03. MALU

8 2 0
                                    

"Ma kak Mingyu kapan pulang?"

Irene yang sedang memasak kedatangan putrinya yang baru bangun padahal ini sudah pukul 9 pagi. Irene memakluminya, lagipula ini hari Minggu.

"Memangnya kenapa? Kamu rindu sama kakak kamu? Biasanya juga berantem mulu," sarkasnya.

" Aku nggak rindu sama kak Mingyu, aku rindu sama Yewon. Gara-gara kak Mingyu keluar negeri, kak Jisoo malah ke rumah mamanya sama Yewon. Kan aku nggak ada yang ditemenin main kalau hari Minggu kayak gini ma,"

Mingyu sudah menikah, karena dirinya harus dinas ke luar negri Jisoo istrinya memilih tinggal sementara di rumah orangtuanya. Yewon putri mereka, dia berumur dua tahun. Minju sendiri menganggap Yewon sebagai temannya di rumah, dirinya akan merasa sangat kesepian jika tidak ada bayi kecil tersebut.

"Ma anterin aku ke rumah orangtuanya kak Jisoo dong," pinta Minju mendekati mamanya.

"Mama sibuk, hari ini mau ngedate sama papa,"

"Jahat banget, terus aku sama siapa dong?"

"Sama Jeongwoo," Suho datang dan duduk di dekat putrinya.

Minju yang mendengar nama Jeongwoo langsung badmood, ia meletakkan kepalanya di meja makan.

Irene melihat reaksi putrinya refleks tersenyum,"Lah calon suaminya di sebut malah langsung lesu," ucapnya sambil meletakkan segelas kopi di hadapan suaminya.

"Bagaimana menurut kamu dengan Jeongwoo selama seminggu ini," tanya Suho.

Minju berfikir sejenak, ia melihat orangtuanya bergantian. Keduanya menantikan jawaban Minju.

"Aku kasi nilai 3/10,"

"Kok gitu? Setahu papa, Jeongwoo itu anaknya baik," goda Suho. Padahal dia tahu putrinya masih dalam proses menerima takdir yang direncanakan keluarganya.

"Baik dari mananya, dia itu super duper ngeselin pa. Lebih dari kak Mingyu. Kalau kak Mingyu bakalan kasihan sama aku, abis itu ngalah. Kalau Jeongwoo nggak pa, dia terus aja bicara kasar dan berdebat. Aku aja sampai capek tahu," jelas Minju dengan wajah kesalnya.

Suho dan Irene hanya tertawa mendengar keluhan dari Minju. Wajar Minju menceritakan semua itu, berkenalan seminggu tidak membuat Minju suka pada Jeongwoo. Malah membuatnya makin membencinya.

Pemuda itu sama sekali tidak romantis atau berniat berbuat baik pada Minju, akan ada moment di mana mereka bertemu tetapi hanya sekilas dan berakhir pertengkaran.

"Terus kenapa di kasi angka 3, berarti ada kelebihannya dong. Apa tuh?" Tanya Irene.

"Aku akui pilihan visual papa, soalnya kata Yunjin Jeongwoo itu masuk di daftar cowok populer di sekolah,"

"Jadi kalau gitu artinya apa?" Kini Suho yang menambahkan pertanyaan Irene. Ia melirik Irene seolah memberikan kode, sedangkan Irene menanggapi dengan mengangguk.

"Eumm-- Jeongwoo ganteng," ucap Minju secepat kilat.

Tanpa meminta diulangi lagi, Suho dan Irene tertawa terbahak-bahak. Mereka memukul satu sama lain saking lucunya jawaban putrinya. Minju yang melihat orangtuanya menertawakan jawabannya malu dan ingin pergi ke kamarnya.

"Akhh-- ngapain kamu di situ?" Teriak Minju sampai terjatuh ke lantai. Jeongwoo tepat berdiri di depannya.

"Om Suho nyuruh gue ke sini," jawabnya.

Kedua orangtua Minju segera melakukan tos, itu rencana mereka. Sedari tadi Minju mengeluh tidak mempunyai teman main di hari Minggu, mendengar hal itu Suho menelpon Joengwoo untuk datang.

Love Is SupriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang