Jungkook menggeliat dalam tidur kala merasakan kecupan di tengkuk belakangnya — enggan untuk membuka mata menikmati sentuhan sang suami. Kini perutnya sudah membesar dan telah menginjak 9 bulan. Tak terasa bahwa waktu terus berjalan sehingga bayi mereka sudah berkembang dengan baik. Tentu saja mereka sebagai orang tua sudah siap menyambut kelahiran sang anak.
"Good morning, baby." Bisik Taehyung dengan suara seraknya. Jungkook selalu merinding setiap Taehyung menyapanya dengan suara yang— sangat sexy itu.
"G—good morning, hyungie." Balas Jungkook memegang tangan Taehyung yang berada di perut besarnya.
"Hyung akan mengambil cuti kerja hari ini." Ucapan itu membuat Jungkook bingung.
"Kenapa, hyungie?"
"Tentu saja untuk menemani istriku yang kapan saja akan kontraksi, baby. Kau ingat bukan kata dokter bahwa dua minggu lagi dirimu akan melahirkan— itu hanyalah perkiraan.. bagaimana jika dalam hitungan hari itu akan terjadi? Hyung tak mau saat kau berjuang demi anak kita, aku tak ada di sampingmu." Jelas Taehyung menatap cinta dan khawatir pada istrinya. Mendengar itu, Jungkook tersipu. Ah.. Jungkook semakin dibuat cinta oleh suaminya itu.
"Tapi—"
"Tidak ada penolakan, baby. Hyung bisa mengerjakan pekerjaan di rumah selama hyung di sisimu." Mencubit gemas hidung bangir Jungkook.
"Uh, okay. Terima kasih sudah mau melakukan nya, hyungie." Senyum Jungkook.
"Anything for you, my love."
••
Seharian ini Taehyung menghabiskan waktu bersama Jungkook, walau sesekali Ia harus berkutat pada laptop mengingat Ia melakukan meeting via zoom yang seharusnya dilakukan pertemuan langsung. Tapi Taehyung tak peduli, yang dia pedulikan sekarang adalah Jungkook nya semata.
Kini Jungkook tengah memakan buah-buahan sembari menonton televisi sedangkan Taehyung masih melakukan meeting dengan earphone yang tersumpal di telinga. Jungkook bisa mendengar beberapa kali helaan nafas dari sang suami, pria manis itu menoleh dan benar saja wajah suami tampan nya tengah terlihat badmood. Jungkook tak ingin mengganggu, jadi Ia hanya bisa menenangkan Taehyung secara tak langsung dengan mengusap punggung tangan sang suami yang menggenggamnya sekarang. Taehyung menoleh sekilas pada Jungkook, sadar bahwa istrinya sedang menenangkan dirinya. Cara itu berhasil, Taehyung kembali tersenyum meski saat tak melihat Jungkook, wajah tegas itu kembali datar menghadap kamera.
Setelah menghabiskan waktu untuk melakukan meeting selama 1 jam lebih, Taehyung menaruh laptop nya di meja, memeluk sang istri manja dengan mendusel hidung mancung nya itu ke leher sensitif Jungkook. Jungkook terkekeh geli, mengusap rambut suaminya itu.
"Ada masalah, hyung?"
Taehyung menggeleng— lalu mengangguk.
"Huum.. ada misscomunication antara divisi keuangan dan divisi perencanaan. Hyung sudah mengatakan bahwa hyung harus melakukan rapat terlebih dahulu sebelum menandatangani surat untuk persetujuan untuk membuka cabang di beberapa kota kecil di Korea jadi bisa ekonomi bisa rata dan keuntungan perusahaan juga meningkat. Tapi mereka malah mengatakan pada divisi construction untuk memulai pembangunan dengan biaya sekian. Padahal hyung belum menyetujui nya. Ahh sial.." Mengingatnya saja Taehyung kembali badmood.
Jungkook mengangguk — walau tidak mengerti tapi Ia paham kekesalan sang suami yang divalidasi itu. Memilih untuk mengusap lembut kepala sang suami serta memijatnya pelan. Tak ada percakapan lagi di antara mereka karena Taehyung yang memejamkan mat menikmati karena usapan dan pijatan Jungkook.
••
Saat menghabiskan waktu bersama dengan orang terkasih, tak terasa waktu terus berjalan dengan cepat. Namun bila tidak bersama dengan seorang terkasih, entah mengapa waktu terasa begitu lambat. Begitulah yang dialami pasusu yang satu ini. Taekook kini tengah melakukan cuddle di atas ranjang dengan Jungkook mendusel manja di dada sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident To Be Love | Taekook [On Going]
FanfictionIni berawal karena keluarga Kim dan keluarga Jeon melakukan perjodohan kepada anak mereka, sehingga 'sesuatu' telah terjadi sebelum waktunya. Taehyung menganggap ini adalah kecelakaan yang tak disengaja, tapi mau tidak mau Ia harus bertanggung jawa...