[ 1- PUSAT AWAL ]
Gadis berkuncir kuda itu menegang, ketika sebuah kartu hitam ada didalam lokernya, dengan tinta berwarna emas merangkai kalimat
'Ini akan segera dimulai, Mora. Dalam hitungan seperti biasa'
"Satu, dua, tig-tiga." gumam Mora dengan raut wajah yang cemas. Aib nya yang mana yang akan mereka sebarkan ke seantero SHS ini?.
Ting
Secara bersamaan seluruh ponsel siswa-siswi berdenting menandakan adanya notifikasi. Seluruh siswa-siswi kini sibuk mengambil ponsel mereka masing-masing untuk melihat kali ini ada siapa dan bagaimana.
Sedangkan Mora meraih ponselnya dengan tangan gemetar. Dibukanya notifikasi tersebut yang berasal dari salah satu situs sekolah nya. Tubuhnya membeku dengan keringat dingin yang menyerangnya.
HAI MORALISA VANUZUELLA, kamu tertangkap basah.
Caption tersebut sudah mampu membuat Mora membeku meski belum juga membuka sebuah video yang dikirimkan oleh seseorang itu. Ia menggigit bibirnya untuk menyalurkan kegelisahan nya, ia menekan tombol play dan terputar lah video tersebut.
Terlihat seorang gadis cantik berambut hitam panjang yang tak lain adalah dirinya tengah menggunakan pakaian kurang bahan. Namun bukan itu yang terlihat janggal, tetapi aktivitas gadis itu yang tengah menghabiskan banyak botol minuman beralkohol, hingga ia teler. Lalu tubuhnya dibelai oleh seorang pria dan akhirnya digendong kesuatu tempat.
Seluruh atensi murid-murid yang ada di koridor tersebut langsung menghunus tajam kearah Mora. Hal itu membuat Mora menggelengkan kepalanya dengan raut panik dan mata berkaca-kaca.
Namun mereka tetap saja menatap Mora dengan tatapan tajam, tidak suka, dan mencemooh. Mereka layaknya menghakimi Mora.
Mora berlari tak tentu arah karena rasa malunya yang menguasai. Hingga ia tanoa sadar berlari keatas rooftop.
Mora dengan isi kepalanya yang semrawut itu menatap kebawah gedung dimana banyak sebagian siswa-siswi yang berada di lapangan tengah melihat ponsel mereka masing-masing dengan tatapan jijik dan cemoohan.
Ia meremas kedua sisi rok seragamnya. Matanya menengadah keatas menatap langit yang mendung. Air mata Mora berjatuhan dipipi mulusnya.
"Kak.. aku yakin, nanti pasti kakak bakal cari keadilan buat aku. Kalau begitu, maaf dan terimakasih. Aku pamit." Mora mengucapkan nya dengan isak tangis yang lumayan kencang. Seakan tengah menyampaikan sebuat amanat untuk seseorang.
Tatapan nya menyendu menatap sebuah liontin berbentuk bintang yang bisa dibuka dan di dalamnya terdapat sebuah foto dua anak kecil kembar yang tengah menyengir memperlihatkan gigi ompongnya.
Mora menaiki dinding pembatas rooftop dan melangkah maju ke depan hingga ia terjun dari atas menuju ke bawah dengan mata terpejam dan air mata yang terus mengalir.
Brugh!!!
Suara lantang itu mengalihkan perhatian siswa-siswi yang ada di lapangan dan yang tengah ada di koridor. Suasana sekolah seketika hening. Hingga akhirnya mereka berteriak histeris saat tersadar dari keterdiaman mereka.
Tubuh Mora terbaring di lapangan dengan berlumuran banyak darah. Tangannya menggenggam sekuntum mawar putih yang kini berubah menjadi merah karena berlumuran darah dan sebuah kertas berwarna hitam dengan tulisan bertinta emas.
Ini bukanlah akhir dari segalanya, melainkan ini awal dari segala kisah ini. Dimana dia yang disebut sang antagonis kembali untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatan mereka!
🥀To Be Continued🥀
Gimana sama prolog nya? Udah ada yang tertarik? Hehe mustahil sih ada yang minat sama karya ku yang ga seberapa ini. Tapi kalo ada yang baca meski cuma 3 orang aja aku senenggggg bukan main.
Wajar jika ga ada yang minat, soalnya aku hobi bikin cerita tapi aku ga hobi namatin cerita. Apalagi ga ada yang baca, ehehe jadi cuman nuangin ide aku kalo lagi ga tau mau dituangin kemana.
Sedikit perhatian! Cerita ini ditulis oleh aku yang takut sama darah, aku berusaha keluar dari zona nyaman ku. Jadi maaf kurang-lebih nya kalo ceritanya kurang dapat feel nya.
Tertulis, Rab 12 Apr 23
KAMU SEDANG MEMBACA
The Revenge Of Rose
Genç KurguSetelah dua tahun dia menetap di Rusia, kini dia telah kembali. Antagonis yang digadang-gadang meninggalkan negara ibu nya karena ingin melupakan seseorang yang pernah singgah di hati terdalam nya. Kemunculan dia menghebohkan seisi Selenophile High...