32. Always

105 17 9
                                    


⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••










Calla meminta kunci mobil Sata setelah Max dan Aga pergi. Firasatnya mengatakan dia harus segera sampai kesana sebelum semuanya terlambat dan menyesal. Semua Tim sedang fokus pada Bara dan Yama, tapi Calla yakin sekali Ronald tidak akan melepaskan Gavin begitu saja.

Selama ini mereka berpikir Gavin akan aman dengan statusnya sebagai sepupu Ronald, dia juga tidak mempunyai bodyguard yang mengawasi keselamatannya seperti yang lain. Jadi, bagaimana Calla tidak khawatir??

"Gue udah janji buat mastiin lo tetep di tempat, Calla" Sata menolak "tolong jangan egois"

"Ini bukan soal egois dan nggak egois" Calla mencoba berargumen "gue emang perlu ketemu Ronald dan selesein semuanya. Selama ini gue sembunyi tapi akhirnya apa? Dia makin parah"

"Gue bukan lagi dalam misi bunuh diri, tenang aja. Aga sama Max nggak mungkin ngirim Tim bodyguard gue jauh-jauh dari sini. Gue aman sama mereka" Calla menyodorkan tangannya "atau gue naik taxi?"

Marcella menyenggol lengan Sata lalu mengangguk untuk mendukung keputusan Calla. Sata menoleh pada Winda dan Nira yang juga mengangguk setuju.

Max dan Aga dengan segala kejeniusan mereka mungkin tidak mengerti tentang firasat dan naluri seorang wanita. Lagipula Calla benar, mungkin saja Ronald banyak tingkah karena frustasi tidak bisa menemui Calla yang terus dijaga ketat.

Mengenai keselamatan Calla, mereka percayakan sepenuhnya pada tim yang menjaganya dan juga para pria di sekeliling Calla termasuk Ronald. Mereka percaya, Ronald mungkin tidak peduli tentang keselamatan orang lain tapi untuk Calla, itu lain cerita. He cherished her like she was something precious. No, it's more like he worshipped her like a god.

Buktinya selama ini selain menaruh spy camera dan bug di ponsel Calla, tidak ada kejadian yang membahayakan gadis itu. Padahal menurut laporan Tim Max, Ronald setidaknya sudah seminggu satu gedung apartemen dengan Calla dan membuntutinya kemana-mana sebelum akhirnya muncul ke permukaan melalui Gavin.

See? Ronald ingin Calla utuh tanpa cacat. Dia mungkin tidak peduli siapa yang ada di hati Calla saat ini tapi dia peduli dengan keselamatan Calla. She'll be safe, tapi untuk Gavin, mereka tidak bisa memastikan.

Mungkin kunci dari segala rentetan musibah ini adalah pertemuan Calla dengan Ronald. Mungkin saja ada titik temu yang bisa mereka dapatkan dari pertemuan mereka. Dan juga, Calla harus menyelesaikan ini sendiri agar tidak terpuruk dalam perasaan bersalah. Inilah intinya. Mereka tidak mau Calla kembali bergantung pada obat-obatan untuk lari dari masalah.

"Jangan coba-coba nonaktifin hape lo" Sata akhirnya mengalah "Good luck, Cals. You'll need a lot of it"

Calla tersenyum "thanks" lalu bergantian memandang sahabatnya untuk meminta dukungan, "gue cabut dulu".








••☆••♡♡♡••☆••










📞 "Ahaaaa, Who's this calling me…" ada suara bahagia di sebrang telpon "our lovely Calla!!"

Because This Is Our First Life [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang