07. MASA LALU

6 2 0
                                    

Tok! Tok! Tok!

Jisoo mengetuk tiga kali pintu kamar Minju, gadis itu belum keluar kamar sejak pulang dari restoran semalam. Bahkan tak bicara sedikitpun sebelum memasuki kamarnya, itu membuat semua orang khawatir.

"Dek, nggak sarapan dulu?" Teriak Jisoo di balik pintu.

Minju masih berbaring di kamarnya yang gelap, tidak ada lampu dan hanya sedikit cahaya matahari pagi yang masuk. Gadis itu hanya diam di bawa selimut, matanya memerah, dia habis menangis. Tapi menangisi apa? Bukannya dirinya tak mengalami kejadian sedih apapun.

"Minju, kakak dan mama khawatir loh. Kamu belum makan apa-apa," ujar Jisoo sekali lagi.

"Minju nggak papa kak, capek aja. Kalau lapar nanti Minju turun," balas Minju, tak bergerak untuk membukakan pintu kamarnya untuk sang kakak ipar.

"Janji ya?" Lanjut Jisoo memastikan.

"Iya kak," jawabnya. Setelah itu langkah kaki Jisoo terdengar menjauh. Minju memilih melanjutkan tidur paginya, karena setelah kelulusan dirinya tak punya kegiatan apapun untuk dilakukan.

"Bodoh," gumamnya melihat dirinya dari pantulan cermin yang ada tepat di depan ranjangnya.





****






[Ayolah Jun, lo kok sibuk mulu sih. Nggak rindu apa sama kita]

"Najis banget," kekeh Junkyu menanggapi perkataan Jaehyuk yang menelponnya pagi-pagi.

Anak itu mengajaknya untuk berkumpul di beascamp, Junkyu baru sampai dari Amerika. Pemuda itu menyelesaikan pendidikan SMA nya di sana, awalnya dia juga berada di sekolah yang sama dengan teman-temannya tetapi karena pertukaran pelajar, ia jadi lulus di luar negri.

Hari ini Junkyu kembali, namun sebelum bertemu orangtuanya teman-temannya malah ingin bertemu duluan.

[Lo kan ngelewatin basecamp sebelum ke rumah lo, mampir dikit nggak papa kalik] bujuk Jaehyuk sekali lagi.

"Bacot lo, yaudah tungguin. Gue mampir bentar," ucap Junkyu setuju.

[Jangan lupa oleh-olehnya] lanjut Jaehyuk penuh semangat.

"Ngelunjak anjir," beo Junkyu kesal tetapi ia tersenyum.

Jujur saja, ia memang lebih ingin bertemu dengan teman-temannya daripada orangtuanya. Para anggota treasure sudah seperti saudara bagi Junkyu, jadi menemui mereka adalah yang utama.

Setelah beberapa menit perjalanan, Junkyu tiba di depan pintu beascamp yang dipenuhi motor teman-temannya. Ia menatap satu persatu motor itu, tak banyak yang berubah selama 2 tahun terakhir. Junkyu mengenali semua motor itu.

Saat melangkah masuk ia mendengar keributan, mungkin itu hal yang wajar. Selama di Amerika, Junkyu bersikap introvert 100% dan tidak memiliki teman dekat selama dua tahun itu. Pasalnya, pergaulan di sana sangat berbeda. Budayanya juga, dan Junkyu akui ia tak cocok di sana, sebab itu ia memilih pulang.

"Kan udah gue bilang, nggak ada yang nggak bisa park Jeongwoo lakukan. Gue menang taruhan, buruan satu orang tiga juta.." itu suara Jeongwoo.

Junkyu jadi ingat betapa jahilnya sahabatnya yang satu itu, sampai suaranya saja sudah membuat Junkyu ingin memukulnya. "dasar anak-anak gak ada kerjaan," gumamnya.

"Gue nggak tahu kalau sekarang kalian itu kurang kerjaan," lanjutnya saat berdiri tepat di depan pintu yang bisa memperlihatkan dirinya pada semua orang yang ada di dalam.

Semua orang terkejut kecuali Jaehyuk, tentu pemuda itu yang meminta Junkyu untuk datang. Mereka berhamburan memeluk Junkyu dan memberikan jitakan pada kepalanya.

Love Is SupriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang