20. 5 Wish list Mahen

111K 8.5K 2.1K
                                    

Anyeong💗

Sesuai janji, kalo tembus target aku up malam takbiran yuhuuu

Sebelumnya, minal aidin walfaidzin ya. Mohon maaf lahir dan batin🙏🙏

Sebelum baca, alangkah baiknya follow akun anak²ku dulu😋

Sebelum baca, alangkah baiknya follow akun anak²ku dulu😋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****

Safira baru saja pulang dari rumah sakit, setelah selesai melakukan cuci darah. Ketika gadis itu hendak turun dari dalam mobil, tiba-tiba Hafid langsung menggendong tubuhnya ala bridal style.

Safira yang mendapat perlakuan tersebut, lantas membuatnya terkejut. "Papa, Fira masih bisa jalan!!" ujarnya meminta diturunkan.

"Papa gak suka ditolak. Jadi kamu harus nurut oke?" balas Hafid menatap wajah Safira penuh penekanan. Lalu dia pun membawa tubuh Safira ke dalam rumahnya.

"Papa!! Ih, Fira bukan anak kecil!!"

"Kamu tetap anak kecil terus, dimata Papa, Safira."

"Gak mau!! Fira mau turun!!"

Hafid tidak mempedulikan ucapan Safira yang terus memberontak. Dia tetap menggendong tubuh Safira.

Sementara Wina yang sedari berjalan di belakang mereka, hanya bisa tertawa melihat tingkah suami dan putri semata wayangnya itu.

"Udah sampe." Hafid kemudian menurunkan tubuh Safira di atas sofa. Pria itu pun lalu mengambil duduk di hadapannya.

"Fira ngambek sama Papa!!" ujar Safira memasang wajah cemberut. Hal tersebut, berhasil membuat Hafid tertawa karena gemas.

"Maaf Sayang. Jangan marah dong?" ucap Hafid mengulas senyuman lebar.

"Kalian ini... " Wina geleng-geleng kepala menatap mereka berdua bergantian.

Kemudian, Wina pun menatap Safira."Kamu mending istirahat di kamar Ra. Badan kamu kan masih lemes."

Safira menggeleng. "Gak mau, Ma. Fira bosen tiduran terus."

"Ya udah, tapi jangan lama-lama ya? Dingin Sayang."

"Iya Mama Fira yang paling cantik." Safira menyunggingkan senyuman manis, sampai membuat kedua mata gadis itu terlihat menyipit.

Wina hanya membalasnya dengan mengusap rambut Safira. Setelah itu, dia pun bangkit berdiri. "Mas, temenin Fira. Aku mau masak makan malam dulu," ucapnya menatap Hafid.

"Siap!" Hafid langsung mengangguk seraya berhormat yang membuat Safira jadi terkekeh.

"Kayak komandan aja, Pa," ujar Safira.

Hafid pun jadi menatap Safira. Dia lalu berkata, "Kalian itu Ratunya Papa. Makanya Papa harus beri hormat.

Safira yang mendengarnya, langsung tersenyum manis. Gadis itu kemudian memeluk Ayahnya dengan erat. "Makasih ya Pa? Fira sayang banget sama Papa." Rasanya Safira sangat beruntung, bisa mempunyai orangtua yang sayang dan bisa menerima apa adanya.

MAHEN ALGRAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang