28. What's in her head

111 19 2
                                    


⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••











Max menscroll riwayat chatnya dengan Calla yang selalu berjalan satu arah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Max menscroll riwayat chatnya dengan Calla yang selalu berjalan satu arah. Benar, tidak sekalipun Calla meresponnya. Menyedihkan memang, tapi memang dia yang salah disini karena pantang mundur padahal tahu Calla sudah punya pasangan. Hujatlah Max sepuasnya, Max tidak apa-apa. Setidaknya biarlah dia berjuang selagi Calla & Gavin belum sah, toh dia juga cuma sebatas memberi perhatian-perhatian kecil bukan yang agresif sampai bikin ilfeel.

Tapi berita yang dibawa Aga dua hari lalu memporak-porandakkan hatinya untuk kesekian kali. Bagaimana ya, tahu orang yang kalian incar akhirnya single itu, ternyata tidak terlalu bagus juga buat hatinya.

Soalnya Max kadang jadi suka berdebar tiba-tiba kalau sedikit saja mengingat Calla. Ya dia selama ini berdebar sih. Cuma skalanya beda aja gitu, kayak lebih intens, lol.

Duh, bahkan dia sekarang sudah mulai kehilangan konsennya lagi pagi ini gara-gara memikirkan Calla. Max tidak tahu kalau dirinya bisa begitu pengecut, karena alih-alih maju dia malah menjaga jarak dari Calla. Entahlah, sepertinya dia perlu waktu untuk menangkan hatinya yang terlalu menggebu, dia takut Calla malah bakal semakin menganggapnya aneh dan menjauhinya.

Bisa main tetris berdua saja sudah cukup untuk kemajuannya saat ini. Mari pelan-pelan. Mungkin ini agak memalukan, tapi dia sedikit merasa diberi 'cheat key' bernama Aga. Walaupun agak menyebalkan, Aga sepertinya lebih pro padanya?. Ya mungkin karena Gavin membuat Calla sedih jadinya Aga datang padanya tapi bukankah ini juga harus disyukuri?

Max mungkin bisa mengenal Calla lebih jauh lagi lewat Aga. Toh, sebenarnya mereka ada di kapal yang sama.

Dengan iseng, dia menekan tombol call tanpa terlalu berharap bakal diangkat soalnya sudah terlalu sering dikecewakan. Max bahkan menaruh asal saja ponselnya di atas meja sambil memeriksa kembali dokumen yang harus dicek hari ini.

📞 "Halo, Max?"

📞 "Max, you there?"

📞 "Hello?"

Max cengo, tangannya yang sedang membalik halaman terjeda, kenapa seperti ada suara Calla di kantornya? Apa tingkat halusinasinya sudah next level sampai bisa mendengar suara orang yang ada di pikirannya?

📞 "Max, Hey... Lo nggak kenapa-kenapa kan?"

Max tersadar dari lamunan konyolnya, apakah... apakah.... Panggilannya yang tadi tersambung?.

Because This Is Our First Life [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang