𝐗𝐕𝐈𝐈. 𝐆𝐚𝐠𝐚𝐥

642 25 0
                                    

Mohon tandai bila ada typo, karena aku belum sempat merevisi nya😘🙏🏻

Mohon tandai bila ada typo, karena aku belum sempat merevisi nya😘🙏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[ 17- GAGAL ]

Suara langkah Mona terdengar di lorong koridor yang masih sepi. Hari ini Mona berangkat lebih awal dari biasanya, tangan nya tak henti memutar-mutarkan sebuah kartu hitam dengan tulisan bertinta emas, tak lupa juga sekuntum mawar merah yang ia genggam di tangan kirinya.

Tatapan mata Mona begitu datar dan dingin. Langkahnya masuk ke kelas 12 IPA 4. Terlihat seorang gadis berkepang satu dengan permen karet yang tengah dimakannya bersandar pada pintu kelas tersebut.

Mona bertos ala perempuan lalu keduanya memasuki kelas gadis tomboi bernama Gevita Arellano Fanadit atau kerap kali disapa Lano.

“Tumben lu mau ketemu gue.” Ucap Leno dengan tatapan aneh.

Mona merolingkan bola matanya jengah, “Gue juga ogah ketemu lu kalo gue gak butuh informasi.” Sinis Mona.

“Apa? lu penasaran sama Nathalie?” tebak Leno yang tepat sasaran.

Mona mengangguk pelan lalu duduk di kursi samping Leno dengan gaya anggunnya, sangat berbeda dengan Leno yang duduknya seperti di warteg.

“Dia kan pernah bergabung di circle Beautiful Golden Wolf. Lu pasti tau, dia juga terlibat sama pembullyan Mora. Huftt... tapi ya karena bokapnya dia penyalur terbesar di yayasan ini jadi ya tinggal jentikin jari lalu dengan sekejap semua guru tutup mata atas pembullyan yang BGW lakukan.” Ucap Leno setengah berbisik.

Mona mendengus karena ia sudah mengetahui berita ini. “Gue udah tau.”

“Ck! terus ngapain lu nanya gue?” decak Leno.

“Dia duduk dimana?”

Leno menunjuk kursi didepan kursi yang mereka duduki. Mona ber-oh-ria lalu tersenyum aneh.

“Gue sedikit ada kejutan buat dia.” gumam Mona yang masih terdengar oleh Leno.

“Gue bakal dapet hiburan.” ucap Leno menanggapinya dengan senyum miring.

“Kalau gitu, gue pergi dulu.” Mona bangkit lalu menyelipkan kartu itu di kolong meja tempat Nathalie duduk.

“Minimal lu beliin gue permen karet satu dus lah. Jadi sepupu gak ada baik-baik lu.” Gerutu Leno dengan suara yang sengaja dikeraskan agar Mona mendengar.

Mona yang sudah sampai di depan pintu pun menoleh kearah Leno “Iya-iya nanti gue beliin.” balas Mona malas.

Memang, Mona dan Leno adalah sepupu. Hanya saja keduanya jarang berinteraksi di lingkungan sekolah, bahkan siswa-siswa tidak mengetahui bahwa mereka berdua adalah sepupu, hanya Yerin yang tau dan beberapa orang yang cukup dekat dengan Mona dan Leno.

The Revenge Of RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang