu dengan tatapan yang dalam.

You believe?  Nyatanya rasa ini masih tersisa bersama luka yang telah terukir. No matter how hard I erase, tetap masih tertinggal.” lirih nya.

Yerin tergugu mendengar perkataan Mona, benar nyatanya perasaan seseorang tidak mudah untuk dihilangkan. Bahkan bagi Mona yang sudah disakiti berkali-kali dan akhirnya memilih singgah di negeri nenek nya selama dua tahun, nyatanya kini rasa itu masih tetap tersisa. Tidak sepenuhnya hilang. Ia tau jika Mona itu gadis yang lemah di balik sikapnya yang arogan itu. Mona menjadikan sikap arogan agar ia memiliki tameng dan tidak terlihat lemah.

“Lalu gimana perasaan Lo sama Saga?” Yerin tau, jika seharusnya ia tidak ikut campur dalam hal perasaan nya Mona. Tetapi Yerin tidak bisa jika melihat Mona sedih.

Mona diam tanpa mau menjawab pertanyaan yang Yerin lontarkan. Hal itu tentu membuat Yerin juga ikut terdiam dan mengerti bahwa Mona tidak ingin membahas hal itu. Keheningan menyelimuti keduanya, meski keadaan kantin cukup ramai tetapi tidak dengan kedua sahabat itu.

Ting

Mona meraih ponselnya dan mendapatkan pesan dari ibu nya.
_________________________________________

Wonder Mom

Hari ini Papi pulang, jadi kamu
pulang sekolah langsung pulang
ke rumah ya, jangan mampir dulu.
_________________________________________

Mona tersenyum melihat pesan dari ibu nya. Ia menatap Yerin yang juga menatapnya penuh tanda tanya.

“Ada apa?”

“Papi pulang hari ini. Lo ikut ke rumah gue ya, sekalian ikut makan malam.”

Yerin mengangguk semangat, “Jelas gue ga nolak! hohoho udah lama gak ngeliat sugar daddy.” kikik Yerin yang mendapatkan geplak-kan dari Mona.

Are you crazy? he's my daddy!.”

Yeah, i'm crazy because of your father's good looks. He's like a sugar daddy.

Sontak keduanya tertawa karena percakapan random tersebut. Yerin yang tertawa terbahak-bahak dan Mona yang tertawa dengan tangan yang menutupi mulut.

Beginilah jadinya jika orang bobrok bertemu dengan orang anggun :")

“Bagaimana peringkat mu di kelas?” Pria paruh baya itu menatap anak semata wayangnya dengan tatapan yang menghunus tajam.

Gadis berambut pirang itu menundukkan kepalanya dengan tangan yang meremat garpu kuat. “Aku mendapatkan peringkat satu pah.”

Pria itu tersenyum puas, lalu mengelap sekitar bibirnya menggunakan tisu makan. Keadaan Meja makan yang terisi tiga orang itu terasa mencekam bagi gadis berambut pirang.

“Papa harap di tahun ini juga kamu bisa mendapat peringkat satu.” ucapan bernada dingin itu menjadi akhir dari acara makan malam tersebut.

Pria itu bangkit dan berjalan meninggalkan meja makan. Sedangkan wanita paruh baya itu yang melihat suaminya beranjak pun ikut pergi dari meja makan untuk menyusul suaminya.

Gadis berambut pirang alias Zerlin menjatuhkan garpu yang ia pegang dengan setengah membanting hingga menghasilkan bunyi yang cukup nyaring karena benturan garpu dengan piring.

Zerlin meminum air putih lalu beranjak dari meja makan membiarkan ART yang membereskan nya. Ia berjalan menuju taman depan rumah dan duduk di kursi yang tersedia sembari menatap bulan yang hari ini bersinar terang tanpa awan hitam.

“Kamu keren bisa menjadi juara bertahan di kelas!” Mora yang dipuji oleh sahabatnya itupun tersipu malu lalu membetulkan letak kacamatanya.

Sedangkan Zerlin terkekeh melihat Mora malu-malu ketika dipuji. Kedua gadis berseragam biru-putih itu berjalan turun dari atas podium menyambut keluarga mereka masing-masing.

Zerlin tersenyum dan dengan bangga membawa piala bertuliskan peringkat 2 itu ke Papa nya. Namun, hal itu tak sesuai ekspektasi Zerlin. Papa nya menggeram marah ketika mengetahui peringkat gadis itu.

Pria itu menarik lengan Zerlin dan membawanya ke tempat yang cukup sepi. Lalu tanpa aba-aba pria berumur 47 tahun itu menampar pipi mulus Zerlin. Sontak hal itu membuat hati Zerlin mencelos hancur.

“Kenapa segini hah? Kamu harus mendapatkan peringkat 1. Kamu tau? Segala sesuatu harus kamu lakukan, asalkan bisa menjadi yang pertama! karena menjadi yang setelah pertama itu tidak akan di lihat. Dunia hanya melihat yang pertama!.” sarkas Pria itu kepada Zerlin.

“Jika kamu tetap menjadi yang kedua, kamu tidak akan berguna!!.” hardik nya.

Mulai saat itu, Zerlin melancarkan segala hal untuk menjadi nomor satu.

“Non Zerlin.”

Mata Zerlin yang terpejam menikmati angin malam pun terbuka ketika ada sebuah suara lembut menyapa telinga nya. Wanita berusia 54 tahun itu tersenyum lembut ketika Zerlin menoleh kearahnya.

“Kenapa bi?.”

“Ayo non masuk. Udara malam gak baik buat kesehatan non.” ucap Bi Ningrum dengan penuh perhatian.

Zerlin tersenyum tipis dan membetulkan letak kacamatanya. Lalu masuk kedalam rumah bersama dengan Bi Ningrum alias ART di rumahnya.

🥀 To Be Continued 🥀

Hai semua!
Kali ini aku kulik sedikit tentang Zerlin yaw ehehe...
Besok siapa lagi yaw kira-kira, eummm...
Nih ada bonus pict Mora bagi yang penasaran Mora tuh kayak mana... 😫😫

Tertulis, Min 09 Jul 23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tertulis, Min 09 Jul 23

The Revenge Of RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang