30. I'm in

96 14 0
                                    


⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••














Bara, Winda dan Nira menelusuri kegiatan Marcella sedangkan Calla sibuk menelpon kenalannya mengenai siapa customer VIP yang menyewa Marcella sebagai personal shoppernya hari itu. Pasalnya, identitas orang itu tidak terdeteksi dari riwayat chat Marcella maupun rekan sesama personal shopper Marcella yang lain. Jelas ada yang mencurigakan tentang hal ini.

Dari cctv terlihat Marcella dijemput di depan gedung kantor Nira menggunakan mobil yang ternyata menggunakan plat nomor palsu. Setelah itu mereka mengunjungi Plaza Kwangya lalu ke beberapa butik sebelum akhirnya pulang ke apartemen. Tidak ada yang aneh dari kegiatannya, kecuali identitas si pelanggan vip.

"Kata salah satu temen gue yang kebetulan Sella datengin, yang dateng sama dia itu cewek" kata Calla pada Bara, Winda dan Nara yang sedang asik dengan kegiatan mereka sendiri, Bara, Winda dengan laptopnya dan Nira dengan tumpukan berkasnya.

"Sialan si Sata" tangan Nira bergetar "tapi entah kenapa gue curiga sama Ronald"

Bara mengangkat wajahnya dari laptop, "Sama" katanya "dia nggak punya celah deketin kita langsung karena kita full team dijaga bodyguard, tapi kita lupa ancaman bukan cuma dari benturan fisik"

"Jadiin pelajaran dan selalu doain yang terbaik buat Sella. Sore ini giliran siapa yang jaga?" Calla melirik teman-temannya yang malah saling lirik "ada yang kalian sembunyiin lagi dari gue?"

"Lo dikeluarin dari Tim jaga Sella"

"KALIAN BERCANDA?!" Calla murka "AM I A FREAKING PRINCESS OR WHAT?! I'M NOT!!"

"Nggak tau deh, Al. Gue pusing" Bara membaringkan kepalanya di bahu Winda yang meski keberatan membiarkannya saja

"Nggak bisa. Gue mau tetep jaga Sella" Calla kekeh "udah cukup gue nurutin kalian dua minggu dikurung di unit Max" Calla menggebu

"Nggak ada bedanya kan? Si gila itu emang nekat, targetnya jelas bukan cuma gue. Tapi kita semua. We're all in the SAME freaking BOAT"

"Ok, tapi di tim lo ada Aga sama Max"

"Aga ok, Max coret aja" Calla keberatan "Max bukan kelompok kita. Gue berdua aja sama Aga. Lagian kalian juga jaga berdua kenapa gue malah bertiga?"

"Karena Aga nggak bisa stay" Nira menutup berkasnya "please, no comment, La. Take it or leave it. Aga yang minta Max buat jagain lo kalau aja lo batu begini"

"Kalian dengerin Aga?" Calla speechless

"Iya" Winda yang jawab "sesuai perkataan Max, itu orang terbukti berguna. So, saat genting gini kita harus berpikiran dingin dan nerima saran yang lebih rasional. I'm sorry Al, kita bukannya overprotective tapi kita hormatin perintah ketua tim"

Calla lagi-lagi hanya bisa pasrah, karena benar apa kata Winda, saat menghadapi masalah yang diluar kemampuan, meminta bantuan adalah hal yang wajar. Dan saat kau meminta tentu ada timbal baliknya. It's okay. Calla akan menerima semuanya sekali lagi. Tugas jaga bersama dua tiang itu bukanlah masalah besar daripada berdiam diri di unit Max selama hampir setengah bulan. Ini lebih baik daripada dikurung lagi tanpa tau keadaan Marcella.

Because This Is Our First Life [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang