11. Warm

152 29 3
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••













Boleh nggak,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Boleh nggak,

berharap ada Doraemon betulan nongol di depan lo pas lagi dalam situasi aneh super membagongkan ini?

Walau bayarannya 10 tahun nyawanya pun, bakal Calla ambil!. Sike ✌🏻🤣

Ya nggak nyawa juga, jadi babu seminggu deh. Pokoknya Calla mau ulang hari biar nggak ada di situasi aneh sekarang.

Kenapa meja keluarganya Gavin sebelahan gini sama meja Daniel dan kawan-kawan yang lagi nongkrong sih?

Sumpah.

"Kal, sayang, kamu kenapa sih?" Gavin menyenggol pelan lengan Calla yang dari tadi terlihat grogi "kamu nggak nyaman ya sama meja sebelah? Emang berisik sih mereka" Gavin melirik meja Daniel dengan tajam

Saat ini, Calla, Gavin dan Mamanya sedang makan malam di sebuah angkringan Chinese Food terkenal langganan mereka bertiga. Makanannya enak banget, sayur dan seafood nya fresh, terus lama masaknya pas gitu. Jadi pas dihidangin sayurannya masih crunchy dan seafoodnya nggak overcooked, bumbunya juga pas. Pokoknya nyesel banget kalau nggak tau tempat ini. Tiap harinya selalu rame. Tapi karena Mama Davika kenal sama istri yang punya angkringan jadilah mereka selalu dapat tempat kalau lagi pengen makan kesana, dengan catatan ngabarin dulu yaa!!.

Harusnya saat ini, mereka bertiga bisa nyantap hidangan enak, mantap, menggugah selera yang baru matang dan masih panas ini tapi kehadiran orang-orang di meja samping sejak 5 menit lalu membuat pikiran Calla jadi agak buyar.

"Kal sayang, kamu sakit?" Mama Davika menyentuh kening dan pipi Calla dengan sayang "ada rasa makanannya yang aneh?"

Duh, Calla jadi nggak enak karena sudah membuat Gavin dan Mama Davika khawatir padahal seharusnya dia bisa bersikap acuh saja pada Daniel si cowok nggak jelas pilihan Mamanya.

Calla tersenyum menenangkan "Nggak apa, Ma. Mungkin aku lagi kecapean aja ngurusin toko"

"Ya ampun, nggak baik loh terlalu memforsir diri gitu. Melakukan yang terbaik emang penting, tapi ingat istirahat ya, soalnya kamu dan kesehatan kamu lebih penting" Calla rasanya mau nangis aja mendengar kata-kata lembut dan hangat dari Mamanya Gavin.

Sebenarnya Mama Davika lah alasan utama Calla betah-betah saja lama menjalani hubungan abal-abal mereka. Mama Davika sangat ramah meskipun tau Calla dan Gavin mungkin tidak punya masa depan. Beliau tidak banyak menuntut dan menyerahkan segalanya pada mereka dan takdir Tuhan. Kata Mama Davika, kalau Tuhan sudah berkehendak mereka yang manusia ini bisa apa?

Because This Is Our First Life [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang