9. Rusuh di Keluarga Beton

6 2 0
                                    

Di depan kediaman keluarga Beton , ia berdiri tepat di depan gerbang masuk. Mengambil ancang-ancang, lalu berteriak sekeras-kerasnya.

"Cor Beton  sialan!! Keluarr!!"

Para penjaga yang terkejut langsung berlarian menuju sumber suara. Kediaman yang sangat luas hingga membutuhkan beberap penjaga di gerbang depannya.

"Woi bocah, apa yang kau lakukan!?"

"Pergi! Jangan buat onar!"

Akara tidak menghiraukan peringatan para penjaga, ia malah berlari masuk, menerjang para penjaga dan melewatinya begitu saja.

"Cepat tangkap bocah itu!"

Mereka dipermainkan oleh kelincahan Akara dan akhirnya anak itu sampai di halaman utama. Sebuah lapangan yang cukup luas, tepat di depan sebuah bangunan besar.

"Cor Beton , keluar!" Akara berteriak lagi sambil berlari menghindari kejaran para penjaga.

"Keluar pengecut sialan!" teriaknya lagi, namun tiba-tiba ada seseorang yang melesat dengan sangat cepat. Ditangkapnya kedua tangannya dan dipiting di bagian belakang badan.

"Akhhh!" Akara hanya bisa berteriak kesakitan saat tubuhnya dipiting hingga terangkat.

"Tuan Yon Beton !"

"Maafkan kami telah gagal menangkap pembuat onar itu." Para penjaga langsung menunduk ketika melihat pria yang sedang memiting anak kecil itu.

Yon Beton , seorang pria dengan muka yang terlihat begitu tenang dan berpakaian rapi. Umurnya kisaran 30 tahunan awal dan dia anggota Serikat Pedang kabut.

"Pergilah pergilah." Yon Beton  hanya mengibaskan punggung tangannya untuk mengusir para penjaga. Setelah penjaga pergi, ia melepaskan pitingan pada tubuh Akara.

Buggh!

Akara langsung melakukan tendangan memutar, namun langsung ditangkis dengan begitu mudah. Setelah itu ia terdiam, memandangi pria yang terlihat berwibawa itu.

"Bocah, tau tempat apa ini?"

"Tau! Tempatnya pengecut Cor Beton  itu!" teriak Akara dengan kesal, sambil menunjuk ke arah bangunan di sampingnya. Bangunan utama dimana tuan muda keluarga Beton  berada.

"Hahaha, pengecut? Dia tuan muda keluarga cabang kami, penghinaanmu tidak bisa dimaafkan begitu saja." Yon Beton  menundukkan kepalanya, dan menatap Akara dengan tatapan menyeramkan.

Walau begitu, anak itu tidak gentar, malahan ia pelototi kembali.

"Tuan Yon Beton , maafkan Dam Beton  yang tidak bisa menghentikan kelakuan anak itu." Dam Beton  ternyata berhasil menyusul Akara, ia langsung menundukkan kepalanya begitu melihat pria bernama Yon Beton  itu.

Dengan perlahan ia berbalik badan untuk melihat Dam Beton .

"Ohh, jenius keluarga kami, apa yang terjadi?"

Anak itu berdiri tegap kembali, lalu menjelaskan kejadian di hari sebelumnya kepada pria itu. Setelah mendengarkan penjelasan dari Dam Beton  dengan seksama, ia kemudian berjalan menuju bangunan di samping lapangan.

"Cor Beton  keluarlah!" serunya dengan tegas, lalu pintu depan terbuka dengan tergesa-gesa. Muncul tuan muda keluarga Beton  yang didampingi oleh ayahnya, mereka tergesa-gesa seperti sedang ketakutan.

"Tuan Yon Beton, ada apa?" ujar ayah Cor Beton  dengan tutur kata yang halus dan begitu menghormati Yon Beton , padahal ia sendiri merupakan kepala keluarga Beton di kota Biru.

"Suruh anakmu minta maaf, dia telah merusak citra keluarga Beton!"

"Ta, tapi tuan, anak itu yang memukul Cor Beton terlebih dahulu." Pria paruh baya itu masih berusaha mencari kebenaran untuk anaknya.

Penguasa Dewa Naga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang