Minju menatap kesal ke arah Jeongwoo yang masih setia rebahan di kamarnya, kekesalannya bertambah saat sang mama meminta Jeongwoo 'calon menantunya' untuk menemani Minju di rumah sementara dirinya keluar entah kemana.
Sudah 30 menit sejak kepergian mamanya, Minju menyuruh Jeongwoo untuk istirahat di kamar kakaknya Mingyu. Tapi Jeongwoo menolak dan berakhir tertidur pulas di ranjang Minju.
"Kok bisa-bisanya mama sama papa jodohin aku dengan orang kayak dia," gumam Minju.
Ia masih berharap bahwa perjodohan ini mimpi buruk, rasanya ia harus segera bangun. Namun tangannya sudah memerah karena cubitannya sendiri, jika Mingyu ada di sana mungkin Minju akan memintanya untuk mencubit dirinya.
Park Jeongwoo, dia hanya bertemu pemuda itu beberapa kali saat menemani Yoenjun latihan basket yang bersebelahan dengan lapangan futsal. Setelah itu tak ada ingatan apapun tentang Jeongwoo.
Minju lelah menunggu Jeongwoo bangun, ia turun untuk mengambil beberapa cemilan dan memilih untuk menonton tv di ruang tamu.
"Apa aku punya dosa besar di kehidupan sebelumnya sampai di kasi calon suami seperti dia," ucap Minju masih bertanya-tanya dalam pikirannya.
Tangannya meraih semangkuk ice krim yang memang sengaja ia stok di dalam kulkas. Kemudian berjalan sambil memakan ice krim tersebut menuju ruang tamu.
"Tapi aku nggak boleh berfikir negatif mulu tentang Jeongwoo, aku juga baru kenal sama dia. Mungkin dia punya sisi baik juga, sebab itu papa milih dia," ucapnya sekali lagi untuk meyakinkan diri sendiri.
Sejak dulu Minju selalu menjadi penurut, ia sangat menyayangi keluarganya dan tidak ingin menyakiti hati mereka. Itulah mengapa, apapun keputusan papanya dia akan berusaha menerimanya tanpa memikirkan cara untuk protes.
****
Sementara Jeongwoo terbangun di dalam kamar Minju. Perlahan Jeongwoo duduk dan menatap sekitar, dia lupa bahwa dirinya masih berada di rumah Minju. Yang lebih anehnya lagi, Jeongwoo sama sekali tidak pernah tidur senyaman itu di rumahnya. Padahal ini baru pertama kalinya ia berkunjung ke rumah Minju.
"Apa tu cewek ninggalin gue di sini?" Pungkasnya, segera Jeongwoo keluar dari kamar.
Tatapannya menangkap Minju yang sedang menonton tv di lantai bawah. Gadis itu menggunakan kaos hitam dan celana pendek, serta rambut yang dicepol.
"Kok nggak bangunin gue?" Ucapnya menjatuhkan diri di dekat Minju.
"Kamu aja yang tuli," singkat Minju fokus pada tontonannya.
"Apa lo bilang? Gue tuli?" Balas Jeongwoo merasa tidak suka dengan perkataan Minju.
Minju mendengus,"Tuh tuli beneran," cibirnya.
"Gue nggak tuli ya, lo jangan sem---"
"Gitu aja mau diributin, kekanak-kanakan banget,"
Minju itu orangnya irit bicara jika bersama laki-laki selain Yeonjun, Mingyu dan papanya. Dia juga bukan tipe orang yang bertengkar dengan hal-hal kecil, karena dirinya memiliki sifat dewasa yang tak tertutupi oleh tingkah lakunya.
Beda dengan Jeongwoo, dia harus menang apapun yang terjadi,"Ngomong aja lo ngeselin, apa sih yang mama lihat dari lo sampai dia mau jodohin gue," ucapnya ingin kembali menyerang Minju.
"Ya kamu sendiri yang salah kenapa nggak nolak, sejak awal aku bilang 'kan aku nggak cocok buat kamu,"
"Gue juga ada alasan kalik kenapa nggak nolak orangtua gue,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Suprise
RomanceYang paling menyakitkan dari mencintai ialah mengharapkan seseorang yang masih berharap pada masa lalunya. "Gue nikahin Minju buat selamatin nyawa orang yang gue cintai," - Park Jeongwoo "Sesekali aku kira kita deket, ternyata salah. Aku masih oran...